bagian 17 : kecewa level maks

8 4 0
                                    

Hari ini adalah hari H dimana Kang Jian akan menyatakan perasaan nya pada Jeje. Pagi pagi, Jeje yang baru datang dibuat heran saat meja komputer nya sudah bersih dan ada satu toples permen kaki kesukaannya di sana dihiasi satu sticky note berwarna biru dengan tulisan "Hai, Je. Ini permen kesukaan kamu, semoga kamu semangat ya kerjanya. Aku suka kamu." -from K

Jeje mengulum senyum dan langsung membuka tutup botol tersebut, Kang Jian yang melihat itu langsung kegirangan dan bertos ria bersama Adis. Perempuan itu berbisik, "Apa saya bilang, Jeje suka kan sama kamu."

"Iya, liat tuh, di makan permennya."

"Jadi, mau jam berapa nembaknya?"

"Tunggu satu jam lagi, habis jam makan siang biar bertenaga."

"Oke oke, kalau butuh sesuatu tinggal kasih tau aja."

"Aman, thanks ya Dis!"

Adis menyatukan jari jempol dan kelingkingnya hingga berbentuk bulatan. Ia yang tadinya hendak kembali ke komputer nya dan melihat-lihat detail perkembangan aplikasi terbarunya dikejutkan akan kehadiran Alaska yang tiba-tiba sudah membungkuk di sampingnya sambil menatap ke arah komputer—tak menyisakan jarak di antara mereka saat Adis sedikit mendongak ke arahnya.

"A-alaska, ka-kamu ngapain?"

Alaska yang baru sadar pun berdiri sempurna dan meletakkan lembar kertas di atas meja kerja Adis.

"Cuma mau naruh ini, minta untuk Bu Adis cek kelengkapannya. Oh iya, Bu Adis ..." Ia mendekat dan berbisik di telinga Adis.

"Gak bilang apa-apa ke Kang Jian kan?"

Adis menelan ludah dan mendorong tubuh Alaska agar menjauhinya, "Bi-bilang apa?"

"Itu, soal saya. Kamu tau kan kalau kamu ngebocorin itu hutang kamu bakal nambah?"

"Iya iya saya tau. Lagian saya bisik bisik sama Kajian itu bukan ngomongin kamu, ge-er banget."

"Oh iyakah?"

"Oke deh." Alaska pergi berbalik menuju mejanya. Adis memukul pipinya yang tiba-tiba memerah seperti kepiting rebus. Ia bergumam, "AC nya mati apa gimana ya? Kok panas?"

***

Istirahat makan siang dijadikan Kang Jian untuk menyulap kantor tim pengembang menjadi suasana yang romantis. Ada bunga yang menyebar di lantai, dan juga balon balon berbentuk hati di sudut ruangan. Pak Ramos dan yang lain ikut membantu merakit bunga agar indah.

Pak Ramos berkata, "Masih gak nyangka aku kau bisa cinlok sama si Jeje, Jian."

Kang Jian menyengir, "Hehe, namanya perasaan Pak. Gak bisa di atur, tiba-tiba muncul aja kaya jerawat."

"Sebenernya kalau atasan kita tau, kita bisa kena amuk. Tapi mumpung ini lagi jam makan siang, dan kita-kita dari tim pengembang gak pernah kaku dan selalu luwes, jadi aku izinin kau nembak Jeje di kantor. Tapi jangan lupa janji kau traktir makan kalok di terima."

"Siap, Pak!"

"Saya mau pizza, Kang Jian," ucap Ahad.

"Aman aman."

Alaska menggeleng kepala heran. Ia ditugaskan meniup balon berbentuk hati sekarang, wah apa-apaan ini? Pewaris utama One Star Group dipekerjakan semena-mena meniup balon karena senior nya ingin suasana kantor jadi romantis? Kenapa tidak menyatakan perasaan di ruang rapat saja sekalian?!

Bengkel Perut 88 जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें