Part 08

3.1K 102 0
                                    

"Maa syaa Allah gak salah Azhar mencari calon istri," batin Dena sembari tersenyum ke arah Lily.

"Kami sebagai orang tua Lily minta maaf karena memang itu cita-cita Lily ketika menikah. Membuat kami tidak bisa apa-apa," tak enak papanya Lily-- Haris.

"Tidak perlu meminta maaf, malahan saya kagum dengan Lily walau dari keluarga terpandang tapi dia mempunyai sifat yang sangat sederhana," balas Hendra.

"Untuk acara pernikahan besok biar kami yang urus," tutur Dena dan Lily mengangguk.

"Kalau begitu kami pamit dan terimakasih telah menerima lamaran anak kami," pamit Dena.

"Sama-sama," ujar Lina mengantarkan mereka sampai ke depan.

>><<

"SAHH!"

Suara sah yang begitu bergema di telinga Lily membuatnya tidak bisa menahan air matanya lagi untuk turun.

Setelah membaca do'a, Lily menyalimi punggung tangan Azhar dengan takdzim. Begitu juga Azhar mencium kening Lily dan memegang ubun-ubun Lily sembari berdo'a.

Acara pun tak terasa  sudah selesai lagi. Sekarang saatnya Lily berpamitan ke kedua orang tuanya dan juga abangnya yang datang bersama istrinya.

"Jangan bandel, nurut apa kata suami!" ucap Laskar--abangnya Lily.

"Siap, bang! Kemana mbak Ayu?" tanya Lily tak melihat kakak iparnya.

"Mbak Ayu nidurin Qila," Lily pun hanya 'Oh' ria.

Azhar menghampiri. "Ly, yuk!" Lily pun yang mengerti langsung mengangguk.

"Jagain adek gue!" ujar Laskar dan di balas anggukan oleh Azhar.

Setelah berpamitan mereka berdua pergi ke kediaman orang tua Azhar.

Skipp!

Mereka berdua sudah sampai di kediaman orang tua Azhar.

Azhar dengan gesit langsung membukakan pintu untuk sang istri yang dia nikahi beberapa jam lalu.

"Makasih, om!" ucap Lily sembari tersenyum hangat ke arah Azhar.

"Hem," balas dehem Azhar.

Baru saja masuk sudah di sambut hangat oleh orang tua Azhar. Lily dan Azhar pun menyalaminya .

"Kalian berdua istirahat dulu, nanti kalau sudah waktu makan malam. Mamah panggil," ucap Dena.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now