bagian 49 : ide itu murah

7 3 0
                                    

Biasanya, hari Senin adalah hari yang menyebalkan bagi Adis. Tapi untuk kali ini, hari Senin cukup menyenangkan. Sejak kejadian beberapa hari lalu dari rumah Alaska, Adis dan Alaska resmi berpacaran. Ya meskipun baru tiga hari, tapi mereka berdua bahkan tidak merasa bersalah pada Miguel dan istrinya karena diam-diam melawan restu mereka. Adis juga sudah berhenti dari pekerjaan paruh waktu nya, ia mendapatkan setengah gaji. Katanya semua badannya pegal saat kerja di sana, jadi dia memutuskan untuk tetap bekerja di Mapala. Selain itu, yang membuat hari ini spesial adalah ini adalah tiga puluh hari perjanjian Adis dan Alaska.

Tabung pelanggaran sudah penuh dengan uang sepuluh ribu karena Alaska dan Adis melanggar banyak perjanjian terutama perjanjian nomor 1 (dilarang jatuh cinta). Karena kenyataannya, mereka sudah jatuh bersama. Alaska dan Adis pun membakar perjanjian itu sebelum akhirnya mereka berangkat bersama ke kantor diantar oleh Sekretaris Leo.

Alaska dan Adis sama-sama mendengarkan musik lewat handset. Sekretaris Leo yang melihat adegan itu dari depan mencibir, ia memukul dadanya yang sesak.

"Dasar tuan muda, kalau sudah bucin, dunia seakan milik berdua, saya ngontrak di sini."

"Kapan saya bisa seperti itu, huh ..."

Sesampainya di kantor, Adis dan Alaska berjalan berdampingan, bahkan sampai di lift pun mereka terus berduaan. Kang Jian yang berada di tengah-tengah mereka mengerutkan dahi, "Kalian pegangan tangan?"

Adis dan Alaska hanya tersenyum melihat raut wajah Kang Jian. Mereka berdua keluar dari lift meninggalkan Kang Jian yang masih mengerutkan dahinya.

Saat masuk ke dalam, barulah Alaska melepaskan gandengan tangannya. Jinora yang baru saja keluar dari ruangan kopi menyemburkan kopinya ke samping. Tepat di depan wajah Kang Jian yang berlari ke arah Jinora hendak mengadu pasal Adis dan Alaska.

Kang Jian mengelap wajahnya. Jinora melotot, "Aduh, maaf Kang Jian. Saya kira gak ada orang."

"Sebesar ini gak keliatan," ucap Kang Jian mencibir.

"I-itu saya liat Adis dan Alaska pegangan tangan. Itu beneran? Hey, kalian berdua. Kalian pacaran?"

Adis dan Alaska yang hendak duduk menoleh. Mereka mengangguk dan tersenyum. Mayang melongo, "Amboi amboi, tadi Bu Kemala sama Ahad. Ini Adis sama Alaska. Nanti apa lagi?"

Adis mengerutkan dahinya, "Bu Kemala sama Ahad?"

Mereka menoleh ke arah Kemala dan Ahad yang saling menggenggam tangannya dan tersenyum lebar.

Adis menutup mulutnya, "Se-sejak kapan kalian?"

"Bulan depan kami akan menikah," ucap Ahad Kabauw.

"Wah, jinjaa ... daebak daebak. Keren kamu Minggu, bisa meluluhkan hati wanita kulkas tujuh pintu."

"Kalian juga, kenapa bisa pacaran?" tanya Jeje.

Alaska dan Adis beradu pandang. Mereka tersenyum miring, "Ada deh."

Siang hari, mereka lanjut bekerja. Adis menyelesaikan final proposalnya. Ia mengubah nama file nya menjadi proposal final. Jeje mengubah file proposal yang baru saja di revisi menjadi proposal really really final. Mayang berdecak melihat file nya ; proposal really final terakhir 1, proposal really final terakhir 2, proposal terakhir males ngetik 3, proposal terakhir kalau gak mati 4, proposal terakhir maksa selesai 5. Dan Jinora menamai proposalnya menjadi ; proposal final 12 kali.

"Denger denger, perusahaan Mapala mau mengeluarkan karyawan ya?" tanya Jeje.

Adis mengerutkan dahinya, ia mendekat ke arah Jeje, "Kenapa?"

Bengkel Perut 88 Where stories live. Discover now