bagian 12 : hidup dan mati

8 4 0
                                    

"AAAAA!!!"

"Ke-kecoa!" Alaska naik ke atas sofa sambil mengusir kecoa dengan sapu di apartemen mewahnya. Ia menelpon sekertaris pribadinya. Saat telepon tersebut tersambung, Alaska langsung berteriak.

"Se-seketaris Leo! Tolongin! Di apartemen saya ada kecoa! Cepat kesini!"

"Maaf Tuan muda, untuk saat ini saya tidak diperbolehkan mengunjungi apartemen anda. Tuan besar marah besar ke saya dan mengancam akan memecat saya jika melanggar."

"LAH?! Kamu itu sekretaris saya bukan Daddy saya. Udah cepat kesini gak usah dengerin orang tua itu."

"Wah, durhaka sekali anda Tuan muda ..."

"Heh! Leo. Cepat! Saya pecat beneran kamu!"

"Maaf Tuan, kali ini saja, tolong jangan masukkan saya ke dalam jurang, saya sudah dimarahin habis-habisan sama tuan besar. Katanya, kalau tuan muda ingin hidup mandiri, tuan muda harus bisa lepas dari saya. Tuan muda tidak boleh lagi bergantung dengan saya. Hikss, sebenernya saya sedih sekali tuan muda, mana saya bentar lagi mau nikah, duit dari man—"

Alaska langsung menutup teleponnya.

"Di minta bantuan malah curhat." Kemudian ia berteriak lagi saat kecoa tadi terbang ke depannya. Ia langsung mundur hingga Sofanya terjatuh. Alaska mengulurkan tangannya mengambil ponsel yang sempat terjatuh. Ia menelepon seseorang lagi.

Bu Hilda Adistia.

"Halo, Alaska? Ada apa?"

"Ekhem, bisa saya minta tolong?"

"Tolong apa ya?"

Alaska mati-matian menurunkan gengsinya, ia pasrah dan berkata, "Tolong ke apartemen saya, ada hal penting yang perlu saya beri tahu."

"Hal penting apa? Maaf, tapi saya—"

"Please, ini tentang hidup dan mati saya."

"Saya gak perduli. Emang kamu siapa saya? Maaf ya Pak Alaska, saya sibuk sekarang, saya—"

"Saya kurangi hutang kamu 50%."

"Oke kirim lokasinya."

Baru saja pulang dari nonton bioskop dan makan bersama di sore hari, malamnya Adis terpaksa menemui Alaska lagi karena tiba-tiba cowo tersebut meminta bantuan dengan iming-iming memotong setengah dari hutangnya. Tentu saja Adis tidak akan menolaknya. Setengah, hm, hutang Adis sekarang sekitar 600 juta lebih, anggap saja 600 juta. Jika 50%, itu berarti hutang Adis dengan Alaska sekarang tinggal 300 juta lebih. Sekarang, Adis punya uang 5 ribu, hm, lumayan tinggal 299,999,995. hmmmm kalau kata Mayang, "Ini semua hanya tentang mindset."

Di apartemen Alaska, Adis yang baru datang langsung di tarik oleh Alaska untuk berdiri di depannya. Adis mengerutkan dahi, ia berbalik ke belakang menatap Alaska dengan jarak yang sangat dekat.

"Ada apa? Ada penjahat? Mana mana?!" Adis menarik lengan sweaternya memasang kuda-kuda. Omong-omong, Adis ini dulunya mantan atlet taekwondo. Jadi kalian tenang saja, Adis bukan tipikal cewe lemah kok. Dia bisa berdiri sendiri, hidup tanpa orang tua bertahun-tahun. Tak perlu mewek hanya karena penjahat kecil.

Alaska menunjuk kecoa yang masih bertengger di atas sofa berwarna cream milik Alaska.

Adis menoleh, "Mana? Gak ada?"

"Itu kecoa, Bu Adis."

"Udah saya bilang saya bukan Ibu kamu!"

"Iya maksud saya itu, di sana dekat sofa. Ada kecoa. Bisa tolong kamu usir?"

Bengkel Perut 88 Where stories live. Discover now