Part 54

1.8K 54 2
                                    

"Silahkan untuk istrinya! Untuk mencium almarhun sebelum di mandikan dan air matanya jangan sampai menetes." ucap Ustadz mempersilahkan Lily.

Dengan di dampingi Hera, Lily mendekat untuk mencium Azhar terkahir kalinya.

Cup!

Dengan begitu lama Lily mencium kening Azhar dan sedikit membisikkan sesuatu ke telinga Azhar. "Lily ikhlas, Om. Lily kembalikan suami ku kepadamu ya Allah hanya engkaulah yang lebih menyayanginya." bisik Lily.

Lily langsung menjauh sebelum air matanya turun kembali.

>><<

Pemakaman pun berjalan lancar dengan Lily duduk di kursi roda karena tak kuat berjalan. Setelah semuanya pulang hanya menyisakan orang tua Azhar dengan adiknya dan abangnya Lily.

Lily dengan lemas turun dari kursi roda di bantu Laskar, tidak ada yang bisa menahan air matanya.

"Om, kita akan beli ikan lagi tapi Om yang masak ya!"

"Lily janji deh gak akan marah kalau Om pergi ke rumah sakit malem-malem,"

"Satu lagi Om, bukannya Om udah janji sama Lily untuk merawat anak kita sampai besar. Terus sekarang Om malah ingkar,"

Lily terkekeh dengan ucapannya sendiri, padahal dia tau bahwa tidak akan ada lagi jawaban dari Azhar. Semuanya yang mendengarnya bukan ikut terkekeh, namun menangis mendengarnya.

"Sett, sakit," cicit Lily sembari memegang perutnya.

"Ly, kamu kenapa?" tanya Laskar membantu Lily menaiki kursi roda lagi.

"Perut Lily sakit,"

"Laskar langsung bawa ke rumah sakit nanti kita semua nyusul kesana!"

Sesampai di rumah sakit Lily langsung di periksa dan ternyata sudah masuk pembukaan lima.

Laskar pernah teringat dimana Mamihnya melahirkan Lily saat kandungan masih 7 bulan.

"Bang, tolong panggil Om Azhar! Lily mau di temani Om Azhar." lirih Lily menatap Laskar dengan tatapan memohon.

Laskar tidak bisa menahan air matanya saat Lily ingin di temani Azhar. "Ly, istigfar. Azhar udah gak ada," balasnya membuat Lily seketika terdiam.

"Abang keluar, Lily hanya mau di temani Om Azhar." ucap Lily dan Laskas mengangguk.

>><<

Laskar keluar dengan air mata masih menetes mengingat ucapan Lily.

"Laskar, Lily baik-baik aja kan? Mau lahiran atau gimana? Bayi gak papa?" pertanyaan beruntun dari Dena membuat Laskar menghembuskan nafasnya pelan.

"Lily sudah pembukaan 5,"

"Mamah mau menemaninya."

"Maaf Mah, Lily hanya mau di temani Azhar dan dia juga menyuruh saya keluar,"

Seperti Laskar tadi, semuanya terdiam lemas menatap kosong ruang bersalin.

"Kita do'akan Lily kan dia anak kuat, pasti dia bisa melewatinya." ujar Hendra semuanya mengangguk.

Oekk!

Oekk!

Terdengar suara bayi menangis sontak yang mendengarnya mengucap hamdalah.

>><<

Sedang kan di ruangan bersalin Lily merasakan begitu sangat lega saat bayinya sudah keluar.

Cup!

Satu kecupan mendarat di kening Lily. "Terimakasih sayang!" bisiknya dengan lembut.

Air mata Lily ikut menetes saat mendengar bisikkan. "Om Azhar?" lirihnya.

Suatu keajaiban yang Lily rasakan seketika rasa sakit yang dia rasakan hilang sirna saat mendapatkan kecupan singkat itu.

"Selamat Mbak bayinya laki-laki tampan sekali," Lily hanya bisa mengangguk tersenyum.

'Do'a Om terkabul, anak kita laki-laki,' batin Lily.

Lily sudah di pindahkan ke ruang rawat untuk masa pemulihan.

Tok!

Tok!

"Maaf saya izin masuk!"

"Mbak, tadi sekitar jam 14.00 Dokter Azhar menitipkan ini ke saya," lanjut Suster memberikan kotak berukuran sedang.

"Maaf Sus, Dokter Azhar sudah meninggal tadi dzuhur," sahut Hera yang duduk di sofa.

Bugh!

Suster itu pingsan karena kaget mendengar bahwa Azhar sudah meninggal, padahal baru saja dia bertemu menitipkan barang.

Suatu keajaiban kembali datang menghampiri Lily membuat Lily tidak bisa kembali menangis karena begitu sayangnya Azhar sampai walau meninggalkan pun masih memantau Lily dari atas sana.

Hera mendekat memeluk Lily. "Her, boleh tolong buka kan kotak ini," Hera mengangguk dan duduk di sebelah Lily.

"Ly, ada suratnya. Gue baca,"

'Maaf jika saya lebih memilih pergi, daripada harus menyakitimu dengan menikah lagi. Jika suatu saat nanti anak kita lahir berikan nama 'Aliza Syauqiah Al Kanafi' untuk perempuan yang artinya perempuan penuh keceriaan dan rasa rindu. Dan jika anak kita laki-laki berikan nama 'Azlan Kautsarrazky Al Kanafi' yang artinya lelaki yang kuat/ tangguh pembawa rezeki. Untuk Al Kanafi sendiri di ambil dari nama belakang saya, sehat selalu sayang-sayangnya Azhar.'

     _Azhar Al Kanafi.

Tes!

Lily kembali meneteskan air matanya mendengar isi dari surat yang di bacakan Hera, memang Azhar dengan Lily tidak USG jenis kelamin sang bayi karena apa pun jenis kelaminnya dia terima.

"Azlan Kautsarrazky Al Kanafi nama yang bagus Om," gumam Lily.

Untuk bayinya sedang berada di inkubator memakai selang-selang karena lahir lebih cepat sebelum waktunya biar lebih kuat dan sehat.

"Ly, ada tasbihnya!" pekik Hera memberikan tasbihnya ke Lily.

"Ini tasbih pemberian gue untuk Om Azhar saat ulang tahunnya,"

"Ada suratnya lagi, gue baca lagi."

'Ini tasbih yang pernah kamu berikan saya kembalikan lagi, tapi untuk anak kita dan di tasbihnya juga sudah ada inisial anak kita berhuruf A.'

"Hikss, hikss," isak tangis Hera yang pecah seketika.

"Kenapa lo yang nangis?"

"Gue gak habis pikir dengan semuanya dari cerita yang lo yang di temani suami lo saat lahiran terus dapet kotak ini dari suami lo,"

"Keajaiban dari Allah, patut kita syukuri dengan keajaiban yang ia berikan." Hera mengangguk tersenyum tipis.

"Mending lo pulang, kasian bayi di perut lo."

"Lo gak papa sendiri?"

"Nanti juga ada yang datang mungkin-- bisa jadi Om Azhar." ucap Lily dengan menjeda ucapannya.

"Ngomong jangan asal jeplak,"

"Gue bercanda, gue udah ikhlas."

Di ruangan hanya tinggal Lily seorang. "300 hari sudah Lily bersama Om dan tepat di mana Om pergi lahirlah malaikat kecil yang sangat tampan," gumam Lily sembari melihat foto Azhar di handphone nya.

DOCTOR MY HUSBAND Onde histórias criam vida. Descubra agora