bagian 26 : no hepeng no laif

10 4 1
                                    

Hari ini Adis benar-benar dibuat muter otak oleh Alaska. Alasannya karena Alaska tiba-tiba sok baik membuatkannya kopi yang ternyata tidak ada racunnya karena bisa dipastikan Adis akan mati keracunan satu jam setelah meminum itu, tapi sampai pulang kerja seperti sekarang Adis masih sanggup berjalan. Tidak tau nanti malam, liat aja.

Amit-amit ...

Tak habis di situ, Alaska membelikan nya pembalut dan celana baru, dan anehnya sekarang bahkan Alaska tidak ada membahas soal pembalut atau hal segala macamnya, ia sepertinya telah lupa dengan kejadian siang tadi tapi tidakkk untuk Adis. Big no! Adis tau tamu bulanan itu datang dengan tiba-tiba, tapi itu malu banget cuy, apalagi orangnya tipe tipe polos tapi mesum kaya tuan muda Alaska.

Polos tapi mesum itu gimana ya konsepnya? Ya gitu lah pokoknya. Lah, kok Adis jadi bahas Alaska ishhh??

Adis menunggu bus di halte bersama Alaska yang berdiri di depannya. Mereka benar-benar menjaga jarak. Adis mati-matian mencari cara bagaimana caranya berterima kasih dengan Alaska. Apakah Alaska akan terima jika Adis hanya memberinya ucapan 'Terima kasih' saja? Apa Alaska itu tipe orang yang diberi barang semahal Di*r dulu sebagai ucapan terima kasih?

Adis bangkit dan berdehem sejenak, "Emm ... Alaska."

"Ya?"

"I-itu soal masalah tadi siang ..."

"Kenapa? Hm?"

Shit! Kenapa tiba-tiba Alaska ini kelihatan lebih ganteng tujuh kali lipat dari biasanya ya? Dia bersender di halte sambil menunggu ucapan Adis selanjutnya. Entah kenapa Adis tiba-tiba merasakan sakit di bagian perutnya. Perempuan itu menahannya agar Alaska tidak tau dan berujung sok perhatian, cih, nanti dia suka lagi. Emangnya Adis ini tipe cewe yang lembek apa?

"Kenapa Adisss?" tanyanya dengan suara rendah sambil menempelkan telapak tangannya di dahi Adis untuk mengecek suhu.

"Badan kamu dingin banget. Perut kamu sakit ya?"

Oh, shit, damnnnnn ohhhh ALASKAAAA WHYYYY UR SO FUCKING AKHHH Adis benar-benar gila sekarang!

"E-enggak."

"Terus kenapa pegang perutnya?"

Tangan Adis ini benar-benar gak bisa di ajak kompromi, udah dibilang jangan sampai Alaska tau soal perutnya yang sakit, nanti dia sok perhatian lagi, kan ...

"Oh, gak papa. Lagi pengen aja. Saya mau bilang soal tadi siang, maaf ya ngerepotin, dan makasih ... ya, saya cuma mau bilang itu aja," kata Adis sambil menelan ludah. Setelah itu ia duduk kembali.

Alaska tertawa kecil dan mengangguk, "Iya sama-sama."

"Kamu ... Gak bakal kasih tau ke orang-orang kan? Kamu masih ingat kan peraturan selanjutnya?"

Peraturan nomor 4, dilarang menyebarkan aib satu sama lain!

"Iya iya, gak akan saya bilang ke orang-orang. Buat apa juga?"

"Oke." Adis tidak tau kenapa tiba-tiba atmosfer disana dingin persis seperti kutub alaska. Suasana berubah menjadi canggung saat Alaska memberi perhatiannya. Lagian, Adis ini apa sih? Kenapa baru di gitukan saja sudah luluh? Hey, kamu harus ingat. Kamu dan Alaska itu hanya sekedar 'pihak pertama' dan 'pihak kedua' dalam janji hutang piutang, tidak lebih.

Adis tidak boleh gampang luluh! Ia harus membangun tembok yang lebih tebal agar tidak ada seseorang yang menjebolkannya. Ya kemungkinan sampai Adis berumur 25 tahunan lah. Sekarang ini, Adis fokus kerja kerja kerja, cari duit. Karena prinsipnya, no hepeng, no laif.

Selanjutnya yang bikin Adis terheran-heran dengan tingkahnya Alaska adalah ... Kenapa laki-laki itu ingin memberikannya tempat duduk di bus saat semua tempat duduk di bus sudah penuh?

Bengkel Perut 88 Where stories live. Discover now