Part 47

1.7K 57 0
                                    

Azhar terbangun terdengar suara adzan ashar sedang di kumandangkan.

"Ly!"

Azhar mengelus pipi Lily. "Ly ayok bangun udah adzan ashar!"

Lily terusik dan membuka matanya secara perlahan. "Hmm, tadi Om bicara apa?" tanya Lily dengan lirih.

"Salat ashar udah adzan." Lily mengangguk.

Sesudah salat ashar Lily dan Azhar sedang bersiap-siap lagi untuk berziarah ke makam kedua orang tua Lily karena Lily merasa dirinya tiba-tiba rindu ingin bertemu.

"Kamu pengen sesuatu?" tanya Azhar saat dalam perjalanan.

"Enggak Om,"

"Kenapa Om?" lanjut Lily.

"Kalau mau sesuatu apapun itu bilang saja!" Lily mengangguk.

Tidak terasa mereka berdua sudah sampai di tempat pemakaman.

"Assalamua'alaikum, Mamih, Papih!"

Lily berjongkok mencium kedua batu nisan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Mamih, Papih. Lily sekarang lagi hamil do'ain terus ya dari atas sana," cicit Lily dengan air mata lolos begitu saja.

>><<

Saat perjalanan pulang Lily tidak sengaja melihat Ima yang sedang di ganggu preman yang dia pernah jahili.

"Om berhenti!"

Azhar mendadak menginjak rem sesuai dengan arahan Lily.

"Kenapa Ly?" tanya Azhar kebingungan.

"Itu Om ada Tante Ima lagi di cegat preman,"

Azhar terkekeh saat Lily memanggil Ima dengan sebutan Tante.

"Kamu tunggu di sini aja!"

"Lily ikut nurun, Lily udah kenal sama preman itu."

>><<

Azhar dan Lily pun turun menghampiri Ima yang sedang di cekal oleh preman.

"Om permen lepasin Tanten Ima!" ucap Lily seketika preman yang mendengar suara Lily langsung melepaskan Ima.

"Eh, ada Azhar juga," preman itu ciut saat melihat Azhar bersama Lily.

"Kalian boleh pergi atau mau main kejar-kejaran lagi sama Lily,"

Preman itu menggeleng dan langsung berlari pergi.

Grep!

Ima memeluk Azhar membuat Azhar syok kaget karena tiba-tiba Ima memeluknya di depan Lily.

"Makasih Dok udah bantu Ima, gak tau kalau gak ada Dokter." ujar Ima masih dalam pelukan.

"Lepaskan pelukan anda!" titah Azhar dengan dingin.

>><<

Setelah kejadian di sore hari Lily hanya diam sembari mengerjakan tugas sekolahnya.

Untuk Azhar dia pergi karena ada pasien yang harus di tangani.

"Assalamu'alaikum!" teriak Gina dari lantai bawah karena Gina menggunakan sidik jarinya yang sengaja di masukkan oleh Azhar.

Lily yang masih mengerjakan tugas langsung bergegas turun.

"Wa'alaikumsalam Gin."

"Ni gue di suruh Mamah ngasih ini ke lo," Gina memberikan paper bag yang berisi makanan.

"Ngerepotin banget, makasih."

"Lo kesini sama siapa?"

"Oppa Azil,"

"Gue langsung pamit aja udah malem, titip salam sama Oppa Azhar!" Lily mengangguk.

"Bilangin ke Mamah makasih udah repot-repot bikinin makanan,"

"Apa sih yang enggak buat mantunya sama calon cucunya," Lily terkekeh dan mengantarkan Gina sampai ke depan pintu.

"Oppa Azil makasih!" ucap Lily, meskipun dia adalah kakaknya tetapi dia lebih menghargai umurnya yang berbeda.

"Sama-sama."

"Gue pamit, lo hati-hati di rumah. Assalamu'alaikum!"

Gina dan Azil pun pergi untuk pulang, begitu pun Lily kembali ke dalam Rumah untuk mengerjakan tugas yang belum selesai.

>><<

Azhar sudah selesai dengan pekerjaannya dan sekarang dia sedang berjalan melewati koridor untuk ke parkiran.

"DOKTER AZHAR!" teriak Ima memanggil Azhar.

Azhar yang mendengar ada yang memanggilnya membalikkan badannya.

"Ada apa Ima?" tanya Azhar dengan datar plus dingin.

"Bolehkah Ima numpang pulang bersama Dokter?"

"Saya takut kejadian seperti tadi," lanjut Ima.

Azhar tak tega meninggalkan Ima pulang sendiri karena hari sudah begitu larut.

"Sebentar saya menelepon istri saya dahulu!"

Degh!

Jantung Ima seketika berhenti mendengar ucapan Azhar yang akan menelepon istrinya terlebih dahulu.

"Istri saya sudah memberi izin," ujar Azhar dan melanjutkan jalannya di susul Ima dari belakang.

Ima membuka pintu depan yang sebelahnya. "Maaf Ima, kamu duduk di belakang!" ucap Azhar dengan berat hati Ima mengangguk duduk di belakang.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now