sampai

6.8K 844 14
                                    

Ketika Caine membuka mata, ia sedikit menyipitkan pandangannya. Karena sorot lampu yang begitu terang. Samar Samar ia melihat seseorang sedang berdiri di samping ranjangnya. "Aduh, pusing banget kepala ku". Kata Caine sambil memegangi kepalanya. "Sekarang kau sedang masa pemulihan, tetapi kondisi mu sudah normal, kau bisa pulang, ini ponsel mu" ucap seorang itu. "Kau siapa?" tanya Caine. "Dokter sui" ucap seorang itu yang mengaku dokter.

"Maaf Pak, saya kenapa ya? Kok bisa ada di sini?" tanya Caine. Dokter sui menjawab "anda tadi pingsan di depan supermarket. Untung ada anak buah saya yang sedang berkeliling disekitar sana. Jadi anda bisa langsung mendapatkan penanganan". Caine berterimakasih kepada dokter sui. Caine juga mengambil ponselnya dari genggaman dokter sui. "Baiklah, sekarang kau boleh pulang. Permisi" kata dokter sui sambil membereskan buku jurnal di tangannya lalu keluar dari ruangan.

Caine merasa heran, mengapa tidak ada satupun orang yang menjenguknya atau menemani. Apakah segitu tidak pedulinya mereka kepada Caine?. Caine berkata dalam hati "bagaimana caraku pulang, aku bahkan tidak tau harus kemana". Tiba tiba bisikan terdengar di telinganya " coba buka ponselmu". Caine menurut.

Segera ia membuka ponselnya. Ada satu notifikasi dari kontak bernama 'Rion'.

Rion : jika kau sudah sadar, kau bisa menghubungi ku untuk menjemputmu. Kau bisa juga pulang memakai taxi.

Caine tidak membalas pesan dari Rion, ia hanya membacanya. Caine keluar dari area rumah sakit, dan menuju parkiran. Ia lalu menghubungi Rion. Tidak lama kemudian, mobil sport hitam menghampiri Caine. Caine tidak langsung masuk ke dalam, ia  takut salah orang. Kaca mobil terbuka menampakkan sosok laki laki bertubuh kekar dengan rambut berwarna ungu yang diam memandangi Caine. Sempat ada kontak mata beberapa menit antara Rion dan Caine.

"Kenapa kau hanya diam disitu. Cepat masuk" perintah Rion. Caine segera masuk dan mobil langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan cepat. Caine hanya duduk diam. Tidak ada percakapan, hanya situasi canggung yang ada.

Caine sesekali membuka ponsel yang kesepian itu. Tidak sengaja ia membuka camera di ponselnya. Ia sangat terkejut melihat pantulan wajah di ponsel itu. Wajah yang sama dengan dirinya di dunianya. Mengapa sangat mirip. Benar benar seperti kembaran yang terpisah. "Kenapa sangat mirip dengan aku?" batin Caine.

Bisikan itu terdengar kembali. "Semua yang ada di dunia ini sama seperti di dunia mu. Bahkan harusnya kau menemukan kembaran Rion di dunia mu". Tak sadar Caine memandang Rion. Lalu ia tersenyum. "Aku bahkan belum pernah melihat Rion ada di dunia ku. Bagaimana jika memang tidak ada?" tanya Caine dalam hati. "Sangat mungkin jika di dunia mu tidak ada kembaran Rion. Tapi hanya 0,5 % kemungkinan tidak adanya. Memang ada tapi mungkin kau belum menjumpainya" kata bisikan itu.

Rion yang sadar dirinya dipandang, lalu menoleh. Caine memalingkan wajahnya dan meninggalkan senyum di wajahnya. Entah kenapa muncul perasaan senang dihati Rion.

Love in another world (RionCaine) Where stories live. Discover now