Part 44

1.8K 54 0
                                    

Hari silih berganti, begitu pun dengan bulan yang berganti setiap 30 harinya.

"Ly udah dulu ngerjainnya, makan dulu!" titah Azhar dengan Lily fokus ke layar laptopnya.

"Dikit lagi Om, nanggung."

"Tugas bisa nanti, sekarang makan dulu." ucap Azhar sudah berubah nada menjadi tegas penuh kelembutan.

Lily mengangguk. "Makan yang banyak, setelah ini saya pergi ke Rumah sakit,"

Setelah menyuapi Lily, Azhar berpamitan ke Lily dengan seperti biasa mencium kening Lily sebelum pergi.

"Sudah selesai ngerjain tugas langsung tidur dan jangan lupa salat isya." Lily mengangguk mengantarkan Azhar sampai ke garasi.

>><<

Setelah mengerjakan tugas Lily melaksanakan salat isya dan setelah itu tidur.

Prang!

Suara jendela pecah dari lantai bawah membuat Lily yang baru terlelap terbangun kembali.

"Ya Allah lindungi hambamu ini." gumam Lily seraya mengusap wajahnya mengaminkan.

Turun kebawah dengan hati-hati penuh ketakutan.

"Siapa kalian?" teriak Lily melihat seseorang berpakaian hitam.

Seseorang itu berbalik mendengar teriakan Lily dari arah tangga.

"Kalian mau ngapain ke Rumah Lily? Mau uang ambli aja, tapi jangan sakitin Lily."

"DIAM DISANA ATAU BENDA INI BISA MEMBUAT NYAWA LO HILANG!" ujar seseorang itu memutar-mutar pistol.

Lily tidak peduli dengan nyawa nya karena dia ingin tahu siapa sosok yang selalu menerornya.

Dor!

Lily menghindar namun nihil tetap tertembak mengenai lengan kanannya.

"Ikat dia, terus gulingkan dari tangga." ucapnya kepada salah satu temannya.

>><<

Di sisi lain Azhar sedang perjalanan ke Rumah dengan jalanan yang begitu licin karena hujan.

Tiba-tiba mobil Azhar berhenti dengan sendiri membuat Azhar keluar mengeceknya.

"Kempes," gumam Azhar melihat ban depannya terkena paku.

Bugh!

Satu pukulan mengenai punggung Azhar yang hendak berdiri membuatnya tidak sadarkan diri.

Azhar pingsan di bawah derasnya hujan, tidak ada yang menolongnya karena jalanan yang begitu sepi.

>><<

Lily masih belum sadarkan diri setelah kejadian beberapa jam yang lalu menimpanya.

Azhar setia menggenggam tangan Lily seraya terus membacakan do'a untuk kesembuhan Lily bersama buah hatinya.

Lily sedang mengandung untungnya saat tadi kejadian Lily langsung tertolong kalau tidak bisa berakibat fatal. Azhar juga alhamdulillah ada yang menolong langsung di bawa ke Rumah sakit

"Azhar kamu udah makan? Kalau belum Mamah beliin makanan dulu," ujar Dena.

"Gak usah Mah, Azhar udah makan."

"Mamah sama Papah pulang aja, Azhar tidak berniat mengusir tetapi ini udah malam jadi istirahatlah," lanjut Azhar.

"Mamah sama Papah akan pulang, besok kesini lagi!" Azhar mengangguk.

Silih bergantian mencium kening Lily dengan memberi semangat ke Azhar setelah itu kedua orang tua Azhar pulang.

"Ly saya minta maaf tidak bisa menjagamu ," lirih Azhar mencium kening Lily dengan lama.

Azhar membacakan surat-surat dalam al qur'an sampai pada terakhir surat al ikhlas Azhar meneteskan air matanya tepat mengenai lengan Lily.

Lily membuka mata secara perlahan langsung menoleh ke arah kiri tepat Azhar menangis.

"Om cengeng," Lily menghapus air mata Azhar.

Azhar masih tidak sadar karena matanya masih terpejam mengeluarkan air mata.

"Om cengeng," ucap Lily kembali membuat Azhar membuka matanya sontak memeluk Lily.

'Makasih ya Allah,' batin Azhar.

"Maaf," lirih Azhar.

"Bukan lebaran Om, jadi Om gak usah minta maaf. Orang ini juga bukan salah Om,"

"Masih ada yang sakit? Butuh sesuatu?" Lily menggeleng karena pelukan sudah terlepas.

Lily menatap Azhar dengan penuh tanda tanya karena dari bajunya sudah ganti terus dengan rambut Azhar yang masih basah.

Azhar mengerti dengan tatapan Lily. "Saya tadi hujan-hujanan," ucap Azhar dengan singkat padat dan jelas.

"Kenapa sampai bisa terjadi seperti ini?"

Lily menjelaskan dari awal sampai akhir dengan detail tidak terlewat sedikit pun.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now