Part 51

1.7K 52 0
                                    

Lily sedang menunggu hasil seleksi untuk menjadi mahasiswi kedokteran.

"Om, Lily takut,"

"Banyak berdo'a!" Lily mengangguk.

Tidak lama kemudian hasil seleksi muncul satu persatu dengan Lily memeluk lengan Azhar dan menyembunyikan wajahnya.

"Ly, nama kamu gak ada." ucap Azhar sontak Lily melihat ke laptop.

Tertera nama Lily yang lolos seleksi sontak langsung mengucap hamdalah.

"Bercandanya gak lucu," isak Lily sudah menangis.

Azhar terkekeh dan membawa Lily ke dalam pelukannya. "Selamat ya Sayang!" ujar Azhar.

"Makasih Om,"

"Om bilang Lily sayang?"

"Kenapa hmm?"

"Aneh aja gitu,"

"Ada-ada saja, saya berangkat ke Rumah sakit. Kamu hati-hati di rumah, jangan lupa pintu kunci!" tutur Azhar menghapus air mata Lily.

"Ngapain di kunci orang pake pasword,"

>><<

Setelah bulan-bulan berlalu kandungan Lily sudah menginjak 7 bulan sehingga Azhar mengadakan syukuran dengan mengundang orang terdekat dan anak yatim.

"Lily!"

"Sini masuk!" Lily mempersilahkan Fia,Hera dan Gina masuk ke dalam kamarnya.

"Cie bentar lagi jadi emak,"

"Nanti ada yang panggil Emak aku pengen emam,"

"Dih, kalian juga. Inget Neng!" balas Lily dan mereka cekikikan sendiri seakan-akan lupa bahwa dirinya juga sedang hamil.

Gina menikah dengan Riyan dan Gina sedang hamil 2 bulan. Fia menikah dengan Azil adik dari Azhar dan sekarang sedang hamil 1 bulan. Begitu pun Hera yang hamil 2 minggu menikah dengan Rekshan karena Rekshan tahu bahwa ada yang lebih mencintainya dan lebih menerimanya.

Para suami masuk ke dalam kamar menyusul istri-istrinya.

"Ly, keluar yuk acara udah mulai!" titah Azhar mendekati Lily.

Lily mengangguk tersenyum dan mengenggam lengan Azhar.

"Yok keluar, romantisnya akan segera di mulai!" pekik Gina menarik lengan Riyan untuk keluar kamar.

Di ikuti dengan Hera dan Fia yang menarik lengan suaminya. Lily terkekeh melihatnya, beralih menatap Azhar.

>><<

Acara syukuran tujuh bulan kehamilan Lily berjalan dengan lancar, tetapi ada satu hal saat semuanya akan pulang perutnya merasakan mual dan pusing.

Satu persatu terjatuh pingsan membuat Lily dan Azhar terus mengucap istigfar. Dengan cepat Azhar menelepon beberapa rumah sakit untuk membawa ambulance.

"Kita ke rumah sakit, jangan nangis ya!" ucap Azhar dengan lirih.

Bugh!

Azhar juga terjatuh pingsan dengan cepat Lily mengangkat kepala Azhar.

"Om, bangun! Lily bingung harus gimana," isak Lily dengan tangisan yang pecah.

>><<

Beberapa ambulance memasuki rumah sakit dengan Lily yang terus mengenggam lengan Azhar.

"Om bangun!" lirih Lily.

"Mbak tolong tunggu di luar, biar kami yang menangani!" ujar Suster saat Lily ikut memasuki ruangan IGD.

"Tapi Mbak saya ingin Dokter nya lelaki."

"Baik Mbak saya segera akan memanggil Dokternya,"

Lily terus terisak, tak ada yang menenangkannya karena semuanya di ruangan IGD dengan rumah sakit yang berbeda.

>><<

Ceklek!

Dokter lelaki yang tidak lain teman Azhar keluar menghampiri Lily karena tadi dia tidak menghadiri acara karena ada jadwal operasi.

"Azhar beserta yang lain mengalami keracunan dan alhamdulillah segera di bawa ke sini jadi tidak ada yang berakibat fatal,"

"Semuanya akan di pindahkan ke ruang rawat untuk melihat perkembangannya." lanjut Heri berlalu pergi.

Lily terus berpikir apa yang membuat semuanya keracunan padahal dia memesan catering dari orang yang dia percaya dan begitu kenal dekat.

"Ly, abang bawa semua makanannya ke sini karena tadi denger dari tetangga yang gak hadir ikut acara," ucap Laskar membawa beberapa kresek berisi makanan.

"Bukannya Abang sakit?"

"Abang gak mau Lily sedih karena Abang gak hadir jadi meskipun udah selesai acaranya Abang datang."

"Bawa keruangan lab Bang nanti biar di cek apa yang membuat keracunan."

Laskar mengangguk dan pamit untuk ke ruangan lab.

>><<

Lily mengecek satu-satu dan jika ada yang sudah sadar Lily meminta maaf karena acaranya membuat semua orang pingsan termasuk abangnya sendiri walau berbeda rumah sakit.

"Lily gak boleh nyalahin diri sendiri, Abang Alas gak papa," tutur Alaskar mengelus kepala Lily.

"Tadi Bang Akar juga udah bawa makanan ke lab dan memang ada di antaranya yang membuat keracunan," jelas Lily dan Alaskar tersenyum.

"Nanti kalau Abang udah sembuh Abang akan cari tahu siapa yang berani nyakitin semuanya." Lily mengangguk.

"Nanti ada yang jemput Lily nganterin ke rumah sakit yang ada Azhar di sana!"

"Tapi Abang gak papa sendiri?"

"Ada istri Abang, masih ada juga suster."

>><<

Lily kembali lagi ke rumah sakit tempat Azhar berada, semuanya sudah sadar dari pingsannya berbeda dengan Azhar yang masih menutup mata.

Untung saja dirinya tidak memakan apapun karena menurutnya makanan yang ada tidak enak, mungkin bawaan hamil.

"Lily kangen di peluk Om, walau baru tadi di peluk Lily pengen lagi, hikss," cicit Lily.

Memang sekarang Lily tambah manja ke Azhar dan Azhar tidak sama sekali mempermalasahkan hal itu.

"Lily,"

"Om!" pekik Lily langsung memeluk Azhar.

"Lepas dulu ya,"

"Enggak."

"Biar nyaman pelukannya," dengan terpaksa Lily melepaskannya.

Azhar mengisyaratkan Lily untuk duduk di sebelahnya dengan gesit Lily duduk dan langsung memeluk Azhar.

"Jangan tinggalin Lily ya, om,"

"Enggak Ly," ucap Azhar sembari mengelus perut Lily.

Elusan demi elusan membuat Lily begitu nyaman dan tertidur. Azhar membenarkan posisi Lily dan ikut tidur karena hari juga sudah begitu malam.

>><<

Ke esokannya Lily dengan terpaksa harus pergi ke kampus dengan di antarkan Laskar.

"Lily izin deh,"

"Eh maen izin aja, emang kuliah punya nenek moyang mu." sahut Laskar.

"Ya udah Lily minta izin, kalau itu mau Lily!"

Lily mengejek ke arah Laskar karena  Azhar memberi izin untuk tidak masuk kampus hari ini.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now