bagian 9 : libur akhir pekan

11 5 1
                                    

Hari ini adalah libur akhir pekan. Sebenernya jadwal Adis itu rebahan sambil bermalas-malasan. Tapi, ia teringat bahwa ia ada janji dengan Kang Jian siang ini. Adis pun memilih satu baju dan mencocokkan nya di cermin. Ia mengangguk, ya itu saja. Tidak perlu repot-repot memilih pakaian lain. Lagian cuma nonton bioskop dengan Kang Jian kan?

... dan juga kawan kawan.

Adis menutup laptop yang tadi terbuka karena ia melanjutkan pekerjaan kantornya sedikit demi sedikit walaupun libur. Adis menatap ranjangnya yang dipenuhi sampah plastik jajanan. Sebenernya mager, ya tapi apa boleh buat? Adis tinggal seorang diri. Terpaksa ia memunguti sampah jajanannya, dan membuangnya di tong sampah kemudian mengambil handuk untuk ia sampirkan dan melaju ke dalam kamar mandi dengan gerakan tentara yang memegang senjata.

Saat sudah selesai membersihkan diri, bermake-up sedikit dan tampil seadanya, Adis keluar dari apartemen menuju Osteria Cafe. Katanya, Kang Jian dan Adis akan bertemu disitu lalu pergi bersama menuju mal yang jaraknya sedikit jauh, makannya bertemu di cafe terlebih dahulu.

Adis melambaikan tangannya saat Jeje dan yang lain sudah menanti kedatangannya, yang diajak siapa yang paling heboh siapa.

Adis tertawa kecil sambil mendekati mereka dan duduk di samping Jeje. Ia menoleh, "Udah baikan gigi kamu Je?"

"Alhamdulillah udah teh, sempet bengkak dikit tadi malam. Ini udah gak, hehe."'

"Baguslah, kirain ada masalah apa." Setelah itu mereka semua tertawa mengingat kejadian di kantor kemarin. Ada Alaska dengan hoddie hitamnya, Ahad dengan kaos biru muda, Jeje dengan dress bunga dan rambut yang di kepang dua, Mayang yang memakai kemeja kotak-kotak, Bening memakai kaos garis garis, Jinora memakai kaos dilapisi outer hitam, Kemala memakai kemeja casual seperti biasa, dan Adis memakai outer crop top warna hitam, celana yang tidak terlalu ketat berwarna abu-abu, dan juga topi hitam yang menghiasi kepalanya dengan rambut yang dibiarkan terurai—biasanya diikat bawah.

Dan yang paling membuat Adis very very shock adalah Pak Ramos yang datang bersama istri dan anaknya.

"Loh i-ini? Istri sama anaknya Pak Ramos ikut juga Pak?"

"Lah iya jadi mau kuletakkan dimana? Gak mungkin hamil tua gini ditinggal?"

"Ya justru hamil tua itu gak boleh berpergian jauh Pak, kalau jebol di bioskop apa gak bara bere urusannya," jawab Jinora seadanya.

"Saya kok yang maksa mau ikut, ini juga keinginan dedek bayinya," jawab perempuan bernama Sekar itu. Perutnya sudah membesar, katanya sudah delapan bulanan. Tapi ngotot pengen keluar, padahal bisa menonton film lain di televisi saja. Atau kartun anak, Nusa dan Rara mungkin?

"Hai, nama kamu siapa?" tanya Jeje pada anak kecil yang duduk di samping Sekar.

"Tata ante ..." balas anak kecil yang mungkin umurnya masih dua atau tiga tahunan.

"Tata?" beo Jeje.

"Zetta namanya, dia gak bisa ngomong namanya sendiri," koreksi Sekar.

"Oh Zetta ... Zetta mau nonton film apa nanti?"

Sementara Jeje sedang bermain dengan Zetta, Kemala menyeletuk, "Ini memang konsepnya santai gini ya?"

Ia melihat outfit rekan kerjanya. Jinora menjawab, "Kan konsepnya di luar kantor kan? Jadi bebas dong mau pakai pakaian apa? Lagian Ibu ngapain pake kemeja kaya biasanya? Sekali-kali pakai outfit anak muda dong! Kaya kita-kita iya gak?"

Yang lain mengangguki ucapan Jinora. Kemala menyolot, "Saya kan juga masih muda!"

Jinora menahan tawa, umur Kemala itu sudah sangat sangat matang untuk menikah dan punya anak, namun ia belum ada tanda-tanda memperkenalkan calon suaminya pada rekan kerjanya, katanya tunggu tanggal, kaya diundang aja.

Bengkel Perut 88 Where stories live. Discover now