perpustakaan

3.9K 513 10
                                    

Setelah taxi mengantar mereka berdua sampai di depan mansion, taxi itu buru buru pergi dari sana. Caine belum sempat berterimakasih dengan sopir taxi itu. Setelah Caine menata semua barang barangnya di kamar, Mia mengetuk pintu kamar Caine yang tak tertutup. "Eh, Mia. Masuk aja gapapa" ucap Caine. Mia masuk dan duduk di kasur Caine. "Jadi, kita mulai dari mana dulu mami?" tanya Mia. "Terserah, mami ikut Mia aja" jawab Caine.

"Hmm, gimana kalo perpustakaan dulu. Mia suka baca buku. Tapi perpustakaan nya ngga pernah dibuka waktu kita sampai sini." ucap Mia. Mereka berdua keluar kamar dan menuju perpustakaan. "Mia, waktu kamu dateng ke sini. Kamu ngga bawa barang barang kamu?" tanya Caine sambil berjalan. "Barang disini semua asli punya kita. Molly ngirim barang barang kita dari dunia sana ke dunia ini pake portal. Cuma rumahnya aja yang beda. Yang menata semua ini Molly. Jadi, kita sampe sini tinggal make." ucap Mia.

"Kata Molly, dulu mansion ini di jual murah. Lalu di beli sama Molly. Molly pakai wujud manusia untuk transaksi dengan penjual mansion ini. Dulu Molly membeli rumah ini, katanya mirip sama rumahnya. Aku ngga tau maksudnya 'mirip rumahnya' mungkin Molly dulu manusia? Aku juga kurang tau" lanjut Mia.

"Jadi, foto di kamar kamu itu asli punya kamu?" tanya Caine. "Iya, sebenernya foto itu kak mako yang  kasih ke aku. Katanya bayi yang di gendong itu aku. Dan yang gendong aku itu mama. Aku ngga terlalu percaya sih. Tapi aku simpen aja, soalnya kak mako disitu lucu" jawab Mia. Tak terasa mereka sampai di pintu masuk perpustakaan. Suara pintu tua yang khas, membuat kesan perpustakaan itu tak pernah dibuka.

Perpustakaan terlihat tidak terurus. Dengan jaring laba laba dimana mana dan minimnya cahaya matahari. Terlihat seperti ruangan tua yang horor. "Maaf ya mami, perpustakaan nya ngga ada yang ngurus sampe kayak gini" ucap Mia. "Ngga papa, kita bersihin yang mau kita pake aja" ucap Caine.

Caine membuka gorden untuk membiarkan cahaya matahari masuk. Mia membersihkan jaring laba laba dan mengelap beberapa buku. Caine menelusuri tiap sudut perpustakaan itu. Juga mencari beberapa buku untuk di baca.

Ketika Caine sedang mencari buku buku, ia melihat salah satu rak. Ia menemukan buku dengan cover hitam mengkilap. Dengan judul 'Alicia Sinclair' yang ditulis dengan tinta berwarna emas. Caine tertarik untuk membuka buku itu. Seketika Caine teringat dengan salah satu nama yang disebutkan Caine hologram. Nama yang sama Alicia Sinclair. "Mamanya Mia" itulah kata yang muncul di benak Caine.

Caine mengambil buku itu. Sangat berdebu, seperti tidak pernah dibuka sama sekali. Caine membuka buku itu. Ada beberapa foto. Foto wanita yang Caine lihat di kamar Mia hari itu. Juga ada foto Mia masih kecil.

Dan dilembar akhir, Caine menemukan foto wanita itu sedang bersama Rion dan kedua anaknya. Makoto dan Mia. Di foto itu, Rion tak berekspresi. Wajahnya hanya datar. Dan wanita itu seperti tersenyum terpaksa. Dibalik foto itu, ada tulisan tangan yang indah. 'Aku, Rion, putraku dan putriku' Caine menutup album itu. Ia ingin menunjukkannya kepada kembarannya.

Di tempat Caine mengambil album itu, samping kanannya terdapat buku kecil dengan cover berwarna seperti kulit kayu. Lagi lagi judulnya adalah Alicia Sinclair. Caine membuka halaman pertama. Berisi catatan dengan tulisan tangan yang indah. Dengan tinta perak. 'Mungkin seperti buku harian?' gumam Caine.

Caine tak ingin membacanya sekarang. Ada satu bab yang membuat Caine tertarik. Berjudul 'besok adalah hari kematian ku'

Love in another world (RionCaine) Where stories live. Discover now