Part 48

1.7K 53 0
                                    

Di dalam mobil hanya ada berdua yaitu Azhar dengan Ima, tetapi meskipun berdua Lily ikut andil menemani mereka karena Azhar meminta Lily untuk bervideo call saat perjalanan yang tidak akan menimbulkan kesalah pahaman antaranya.

Lily memang masih marah tentang kejadian sore, tetapi di mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal itu.

'Lama-lama gue kayak di permainkan yang gue kira adiknya ternyata istrinya,'

'Terus lagi gue kayak penumpang yang di antarkan supir.' lanjut Ima di dalam hati.

Di sebrang sana Lily aneh melihat wajah Ima. "Tante, kenapa wajah Tante kusut?" tanya Lily.

"Saya tidak kenapa-kenapa," jawab Ima.

Lily mengangguk dan melanjutkan mengerjakan tugas yang entah sampai kapan beres tugas sekolahnya di kerjakan.

"Ly, udah makan?" tanya Azhar.

"Udah Om,"

"Udah minum?"

"Udah Om,"

"Udah salat?"

"Om yang tampan semuanya Lily sudah kerjakan kecuali tugas ni!" Lily menunjukkan buku yang dia kerjakan.

Azhar terkekeh mendengarnya sedangkan Ima seperti berada di atas api.

"Ima sudah sampai," beritahu Azhar.

Ima tidak fokus karena di hatinya dan pikirannya sedang perang.

"Ima ..."

"Hah? Iya Dok," pekik Ima.

"Sudah sampai!"

"Terimakasih atas tumpangannya." ucapnya dengan senyuman yang begitu manis dia buat.

"Sama-sama,"

'Di kira senyumannya manis, ih enggak. Pengen muntah.' batin Lily.

>><<

Sesampai dirumah Azhar langsung menuju kamar karena Lily meminta sesuatu untuk dia beli.

"Yeayy, alhamdulillah. Makasih Om," pekik Lily mendapatkan apa yang di mau.

"Gak marah lagi 'kan?" tanya Azhar di sela Lily memakan es duren kejunya.

Lily menggeleng. "Enak ya pulang berduaan?" goda Lily.

Azhar mendekat ke tempat duduk Lily sembari menangkup kedua pipinya. "Enak banget malahan," sontak Lily melepaskan lengan Azhar.

"Maksudnya di perjalanan di temeni Lily 'kan baru pertama kali juga video call,"

Lily tidak menjawab melainkan terus memakan es nya membuat Azhar menghembuskan nafasnya pelan.

>><<

Sekian lamanya akhirnya Lily sedang melaksanakan ujian terakhir untuk kelulusannya.

"Astagfirullah ini pertanyaan atau bon belanja?" gumam Lily saat melihat pertanyaan seperti bon belanja.

"Tetap tenang dan teliti." ucap Azhar yang masih tengiang-ngiang di telinga Lily.

Setelah lamanya mengisi pertanyaan akhirnya juga selesai. "Bu sudah selesai!" tutur Lily memberikan selembar jawaban.

"Kamu boleh langsung istirahat!" Lily mengangguk.

Semua murid yang melihat Lily sudah beres mengerjakan ujian matematika secara cepat melototkan matanya.

"Emang Lily agak laen," celetuk para murid yang lain.

>><<

Lily pergi ke kantin yang masih kosong baru ada dirinya seorang.

"Bik siomay 2 porsi tapi di satuin." ujar Lily.

"Siap Neng, di tunggu ya!"

Lily duduk di kursi tempat biasanya karena masih kosong.

Tidak lama kemudian makanan yang Lily pesan datang, memakannya dengan lahap karena begitu lapar setelah mengerjakan ujian.

"Gue boleh duduk?" sahut Rekshan menghampiri Lily.

"Silahkan,"

Rekshan duduk di hadapan Lily dengan membawa bakso.

"Lo udah selesai ujiannya?" Lily mengangguk masih setia melahap siomay nya.

"Bentar-bentar!" Rekshan mengambil tisu untuk membersihkan sudut bibir Lily yang kotor.

Lily kaget dengan cepat mengambil tisu itu. "Maaf, makasih." ujar Lily.

"Sama-sama, makannya jangan terlalu terburu-buru." Lily mengangguk tersenyum tipis.

"LILY ..." teriak 3 teman Lily.

"Kenapa lo cepet banget ngerjain ujiannya?" tanya Fia.

"Tetap tenang dan teliti!" Gina yang mendengarnya tersenyum.

'Oppa Azhar membawa banyak perubahan,' batin Gina.

"Gina maaf kalau mau pesen, gue juga mau mie ayam." ucap Lily.

"Gue belum makan di rumah," alibi Lily melihat tatapan Rekshan yang syok.

Istirahat pun selesai semuanya kembali ke dalam kelas untuk melaksanakan ujian kembali.

Lily dengan cepat menjawab soal-soal ujian sehingga Lily boleh di pulangkan lebih awal.

DOCTOR MY HUSBAND जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें