bagian 51 : haruskah saling melepaskan?

5 3 0
                                    

Alaska tercekat. Jawaban Miguel membuat urat-urat di lehernya menegang. Apa yang baru saja laki-laki itu katakan? Apa Alaska tidak salah dengar?

"Maksud Daddy ... Daddy sengaja melakukannya?"

Miguel mengangguk, "Ya. Daddy memang mencuri ide Hilda Adistia. Daddy dapat info dan salinan tentang semua proposal dan tahap perkembangan aplikasi kalian dari salah satu rekan kerja kamu."

"Siapa?"

Miguel tertawa, "Kamu tidak perlu tau. Yang jelas, Daddy tidak suka kalau kamu bisa sukses di perusahaan saingan itu. Kamu harus bikin perusahaan kita yang maju bukan Mapala. Kamu ini gila atau gimana?"

"Daddy yang gila. Al kira Adis yang serakah, tapi ternyata Miguel Arcolando yang sebenernya serakah. Daddy tau apa yang terjadi setelah ini? Karyawan Mapala saling tuduh menuduh, kantor berantakan karena kedatangan tim IT, Direktur marah besar, meeting hancur lebur, suasana kantor gak seperti dulu lagi, mereka menjauhi anakmu, mereka anggap Al ini pengkhianat, mereka anggap Al yang udah sebarin data perusahaan ke One Star Group. Adis, Jinora, Ahad, mereka dipecat karena perusahaan Mapala yang sebelumnya sudah kekurangan dana, ditambah lagi muncul kasus semenyebalkan ini. Dan yang parahnya, Adis gak mau bicara sama Alaska. Adis marah besar. Haruskah Daddy sejahat itu?"

"Lalu haruskah Daddy biarkan kamu kerja di perusahaan rivalnya Daddy? Kamu tidak tau nyawa kamu bisa saja terancam di sana saat Direktur mengetahui identitas mu? Tidakkah kamu pikir bahwa orang-orang yang mempunyai kekuasaan itu bisa melakukan apa saja demi ambisi nya? Tidakkah kamu sedewasa itu untuk memikirkannya?"

"Lalu apa? Haruskah Alaska duduk diam di rumah? Menerima jabatan yang bukan dari kerja keras Alaska? Bisa saja Al terima. Tapi feel nya beda saat Al kerja hasil usaha Al sendiri. Tidakkah Daddy dengarkan omongan adik Daddy soal Al yang gak bisa apa-apa tanpa uang Daddy nya? Soal semua usaha Al yang dilabeli nama besar orang tuanya? Haruskah Al tutup telinga atas itu semua? Mendengarkan ocehan demi ocehan buruk tentang anakmu yang dibayang-bayangi sebagai anak Miguel Arcolando tanpa melakukan apa-apa untuk membungkam mulut mereka? Haruskah anakmu ini terlihat senaif itu?"

Miguel terdiam.

"Daddy sibuk dengan kerjaan Daddy tanpa pernah tau omongan jahat orang-orang diluaran sana, Daddy terlalu sibuk tanpa pernah tau Al pernah masuk rumah sakit karena belajar tanpa henti, Daddy terlalu sibuk tanpa bertanya Al maunya apa, Al suka bisnis dibidang apa, Al mau bangun bisnis sendiri atau tidak. Bahkan Al heran baru kali ini Daddy bersikap keras bahwa Al harus jadi pemimpin perusahaan sekaligus suami dari Tsabita yang notabenenya anak dari rekan bisnis Daddy sendiri. Tidakkah Daddy pikir Alaska punya perasaan untuk jatuh cinta pada wanita lain? Tidakkah Daddy pikir Adis itu segalanya bagi Alaska? Tidakkah Daddy pikir justru Adis lah yang sudah membulatkan tekad Alaska untuk terus hidup dan berani mengambil arah memutar hingga bertahan sampai saat ini?"

Alaska membasahi bibirnya sebelum melanjutkan. "Al capek denger orang yang bisanya cuma berkomentar tanpa tau bagaimana usaha seseorang meraih posisinya. Lalu haruskah Al terima saja pernikahan yang tidak didasari dengan cinta? Mengorbankan perasaan Alaska dengan perempuan lain yang juga mencintai Alaska? Tidakkah itu sebuah kejahatan, Daddy?"

"Lalu haruskah Daddy lepaskan kamu begitu saja pada perempuan yang kastanya di bawah kita?"

"Dan sejak kapan Daddy memandang privilese? Sejak kapan Daddy mematokkan kekayaan pada calon menantu? Bukannya Daddy bilangnya terima asal Alaska menginginkannya? Dan sekarang Alaska menginginkan Adis, Dad."

"Apakah Adis juga menginginkan kamu?"

Alaska tercekat. Tiba-tiba lidahnya kelu untuk bicara.

"Kalau memang iya, silahkan. Daddy tidak akan memberikan akses lagi pada kamu. Daddy akan turuti semua mau kamu. Kamu mau bisnis tanpa modal dari Daddy? Silahkan. Gunakan uang hasil kerja kamu di Mapala untuk modal bisnis, bangun berdua dengan Adis jika kamu benar-benar yakin dengan perempuan itu. Tunjukkan kalau kalian benar-benar bisa sukses tanpa nama Miguel Arcolando. Kembali lagi ke rumah ini jika kamu sudah ada di atas atau justru semakin terpuruk ke bawah. Rumah ini akan terbuka lebar untuk mu dan Adis. Dan jangan lupakan Daddy mu ini kalau ingin meminta restu, jangan menghamili anak orang dulu."

Bengkel Perut 88 Where stories live. Discover now