45. Rencana Pengkhianatan -2-

5.6K 555 53
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

...

Aku tidak benar-benar tahu tentang cinta

Aku tidak tahu cinta akan datang kepadaku seperti ini

Aku yang memulainya dari pertama kali

Aku berharap kau akan menjadi cintaku

Kau membodohiku, kau mengatakan bahwa ini bukan cinta

Aku berharap ini akan berakhir dengan takdir

Karena luka yang menyakitkan akan tertinggal padaku

Tetapi saat aku tahu ini, ku masih tetap serakah

Aku menginginkanmu

Aku berpikir itu adalah awal yang salah.

Aku pikir begitu mudah

Aku percaya aku akan selalu bisa memanggilmu

Apa yang harus kulakukan? Dimana salahnya?

Aku sangat merindukan segalanya tentangmu

...

Safir biru yang di kelilingi oleh kelopak bagai warna madu itu mengerjap berkali-kali. Lelah, matanya perih berjam-jam menatap layar laptop yang ada dihadapannya.

Kepala bersurai pirang cepak itu menoleh, menengadah, menatap jam dinding berbentuk bulat sederhana yang tergantung di kamarnya. Sudah pukul tiga dini hari, namun ia belum juga berniat merebahkan tubuh berototnya pada kasur empuk nan nyaman. Kembali berhadapan dengan benda segi empat yang lebarnya hampir dua belas inci itu, Naruto masih melanjutkan Berita Acara Penyelidikan yang belum juga ia rampungkan.

Susah? Pekerjaan membuat Berita Acara Penyelidikan, dalam setiap interogasi yang akan ia lakukan adalah makanan sehari-hari bagi Naruto. Lalu mengapa kali ini begitu sulit. Padahal file itu sudah ia kerjakan sejak pagi.

Yang menjadi masalahnya sekarang adalah orang yang akan dia interogasi. Orang ini bukan sekedar tahanan atau tersangka yang biasanya sering ia lontarkan pertanyaan menyudutkan. Juga buka saksi kunci biasa yang bisa ia lempari pertanyaan tanpa memperhatikan keadaan psikologisnya. Lebih dari itu, yamg akan ia interogasi besok adalah gadisnya. Gadisnya yang amat sangat ia cintai.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu kayu pada kamarnya membuat Naruto kembali memecah konsentrasinya. "Masuk." Ucapnya singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Gaki.." Bocah, panggilan dan suara itu amat ia kenali, membuatnya akhirnya mengalihkan pandangan dari layar yang menjadi fokusnya.

"Baa-chan, kau belum tidur?" Tanya Naruto saat melihat Tsunade yang berjalan kian dekat padanya.

Menggeleng, nenek-nenek yang masih terlihat muda dan cantik di usia kepala enamnya itu malah menatap layar yang membuat Naruto sejak tadi petang tak turun untuk makan malam. "Jadi ini yang membuatmu begitu manja, hingga makan malam pun diantarkan ke dalam kamar, hm?

Sweet DreamWhere stories live. Discover now