Part 49

1.6K 56 0
                                    

Setiap malam hari sehabis pulang kerja Azhar selalu membacakan al qur'an untuk buah hatinya, walau Lily sudah tidur atau pun tidak.

Azhar sudah selesai membaca al qur'an dan mengecup kening Lily begitu lama.

Eughh!

Lily terbangun dan Azhar langsung menaikan alisnya bertanya.

"Lily mau ke dapur minum susu,"

"Biar saya yang bikin kamu tunggu di sini!" Lily mengangguk dan mengambil handphone nya.

"Astagfirullah, Om." pekik Lily kaget karena besok adalah hari wisuda kelulusannya.

Dengan cepat Azhar yang di dapur langsung ke kamar.

"Ada apa Ly?" tanya Azhar dengan wajah yang panik.

"Besok Lily wisuda sama bajunya juga belum ada,"

"Lupa?" Lily mengangguk.

Setelah ujian akhir siswa di liburkan terlebih dahulu untuk mempersiapkan wisuda kelulusan.

>><<

Ke esokannya Lily masih bingung harus pakai baju apa.

"Om kalau Lily pake kebaya bakal keliatan perut Lily yang udah mulai buncit, gimana Om?"

"Walaupun kamu tidak hamil saya akan melarangnya, karena Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda 'Para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini.' (HR. Muslim no. 2128)." tutur Azhar sembari mengambilkan abaya gamis hitam yang lebar tidak akan membuat lekukan badan.

"Pakai ini, kerudungnya pashmina warna moca." Lily mengambil abaya nya dan mencoba memakainya.

"Tambah sayang!" pekik Lily mencium pipi Azhar.

>><<

Azhar ikut ke acara wisuda Lily untuk menemani.

"Om langsung ke aula, Lily mau sama temen-temen. Boleh?"

"Boleh, boleh, boleh!" Lily terkekeh mendengar jawaban Azhar.

Azhar langsung ke aula, begitu pun dengan Lily yang menghampiri teman-temannya.

"Maa syaa Allah, istrinya Oppa Azhar cantik sekali!" sahut Gina membuat pipi Lily memerah.

"Lho kalian bisa samaan pakai abaya hitam," ujar Hera.

"Kebaya gue di kasih ke orang sama Mamah karena membuat lekuk tubuh,"

"Sama gue juga, di kasih ke yang lebih membutuhkan pas tadi sebelum kesini,"

"Emang wanita sholeha!"

"Kalian juga." ujar Lily.

>><<

Dimana sekarang acara wisuda telah selesai dengan Lily lulusan terbaik tahun ini.

Semuanya berkumpul di tengah lapangan, entah apa yang akan di pertontonkan.

Rekshan menarik lengan Lily ke tengah-tengah. "Maaf LEPAS!" tekan Lily tak enak karena ada Azhar dan untuk para orang tua sudah pulang.

Tiba-tiba Rekshan berjongkok mengeluarkan kotak warna dan mengambil isi dari kotak itu.

"Di hadapan semua orang Rekshan Darenda akan melamar Lily,"

"Perasaan ini sudah mulai tumbuh sejak saat pertama kali bertemu hingga pada akhirnya saat kelulusan ini saya menyatakan cintanya." lanjut Rekshan.

"TERIMA!"

"TERIMA!"

"TERIMA!"

Teriak seluruh siswi dengan Lily yang kebingungan sekali karena dia pastinya akan menolak tetapi bagaimana dengan perasaan Rekshan yang akan malu.

"Mohon maaf sebelumnya Lily sudah mencintai yang lain, jadi Lily gak bisa nerima." ucap Lily berlalu pergi menyusul Azhar yang pergi.

"Jika itu jawabannya, terimakasih telah membuat luka kembali dan saya hargai itu,"

>><<

Lily mengejar Azhar sampai ke parkiran.

"Masuk!" titah Azhar membuka pintu untuk Lily.

Lily menurut masuk dengan Azhar yang langsung menjalankan mobilnya.

"Om, Lily gak tau kalau Rekshan bakal ngelakuin itu. Tapi, Lily sudah menolaknya."

"Om harus tau bahwa Lily sama Rekshan hanya sekedar teman," lanjut Lily menatap Azhar yang fokus menyetir.

"Jangan sebut namanya, saya gak suka!" tegas Azhar.

Lily tidak membalas ucapan Azhar lagi karena lebih baik diam saat Azhar sedang marah di landasi cemburu.

Sesampai di rumah Azhar tidak membuka suara sama sekali karena menurutnya marah terbaik adalah diam.

"Mandi setelah itu langsung makan." Lily mengangguk pergi ke kamar.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now