Part 24

2.3K 76 0
                                    

"Jadi istri yang baik dan nurut sama suami. Mami dan Papi sayang Lily, jangan lupa doain mami dan papi," Lily mengangguk dan seketika bayangan itu pudar dan menghilang.

"Enggak mi, Lily mau ikut!" Lily memeluk lututnya dan terus menangis. Untungnya kamar Azhar kedap suara.

>><<

Di sore hari Azhar pulang dari Rumah sakit. "Mah, Lily udah pulang?" tanya Azhar ke ibunya yang sedang memasak.

"Udah, tapi belum turun ke bawah dari tadi. Coba kamu lihat takut kenapa-napa!" Azhar mengangguk berlalu pergi untuk ke kamarnya.

Ceklek!

Azhar menghampiri Lily yang menunduk memeluk lututnya. "Astagfirullah Ly, badan kamu panas," Azhar mengangkat tubuh Lily ke kasur dan membaringkannya.

"Mami, Papi," Lily mengigo membuat Azhar khawatir sekaligus ikut sakit melihat keadaan istrinya sekarang.

Azhar turun ke bawah untuk mengambil kompresan.

"Gimana keadaan Lily?"

"Demam Mah dan mengigo menyebut Mami dan Papinya,"

"Kasian Lily pasti berat banget kehilangan kedua orang tuanya," Dena ikut bersedih dengan keadaan menantunya sekarang.

"Kalau gitu Azhar ke atas," Dena mengangguk dan segera membuat bubur untuk menantunya.

>><<

Azhar dengan telaten mengompres Lily. "Saya pengen kamu yang dulu, yang ceria," lirih Azhar tak bisa di pungkiri dia meneteskan air matanya.

"Azhar kalau Lily udah bangun beri makan buburnya, kasian dari tadi belum makan," Azhar mengangguk dan Dena mencium kening Lily sebelum berlalu.

"Mami, Papi," pekik Lily dan terbangun dari tidurnya.

"Enggak, hikss," Azhar langsung membawa Lily kedekapannya.

"Kamu harus ikhlas Ly,"

"Om jangan tinggalin Lily, ya!" Lily berucap pelan.

"Saya gak akan tinggalin kamu,"

"Sekarang kamu makan buburnya dulu, biar cepat sembuh." Lily mengangguk dan Azhar menyuapi Lily.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now