Love in another world (RionCaine)

keluarga

Sampai dapur, Caine bertemu Selia. yang sedang mengobrak abrik rak, mencari makanan. "Hai, lagi cari apa? " sapa Caine. "Eee, laper. Lagi cari makanan. Lagi males mesen uwu food" jawab Selia sambil terus mengobrak abrik rak.

Caine menuju kulkas untuk melihat ada bahan apa saja yang tersisa. Di kulkas ada ayam dan beberapa bumbu yang lain. "Sel, aku mau masak ayam ini. Kamu bisa bantuin aku?" tanya Caine. "Aku ngga bisa kalo urusan kompor, nanti gasnya meledak lagi. Ntar aku dimarahin papi" ujar Selia. "Ngga akan, kamu bantuin potong potong bahannya aja. Biar aku yang masak." kata Caine. "Oke deh" ucap Selia bersemangat.

Mereka berdua terlihat sangat sibuk di dapur. "Kak Caine, aku rasanya kengen deh. Masak masak kayak gini. Terakhir tuh kapan ya? Sampe lupa. Kak Caine juga biasanya ngga pernah masak masak kayak gini. Selalu mesen uwu food, kadang cuma njajan, kalo nggak, masak mie instan." ucap Selia sambil memandang Caine yang sibuk menumis. "Iya hehe, aku lagi pengen aja masak masak kayak gini. Hitung hitung hemat uang" sambung Caine.

Mereka berdua bercanda dan tertawa. Seperti ibu dan anak perempuannya. Tidak mereka sadari, dari tadi ada yang memperhatikan mereka. "Kalian kek akrab banget, kayak mama sama anak tau nggak" ucap Key yang tiba tiba duduk di meja makan. (Emang beneran duduk di meja). Elya menyusul dari belakang dan menyeletuk. "Kalian masak apa? Baunya harum banget. Jadi laper. Bau nya sampe nembus pintu kamar ku."

"Hahahah, ngga tau. Ini kak Caine yang masak. Aku cuman bantuin motong motong bahannya aja." ujar Selia sembari mengambil sendok untuk mencicipi makanan. Tiba tiba Mia datang sambil menggendong boneka kesayangannya dan mengucek matanya. Tanda baru bangun dari tidurnya.

"Hoamm... Baunya enak banget. Jadi laper. Mami masak apa??". Caine tertegun mendengar dirinya di panggil 'mami' oleh Mia. "Mami ngga ada, yang masak kak Caine" ucap Selia sambil mengambil piring, bersiap siap makan. "Hah? Iyakah? Aku kira mami yang masak. Abis mirip banget. Dari baunya juga masakan mami banget. Jadi kangen." ucap Mia dengan muka imutnya.

Caine mengerti apa yang dirasakan Mia, mungkin saking lamanya Mia di tinggal oleh mamanya. Jadi, ada rasa rindu di hatinya. "Mia, it's okey. Kalo kamu mau, kamu bisa manggil aku mami. Buat ngobatin rasa kangen kamu." ucap Caine sambil merentangkan kedua tangannya. Bersedia untuk memeluk.

Mata Mia berbinar, lalu berlari memeluk Caine. Caine membalas pelukan itu dengan tulus. "Akhirnya setelah sekian lama, aku bisa ngrasain pelukan hangat ini" ucap Mia sambil mempererat pelukannya. "Yeayy, aku juga mau manggil mamii" ujar Selia yang ikut memeluk Caine. Key dan Elya melihat momen itu dengan mata haru. Lalu ikut memeluk Caine.

Riji dan Makoto yang memperhatikan peristiwa itu dari jauh, ikut terharu. "Udah lama ya, kita ngga ngerasain keluarga sehangat ini. Kangen banget" gumam Riji kepada Makoto. "Iya, rasanya kayak mimpi. Kangen mami" ucap Makoto.

Key yang menyadari kehadiran Riji dan Makoto pun mengajak mereka bergabung. "Ji, ko. Sinii. Ayo kita makan bareng". "Oke, meluncur" ucap Makoto yang berlari dan merentangkan kedua lengannya seperti pesawat terbang. Riji hanya berjalan santai di belakang Makoto.

"Yang lain mana?" tanya Caine.

"Kak Echi masi bobo tadi. Kalo kak Krow masi di kampus bareng kak Jaki. Kak Gin tadi pergi sama Papi." ucap Mia sambil menyuapkan nasi ke mulutnya. "Yaudah, bangunin echi dulu. Nanti keburu abis ayamnya" ucap Caine sambil membuka rice cooker. "Aku aja mami, yang bangunin kak echi" ucap Selia bersemangat. "Yaudah, bangunin nya hati hati ya Sel. Nanti kaget" ucap Caine. Selia mengacungkan jempol tanda 'oke' lalu pergi membangunkan Echi.

"Sering sering ya mami, kayak gini. Mami enak kalo masak. Aku suka." ucap Riji sambil mengacungkan jempol.

- Elya: ih, ikut manggil mami lagiii. Ini mami akuu
- Riji: biarin lah, suka suka gua.
- Key: masalah gini doang loh padahal
- Makoto: udah udah, semua boleh manggil mami

Mereka bersorak gembira. Caine hanya geleng geleng kepala dan tersenyum.