08. Permainan Hati

10.5K 704 27
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Naruto tidak mengerti kenapa seketika darahnya terasa mendidih ketika melihat Hinata berpelukan dengan buronannya ini.

Tidak bukan karena Toneri adalah musuhnya dalam kasus yang dia tangani.

Inspektur ini berani bersumpah jika siapapun yang berani menyentuh gadis indigo dihadapannya ini akan dia hajar tanpa ampun, apalagi Toneri yang sudah menjadi incarannya selama ini.

Tubuh tegap sang Inspektur bangkit dari duduknya, menghampiri calon istrinya yang kini di berada dalam dekapan sang gembong narkoba.

Dengan memasang wajah tanpa dosa, Naruto melerai paksa pelukan dua insan ini. "Ehm, maaf Hime, kau belum mengenalkan ku pada kekasih mu ini.

"Kenapa kau masih disini Inspektur, dan berhenti memanggilku Hime!" Jawab Hinata kesal.

"Ayolah Hime, aku hanya ingin mengenal kekasih mu ini, sebagai teman apa aku tidak boleh berkenalan dengan kekasih mu ini?" Naruto tak mengindahkan peringatan Hinata untuk memanggilnya Hime, dia malah menampakkan cengiran lebarnya.

Bagaimanapun dia harus menutupi jika dia sedang mengincar Toneri jika sedang bersama Hinata.

Toneri tersenyum simpul penuh tanda tanya menanggapi rengekan Naruto. Dia tahu benar Naruto sedang menutupi sikap yang seharusnya ditunjukan sang Inspektur terhadapnya.

"Ootsutsuki Toneri." Toneri memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.

Naruto tersenyum licik menanggapi perkenalan dari Toneri. "Namikaze Naruto, INSPEKTUR Namikaze Naruto." Naruto memberi penekanan pada pangkat kepolisian yang tersemat di depan namanya, sambil bersalaman dengan sang penjahat.

"Senang berkenalan dengan Anda, Inspektur. Ne, Honey, jadi bagaimana kau bisa berkenalan dengan polisi kebanggaan negeri tercinta kita ini" Tangan Toneri yang tidak berjabat dengan Naruto, hampir saja merangkul bahu Hinata.

Naruto dengan sigap menarik Toneri, sehingga rangkulan itu gagal. "Otsutsuki-san, tak enak rasanya bila kita ngobrol sambil berdiri, lebih baik kita ngobrol disini saja." Naruto mengajak Toneri ke satu set sofa mini yang terdapat di ruangan Hinata.

Hinata menatap kesal sikap sok akrab sang Inspektur pada dirinya dan kekasihnya. 'Inspektur Pirang itu merusak kencan ku siang ini.' Geram Hinata, sambil berjalan menuju dua pria yang sedang duduk nyaman di sofa, tanpa mengetahui, bahwa dua pria itu memiliki masalah yang sangat-sangat serius.

"Namikaze-san, kenapa anda tidak kembali kekantor kepolisian, apa anda sedang mangkir?" Tanya Hinata sembari mendudukan tubuhnya di sofa empuk berwarna cream itu.

"Aku disini justru sedang bekerja Hime." Jawab Naruto ambigu sambil tersenyum hangat pada Hinata yang duduk disebelah Toneri, tepat dihadapannya.

"Cih, dasar pengganggu." Gumam Hinata pelan sambil membuang muka dari pandangan Naruto.

Ya, Inspektur Namikaze memang sedang bekerja sekarang, Hinata belum tahu bahwa orang menjabat sebagai kekasihnya itu adalah bagian dari target pekerjaan Naruto.

"Jadi Ootsutsuki-san, apa pekerjaan anda?" Dari nadanya bertanya, sangat jelas terdengar bahwa Naruto sedang mengitrogasi sang pengenar Narkoba.

"Kau tidak boleh bertanya seolah mengitrograsi seperti itu inspektur, ini butikku, bukan ruang intrograsi di kantor polisi." Protes Hinata karena tidak terima kekasihnya di perlakukan macam penjahat.

Sweet DreamΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα