penyerangan

2.6K 349 9
                                    

Mereka mengepung tempat itu dengan tenang. Mereka tak langsung menyerbu dan menyerang. Mereka menunggu waktu yang tepat.

Sementara Rion, ia masuk gudang yang sepi itu. Tak ada tanda tanda kehidupan di sana. Rion terus berjalan ke depan. Rion melihat siluet samar samar sedang berdiri dari kejauhan. Itu Makomi. Makomi sedang berdiri membelakangi Rion. Sedang menikmati rokoknya. "Akhirnya kau datang ke sini Rion. Aku tak menyangka kau benar benar melakukannya. Tanpa pasukan. Aku pikir kau melemah setelah ada Caine di hidupmu" ucap Makomi sambil mengepulkan asap rokoknya

Rion berhenti melangkah. Dia diam berdiri dengan tegap. "Apa yang kau inginkan dariku, Makomi?" tanya Rion. "Kau serius memintaku menjawab pertanyaan itu?" tanya Makomi yang masih berdiri membelakangi Rion. "Gimana kalo aku minta salah satu anggota mu yang manis ini. Caine cocok jadi budak ku" ucap Makomi.

Kini Makomi berdiri menghadap Rion. Ketika Makomi sedikit menyingkir ke kanan, Rion melihat Caine terduduk lemas. Dengan rantai di lehernya, kondisinya mengenaskan. Dengan beberapa bagian dari pakaiannya yang sobek. Caine diperlakukan layaknya hewan. "Berani banget lu nyakitin Caine" ucap Rion sambil menodongkan pistol ke arah Makomi. Makomi malah tersenyum. "Kalo lu berani nembakin pistol lu disini, pasukan gua ngga segan segan menggal kepala lu buat gua" ucap Makomi.

Alih alih menurunkan pistolnya, Rion malah mengangkat pistolnya ke atas dan menembakan nya ke langit. Tembakan itu terdengar oleh pasukan Rion yang berjaga di luar.

Gin memberi isyarat untuk maju. Mereka mendobrak pintu utama. Anak buah Rion maju sambil menodongkan senjatanya. Tidak ada ekspresi panik di wajah Makomi. Ia malah menyeringai dan tertawa ngeri. "Rion, kau sama saja seperti dulu hah? PENGECUT" ucap Makomi.
Mendengar ucapan Makomi, Rion mulai tersulut emosinya. Ia tak peduli apakah dirinya akan mati di tempat itu. Rion berlari maju dan naik ke leher Makomi.

Rion menodongkan pistol tepat di kepala Makomi "SEKALI LAGI LU NGOMONG GITU KE GUA, GUA PECAHIN KEPALA LU DISINI SEKARANG JUGA" bisik Rion di telinga Makomi. Tubuh Makomi tiba tiba kaku dan mulai tumbang. Rion mampu menyeimbangkan badannya sehingga tak ikut tumbang. Anak anak Rion yang memperhatikan kejadian itu merinding. Tanpa Rion sadari, dua anaknya menyelinap di belakangnya. Selia dan Mia. Mereka mencoba melepaskan rantai yang mengikat leher Caine. Mia tak berusaha menahan tangisnya melihat kondisi maminya.

Caine tak sadar sama sekali. Mereka berdua membawa Caine ke tempat yang aman. Rion pergi begitu saja meninggalkan tempat itu. "TEMBAAKKK!!!" teriak salah satu anak buah Rion.

Ribuan peluru di luncurkan. Pasukan Makomi yang sedang bersembunyi kemudian menampakkan wujudnya. Mereka berjumlah 400. Makomi sudah hilang entah kemana. Pasukan Makomi banyak yang tumbang. Terjadi pertumpahan darah dimana mana. Namun pasukan Rion tak gentar sama sekali. Rion masih belum menyadari bahwa anak anaknya ikut dalam peperangan itu.

Sekitar 5 menit, adu peluru berhenti. Pasukan Makomi habis tak tersisa di tangan pasukan Rion. Rion baru sadar bahwa Caine masih ada di tempat itu. Rion berlari untuk mengecek Caine. Tentu saja Caine tak ada di sana. Caine muncul di balik dinding dengan di bopong oleh 2 orang. Rion tak mengenali 2 orang dengan seragam anti peluru itu. Anak buah Rion semuanya laki laki dan bertubuh kekar. Namun, tubuh 2 orang itu seperti wanita.

Selia mendudukkan Caine dan membuka topengnya. Begitu juga dengan Mia. "PAPII!!" teriak Mia sambil memeluk Rion. Rion tentu saja terkejut. Anak buahnya mulai keluar dari tempat itu. Berjalan menghampiri Rion. Anak anaknya membuka topengnya satu persatu. Rion bertambah terkejut karena semua anak nya ikut dalam peperangan.

Riji di rangkul oleh Makoto karena lengan kirinya terkena peluru. Membuatnya kehilangan keseimbangan. Riji tersenyum meskipun sedang menahan rasa sakit di lengannya. Anak anak Rion menunduk merasa bersalah. Mereka tau, bahwa hal ini akan membuat Rion marah. Mereka siap menerima apapun konsekuensinya. "Maaf..." ucap Gin. "Kalian hebat anak anakku" ucap Rion sambil tersenyum. Mereka semua terkejut. Mereka mengira bahwa akan di marahi habis habisan.

Rion merentangkan kedua tangannya. Memberi isyarat untuk di peluk. Echi berlari ke pelukan Rion, disusul dengan yang lainnya. "Kenapa kalian malah ikut turun? Kan tadi papi bilang bahaya. Bandel banget di bilangin" ucap Rion. "Kita ngga bisa biarin papi sendirian, bebasin mami. Apalagi musuhnya Makomi. Kalo papi sendirian. Bisa bisa beneran mati di tangan Makomi." ucap Gin.

"Yaudah, kita kayaknya ke rumah sakit dulu deh pi. Riji tuh kasian, dari tadi nahan sakit" ucap Selia yang duduk dengan kepala Caine di pahanya. dari tadi, Caine masih tak sadarkan diri.

Rion menyuruh anak buahnya kembali ke basecamp. Sedangkan Rion dan anak anaknya menuju rumah sakit. Ketika mereka sampai di rumah sakit, Caine dan Riji langsung di larikan ke UGD.

-To be continue

Love in another world (RionCaine) Where stories live. Discover now