Part 23

2.4K 80 0
                                    

Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka berdua. "Assalamualaikum!" salamnya.

"Wa'alaikumsalam." balas mereka berdua.

"Eh, bang Riyan," Lily tak menyangka yang datang adalah Riyan.

"Maaf Ly, kemarin abang gak bisa datang pas pemakaman karena abang lagi ke luar Kota dan sekarang abang nyempetin ziarah,"

"Gak papa bang, Lily juga ngerti," Lily tersenyum ke arah Riyan.

>><<

"Ly, maaf abang harus langsung pergi karena ada pasien," Riyan menerima telepon bahwa ada pasien yang harus segera di tangani.

"Iya, gak papa bang, tadinya Lily mau ngajak abang mampir dulu," Lily memanyunkan bib*rnya membuat gemas.

"Lain waktu ya, assalamualaikum!"

"Wa'alaikumsalam, hati-hati bang!"

>><<

"Sayang kemana Azharnya?" tanya Dena melihat Lily pulang sendiri.

"Tadi di suruh ke Rumah sakit ada pasien,"

"Terus kamu sayang pulang sama siapa? Sendiri?"

"Enggak mah, tadi pulang di anterin bang Riyan-abang sepupu Lily,"

"Sekarang abang kamu kemana? Dan bukannya Riyan itu sahabat Azhar?"

"Iya, mah. Di depan di telepon untuk ke Rumah sakit,

"Ya udah kamu istirahat dulu! Pasti capek,"

"Iya, mah. Lily pamit ke kamar dulu," Dena mengangguk dan Lily pun pergi ke lantai atas.

>><<

Di kamar Lily terus menangis dengan terisak teringat tentang kedua orang tuanya.

Terlihat bayangan kedua orang tuanya di depannya membuat Lily berhenti menangis. "Mami, Papi. Lily kangen!" Lily mengusap pipinya yang masih basah.

"Sayangnya Mami dan Papi gak boleh nangis, Lily harus ikhlas mami udah bahagia!"

"Boleh Lily ikut? Lily gak bisa tanpa Mami dan Papi,"

"Ada abang-abang kamu sayang yang ada untuk Lily dan sekarang Lily sudah punya kewajiban menjadi istrinya Azhar," yang menjawab papi Lily- Andri.

"Ya udah Lily ngambek,"

Lily pun mendekat dan memeluk bayangan kedua orang tuanya.

DOCTOR MY HUSBAND Where stories live. Discover now