Part 53

1.7K 60 1
                                    

Terdapat sebuah lelaki tidak memakai topi atau pun jaket untuk menutupi identitasnya sedang merusak mobil Papih Lily yang berada di parkiran kantor.

Lelaki itu berbalik ke arah cctv dan terlihat jelas wajahnya.

"Om Leon?" beo Lily dan Azhar.

Alaskar dan Laskar menatap Azhar. "Kenal?" tanyanya.

"Dia ayah dari asisten saya,"

"Berarti pelaku teror adalah asisten lo,"

"Maksudnya?"

"Jadi karena dia terobsesi sama lo dia mau lakukan apapun untuk Lily gak ada di kehidupan lo." balas Laskar dengan serius.

"Jangan khawatir mereka berdua sudah di laporkan, tinggal menunggu hasil dari pihak polisi!"

"Satu lagi, yang ngeracunin makanan catering adalah Ima sendiri dan pihak catering juga ikut terlibat," lanjut Alaskar.

Lily merasakan pusing di kepalanya mendengar semuanya yang sangat berbelit tetapi jatuhnya di Ima lagi.

Sangat peka sekali Azhar langsung menyandar kepala Lily di bahunya dan menyuruhnya tidur.

Alaskar dan Laskar tersenyum melihat Azhar yang begitu meratukan Lily.

"Lanjutannya gimana Bang?" tanya Azhar.

>><<

Di rumah minimalist berwarna putih ada seorang wanita yang begitu takut karena kejahatan dia dan ayahnya terbongkar.

"Duhh, Ayah malah enak-enakkan tidur," gumamnya melihat ayahnya tertidur di sofa.

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu yang beruntun dengan cepat dia mengintip lewat jendela.

"Tuh kan polisi, gimana?" gumam Ima lansung pergi ke pintu belakang.

Polisi yang sedang mengelilingi rumah itu langsung berlari melihat wanita yang dia cari.

Sebelum itu polisi menghubungi temannya untuk masuk ke dalam rumah. Begitu pun dengan Ima menghubungi temannya untuk membantunya.

Tidak lama kemudian datang mobil putih berhenti tepat di depannya sontak langsung memasukinya tanpa tahu mobil siapa yang dia tumpangi.

"Hayy, gimana kabarnya?"

Degh!

Ima kaget saat tahu seseorang yang mengemudi adalah lelaki yang merupakan Laskar, padahal temannya wanita.

Laskar dengan kecepatan di atas rata-rata dia membawa Ima untuk ke kantor polisi. Tapi, Ima mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menodongkan ke Laskar.

"Keluar!"

Azhar keluar dari kursi belakang dan menarik lengan Ima dan mengambil benda runcing yang begitu tajam di tangan Ima.

Bugh!

Ima terjatuh karena keluar dari mobil dengan keadaan mobil berjalan.

Laskar menghentikkan mobilnya dan keluar di ikuti Azhar. Dengan cepat Ima berlari lagi ke dalam mobil milik Laskar mengambil benda tajam yang di ambil Azhar.

"OM!" teriak Lily histeris dari mobil.

Ya, Lily ikut ke dalam mobil duduk di belakang bersama Azhar walau kesusahan.

Azhar dan Laskar melupakan Lily yang dalam mobil, sehingga mereka begitu khawatir saat Lily teriak di hampiri oleh mereka berdua.

"Ima tolong lepaskan!" ucap Azhar karena Ima menodongkan ke perut Lily.

"Tante kalau mau Om Azhar boleh! Tapi, lepasin Lily dulu." ujar Lily dengan air mata yang mengalir karena takut calon anaknya kenapa-napa.

"Ngapain ngomong gitu Lily, Azhar hanya milik kamu," sahut Laskar.

"Abang salah, Om Azhar itu milik Allah yang di titipkan ke Lily menjadi suami Lily."

Ima berpikir sejenak. "Okeyy, gue lepasin. Tapi sesuai dengan ucapan lo!" Lily mengangguk lemas.

Grepp!

Ima melempar Lily dan untungnya tidak jatuh karena dengan cepat Azhar menangkapnya.

"Gue yang nyetir dan sekarang kita rumah Azhar!" titah Ima se akan-akan dia bos nya.

"Ly, saya gak akan melakukan ijab kobul lagi untuk ke dua kali,"

"Om, semuanya juga titipan begitu pun Lily dan anak kita." Azhar mengulas senyumnya tipis dengan air mata yang lolos begitu saja.

"Saya mungkin di takdir kan untukmu Ly, tapi harus di ingat juga saya akan ada waktunya untuk kembali ke Allah."

"Heh, jangan ngomong mulu! Sekarang masuk mobil."

Dengan terpaksa mereka bertiga mengikuti Ima untuk masuk ke dalam mobil karena Ima terus menodongkan benda runcing tajam ke arah Lily.

>><<

Sesampai di rumah Azhar sudah tersedia penghulu yang sedang duduk di luar.

'Jika harus menyakiti istri hamba, saya lebih memilih kembali kepada mu,'

Azhar tidak marah ketika Lily memilih calon anaknya daripada dirinya dan itu juga yang Azhar jaga yaitu calon anaknya beserta Lily.

Lily terus terisak menangis. "Jangan nangis ya! Hal itu tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun.

Allahu akbar!

Allahu akbar!

Terdengar suara adzan dzuhur berkumandang. "Kita salat terlebih dahulu!" ucap Azhar.

Azhar memanggil penjaga untuk berjaga-jaga Lily tidak di apa- apa kan oleh Ima saat salat. Azhar, Lily dan Laskar melaksanakan salat dzuhur berjamaah berbeda dengan Ima yang siap untuk menusuk Lily.

Penjaga dengan cepat mengambil pisau lipat yang di pegang Ima.

Hingga pada sujud terkahir tidak ada kata takbir yang terucap dari bibir Azhar hingga Laskar yang maju ke depan mengantikan untuk tetap terlaksana salat.

"Assalamu'alaikum warahtullah!"

"Assalamu'alaikum warahmatullah."

Pikiran Lily sudah kacau saat Laskar mengantikan menjadi imam.

Bugh!

Laskar membalikkan tubuh Azhar dengan begitu lembut tetapi Azhar tetap terjatuh.

Laskar mengecek denyut nadi Azhar. "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un."

Ima menghampiri Azhar dengan cepat Laskar mencekalnya dan polisi pun tiba di sana.

Lily mendekat dengan keadaan yang begitu lemas. "Om, bangun! Lily lebih baik di sakiti dengan Om menikah lagi, daripada harus di tinggalkan Om." lirihnya.

"Allah itu baik gak mau buat lo nyakitin istri lo, hingga Allah memilih membawa lo pergi." gumam Laskar.

Lily menangis histeris dengan memeluk Azhar yang sudah tak bernyawa.

Semua keluarga sudah datang saat di kabarkan Azhar meninggal saat sujud terkahir salat dzuhur. Semuanya berucap kagum akan meninggalnya Azhar dalam keadaan yang husnul khatimah dengan jasad yang tersenyum berseri di wajahnya.

DOCTOR MY HUSBAND Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum