52. Malaikat di Hidup Ansara

11.7K 412 34
                                    

Ansara terdiam memandangi benda mungil di tangannya.

Jemarinya bergetar hingga sulit dikendalikan. Netranya pun terbuka lebar, seakan tak percaya akan fakta yang tersaji di hadapan.

Bagaimana bisa tuhan menggoreskan takdir yang sebegitu rumit untuknya?

Disaat batinnya tengah sibuk membenahi diri, serta hatinya yang tengah kalut lantaran harus menghadapi bahwa pernikahannya akan mengalami kehancuran yang fatal.

Tuhan malah mengirimkan malaikat kecil untuknya, yang kini bertumbuh di tubuh Ansara, tanpa sadar sudah menemaninya selama beberapa waktu.

Hasil tespeknya positif, aku hamil.

Ansara sendiri tak menyangka akan mendapati kehamilannya kini. Gadis itu nekat melakukan tespek dikarenakan gejala pusing dan mual yang membawa tubuhnya lemas belakangan ini. Saking lemasnya, Ansara sampai sulit makan, sebab gadis itu hanya mau makan makanan yang ia inginkan saat itu saja. Dan ujungnya, Ansara terjatuh di tengah jam kerjanya akibat pusing.

Galaksi awalnya meminta Ansara mengecek kondisinya ke dokter, namun puan itu langsung menolak. Lantas, sang lelaki membeberkan beberapa kemungkinan dari gejala yang Ansara alami beberapa lama belakangan ini, dan salah satunya adalah kehamilan.

Dan disinilah Ansara sekarang, berdiri kaku di dalam bilik kamar mandi kafe, memegangi hasil tespek pertama yang ia coba. Jemarinya gemetar bukan main, otaknya pun buntu seketika. Ansara ketakutan bahkan untuk melihat dua hasil tespeknya yang lain, yang niatnya sengaja ia jadikan konfirmasi hasil.

Dengan jemari gemetar, Ansara meraih dua tespek lainnya. Lututnya sontak lemas hingga akhirnya ia terjatuh, menyebabkan bunyi gedumprangan yang terdengar dari luar. Galaksi yang sejak tadi menunggu diluar, buru-buru membuka pintu kamar mandi, dan terkejut saat menemukan Ansara tengah terduduk di lantai kamar mandi sambil memegangi hasil tespek.

"An, kamu kenapa?". Sambar Galaksi panik, lantas berjongkok disamping sang gadis.

Tubuh Ansara makin bergetar hebat, airmata pun turun tanpa ia sadari. "Hasilnya positif, Mas..".

Galaksi ikut tercenung selama beberapa saat, merasakan riuh bersambut di kepalanya lantaran dugaannya benar, Ansara tengah hamil. Dan hal itu makin menyusutkan hatinya, sebab sadar bahwa akan ada kemungkinan sang gadis membatalkan perceraiannya dengan Bumi. "Kita ke dokter ya?".

"Anak ini.. Kenapa tuhan kasih An anak disaat seperti ini?". Isak Ansara tersengal.

Galaksi merasakan hatinya ikut hancur, lelaki itu meremas bahu Ansara dalam upaya menguatkan. "Tuhan yang tahu alasannya, An. Yang terpenting, kamu mau mempertahankan anak ini, kan?".

Ansara menangis sejadi-jadinya disana, terseguk tak karuan. Melihatnya, Galaksi memberanikan diri, lelaki itu merengkuh Ansara yang sedang rapuh-rapuhnya itu, memeluknya erat dan mengelus punggungnya. Lelaki itu menanti jawaban, sebab takut kalau Ansara akan berkata sebaliknya.

Hingga akhirnya, segukan itu perlahan mereda. "An janji akan rawat anak ini, aku akan besarin dia dengan tanganku sendiri".

Galaksi membelalakkan mata, melepas pelukan seketika. "Maksudnya.. Kamu mau tetap cerai? Kamu gak mau kasih tahu suamimu, An? Ini kan anaknya juga?".

Ansara menggeleng. "Mas Bumi gak pernah menginginkan anak, Mas, apalagi dari An. Aku gak mau anak ini harus mengalami penolakan kayak yang aku alami, apalagi sejak dia didalam kandungan. Biar aja proses perceraian tetap berjalan, dengan tanpa Mas Bumi tahu soal kehamilan ini. Biar An yang tanggung. An mau anak ini bahagia. Aku gak mau dia rasain penderitaan yang aku alami selama ini hanya karena salah satu orangtuanya gak menginginkan dia".

ANSARAWhere stories live. Discover now