bagian 44 : mungkinkah jatuh cinta?

6 3 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Hari yang paling dibenci oleh Adis. Entah kenapa hari Senin terasa lebih panas dan berat dari biasanya. Juga karena otak dan jemarinya di paksa untuk bekerja lagi di hari super sibuk itu. Setelah berpamitan dengan Bibi dan adik-adiknya di Jogja, Adis harus menghadapi ramainya hiruk pikuk ibu kota Indonesia.

Selain Adis benci hari Senin, Adis juga benci Alaska. Kenapa? Jawabannya karena tiba-tiba dipikiran Adis hanya Alaska Alaska dan Alaska. Komputer Adis berubah dan menampilkan Alaska yang sedang meraup wajahnya dengan air mineral di pasar malam dua hari yang lalu. Kenapa bisa? Adis kira komputer nya diretas saat itu. Adis langsung menekan keyboard nya beberapa kali hingga menekan tombol exit, namun wajah Alaska yang gagah paripurna saat minum air mineral dengan jakunnya yang naik turun itu terus menghantui Adis. Perempuan itu mengusap matanya berkali-kali. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kang Jian yang duduk di sampingnya mengerutkan dahi.

"Adis, kenapa? Kamu barusan liat hantu?"

Adis menggeleng, ia menunjuk komputer nya dengan keadaan wajah yang masih tertutupi satu tangannya. Kang Jian menoleh ke arah komputernya, "Kenapa?" tanya Kang Jian lagi.

"I-itu ..." Adis membuka matanya perlahan. Tidak ada apa-apa. Hanya ada beragam data perusahaan mengenai beberapa aplikasi yang sudah rilis tahun ini. Adis membuang napas panjang. Ia mengusap wajahnya dan lanjut mengerjakan aplikasinya. Ia melirik ke arah Alaska di ujung sana. Saat ia memandangnya, Alaska juga ikut menatapnya sambil mengerutkan dahi hingga alis tebalnya menyatu.

Adis membuang wajah. Ia mengatur napas dan ritme jantungnya. Astaga, ini sudah gak benar! Sadar Adis sadar!

Adis memukul pipinya berkali-kali. Kang Jian bertanya, "Kenapa sih, Dis? Dari tadi kaya orang sawanan gitu?"

"Gak papa, Kajian, gak papa."

Istirahat makan siang, Adis bergabung bersama ciwi ciwi dari tim 4 pengembang Mapala yang sedang santai meminum jus pesanan mereka di ruang bersantai yang sering di pakai untuk membuat kopi. 

Adis membuka suara, "Guys, Kalian pernah jatuh cinta gak sih?"

Kemala menggeleng. Bening pun sama. Jeje, Mayang, dan juga Jinora mengangguk.

Jinora membuka suara, "Mantan gue ada 123 kayaknya. Tapi gak nyampe satu bulan udah putus. Gak ada yang awet kaya sendal swalow, jadi kalau ditanya gue jatuh cinta atau gak sama mantan-mantan gue itu, jawabannya mungkin enggak."

"Terus gimana bisa pacaran sama dia?" tanya Bening.

"Nah itu, gue juga gak tau, Ning. Mungkin karena gue bosen dan butuh support system kali ya?"

"Bahaya tuh, mana boleh begitu," kata Jeje.

Mayang bertanya, "Tapi btw, emangnya kamu lagi jatuh cinta ya, Dis?"

Adis tertawa, "Cinta? Apa itu? Apakah sejenis projects yang menghasilkan uang? Atau jenis makanan yang bisa mengenyangkan?"

Jinora mencibir, "Halahhh bilang aja kali."

Jeje membuka ponselnya, ia mengetikkan sesuatu di sana. Kemudian, ia meletakkan ponselnya di tengah agar semuanya bisa melihat.

"Dilansir dari laman web, ada tujuh tanda kita lagi naksir sama orang." Jeje membuka artikel di bagian pertama.

Ini dia 7 tanda kamu lagi jatuh cinta, nomor 6 relate banget, loh.

1. Dia menghantui pikiranmu.

Jeje menjelaskan bahwa ketika kita sedang jatuh cinta, maka sosok itu akan menghantui pikiran kita. Suaranya, wajahnya, ucapannya, tindakannya, semua akan terbayang-bayang selalu di benak kita. Semakin kamu mencoba untuk melupakan, bayangan itu justru semakin jelas bersama mu.

Bengkel Perut 88 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang