gara gara makomi

3.6K 425 24
                                    

"Oh iya, tadi kamu kenapa bisa kayak gitu? Kamu berantem ya?" tanya Caine sambil membenarkan posisi kepala Rion yang sedikit miring. "Ngga kok. Cuman masalah kecil aja" ucap Rion sambil mengelus pipi caine. "Masalah kecil apanya? Ngga mungkin sampe kayak gini kalo masalahnya kecil. Kamu serius ngga mau cerita sama aku??" ucap Caine dengan nada ngambeknya. "Yaudah yaudah" jawab Rion terpaksa. Caine menyiapkan telinganya untuk mendengar cerita Rion. "Yang nglakuin ini semua Makomi." ucap Rion. Caine terkejut. "Bentar, Makomi? Makomi Sinclair bukan?" tanya Caine. Caine keceplosan. "Kok kamu tau? Namanya?" tanya Rion dengan heran. "Eee, aduh. Gimana jelasinnya ya." ucap Caine sambil menggaruk garuk kepalanya.

"Kamu diapain Makomi sampe bisa kayak gitu?" tanya Caine mengalihkan. "Aku hari ini lagi ada janji sama klien. Tapi klien itu bilang lagi buru buru banget, jadi ngga bisa lama lama. Aku langsung ke lokasi transaksi. Aku nunggu lama, tapi orangnya ngga muncul. Tiba tiba Makomi dateng bawa pistol. Nembak aku, tapi aku ngehindar. Pelurunya meleset kena pipi ku. Dan bikin goresan di pipi ku" jelas Rion sambil menunjuk luka goresan di pipinya.

"Aku udah berusaha ngga ngelawan. Tapi, dia bawa anak buahnya. Aku di pukul abis abisan. Aku berusaha cari celah buat kabur. Tiba tiba ada peluru yang nyasar. Nembak salah satu anak buah makomi. Aku ngga tau peluru itu dari mana. Aku juga lagi sendirian waktu itu. Waktu mereka teralihkan, aku kabur dari tempat itu. Aku nyetir ngebut banget. Pas sampe rumah, aku berusaha mutar gagang pintunya. Tapi pandangan ku tiba tiba kabur. Aku ngga tau abis itu kenapa aku bisa sampe sini" ucap Rion.

Caine terdiam. Di kepalanya muncul pertanyaan 'apa yang membuat Makomi melakukan hal sebahaya ini. Alicia tidak mati di tangan Rion. Apa dia tidak tau itu?'

Rion memperhatikan Caine yang terdiam. "Caine, Caine. Kamu ngga papa?" tanya Rion. Caine langsung sadar dari lamunannya. "Oh, ngga. Ngga papa kok" ucap Caine.

Suasana sangat canggung. "Kamu udah enakan kah? Mau makan apa? Minum apa? Aku bikinin" ucap Caine mencairkan suasana "nggak deh, mau peluk aja. Boleh?" tanya Rion. Caine mengangguk. Rion bangun dari sofa dan duduk. Rion menepuk pahanya. Mengkode Caine untuk duduk di pahanya.

Caine menurut saja. Caine memposisikan dirinya. Ia duduk di paha Rion dengan posisi badannya berhadapan dengan Rion. Caine terlihat duduk kaku. Rion membenarkan posisi duduk Caine. Mengalungkan kedua lengan Caine ke lehernya. Caine hanya diam. Rion memeluk pinggang Caine yang kecil. Rion menaruh kepalanya di dada Caine, dan menghembuskan nafas beratnya. "Gini aja dulu ya. Aku lagi capek. Kamu jangan pergi dulu" ucap Rion sambil mendusel di dada Caine.

Caine mengelus rambut ungu gelap Rion. Rion mendongak untuk menatap wajah Caine. "Kamu cantik, kayak biasanya" ucap Rion sambil tersenyum. Caine mengelus pelan kedua pipi Rion sambil tersenyum. Rion kembali menenggelamkan wajahnya di dada Caine. Hal itu berlangsung sekitar 7 menit.

Mereka tak menyadari bahwa sedari tadi, ada puluhan mata yang melihat kejadian itu.

Key: gilak, bapak sekarang bucin banget brow
Riji: iye, kayaknya kalo sehari ngga bucin ngga tenang wkwk
Mia: pokoknya jangan sampe ada yang ganggu mami papi aku
Echi: ji, dah poto belom?
Riji: oiya.
Selia: seneng aja liat mami papi akur kayak gini. Sering sering dah.
Elya: takut kalo ini cepet berakhir
Jaki: jangan gitu lah. Positif thinking aja.
Krow: kangen mama....
Makoto: iya, aku juga Krow
Gin: .....

Love in another world (RionCaine) Where stories live. Discover now