Diary Alicia

3K 388 10
                                    

Aku, Alicia Sinclair. Menulis diary ini atas keinginan ku sendiri. Aku tidak menikah, tetapi aku memiliki 2 anak yang sangat aku sayangi. Seorang lelaki berjanji akan menikahi ku sebelum aku melahirkan anak pertamaku. Rion.

Janji manisnya membuatku bertahan. Aku sangat menanti untuk dinikahi. Tetapi hari yang bahagia itu tak kunjung datang. Aku dilarang bertemu lelaki lain, selain dirinya. Sangat egois, entah mengapa aku malah jatuh cinta kepadanya. Bahkan untuk sekedar bertemu kakak ku, makomi Sinclair. Dia sangat melarang keras. Dia tak peduli dengan yang aku katakan. Semuanya harus sesuai kehendaknya. Aku benci mengakui itu.

Aku terpaksa tinggal bersamanya. Orang tua ku adalah petani, suatu hari mereka gagal panen. Yang membuat mereka menjual satu satunya tanah mereka. Kepada seorang lelaki bisnis yang sangat dingin, Rion. Tapi ketika melakukan transaksi, aku dipaksa ikut oleh ibuku. Ntah apa yang ia mau. Aku menurutinya.

Aku dikenakan pakaian yang mewah dan mahal. Yang sebelumnya tak pernah aku pakai. Aku datang untuk mendampingi kedua orang tuaku bertransaksi. Namun, aku sudah salah menduga. Mereka bertransaksi bukan karena mau menjual tanah mereka, tapi mereka menjual diriku kepada Rion. Aku dihargai 30 ribu dollar. Aku tak tau berapa banyak uang yang diterima orang tuaku. Mereka lebih sayang dengan tanahnya, ketimbang aku. Aku membenci mereka.

Setelah mereka selesai dengan transaksinya, Rion membawa ku ke sebuah tempat. Sangat indah dan mewah. Aku tak pernah mengunjungi tempat itu seumur hidupku. Terlalu besar untuk disebut rumah. Terlihat seperti istana di mataku.

Aku bertemu dengan 2 wanita. Wanita pertama, berambut coklat. Aku biasa memanggilnya nona Helena. Tapi tampaknya, dia tak terlalu menyukai kedatanganku. Aku disambut dengan tatapan sinis.

Lalu, aku juga disambut oleh wanita kedua. Dengan warna rambut hitam legam. Dan senyum manisnya. Dia menyambutku dengan senyum termanis nya. Aku merasa nyaman berada di sisinya.

Biasanya, aku memanggilnya nona Reina. Tapi ia tak mau aku panggil nona. Tiap kali aku memanggilnya nona, ia selalu protes. Ia menyuruhku memanggilnya kak. Kak Reina.

Aku cukup senang. Hari pertamaku menjelajahi tempat itu. Dibuat kagum dengan semua hal yang ada di sana. Aku berkeliling dengan ditemani kak Reina. Aku sangat senang, sampai sampai aku menganggapnya seperti kakakku sendiri. Kak Reina bercerita, ia memiliki hobi membaca buku.

Ia menunjukkan sebuah perpustakaan yang sangat besar. Biasanya kak Reina menghabiskan sebagian harinya di perpustakaan. Bahkan ia sering ketiduran di sana.

Aku juga tertarik dengan buku, tetapi. Ketika aku meluangkan waktuku untuk membaca buku, ayahku memarahi ku. Ayah membakar habis buku ku, sampai aku tak memiliki 1 pun. Ayah bilang membaca itu membuang waktu saja.

Ketika aku memasuki perpustakaan, kak Reina menunjukkan sebuah buku diary. Diary miliknya. Aku juga teringin untuk menulis diary ku juga. Mulai hari itu, aku menulis diary serajin mungkin.

Love in another world (RionCaine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang