46. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -1-

6.9K 650 122
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

...

"Minumlah, ini masih hangat..."

Hinata mendongak, ada benda hangat yang menempel pada pipi gembulnya. Susu kemasan kaleng yang masih hangat itu ternyata yang menempel pada pipi tembamnya. Dan pelakunya, siapa lagi kalau bukan sang Inspektur tampan yang telah berhasil ia jerat hatinya.

"Aku mau kopi..." Jawabnya sambil menggeleng  dan menjauhkan tangan Naruto yang memegang kaleng susu dari pipinya.

Naruto terkekeh renyah. Rasanya sudah lama sekali ia tak melihat ekspresi merajuk menggemaskan milik Hinata. Bukannya menjawab, Naruto malah mendaratkan bokongnya pada kursi panjang ruang tunggu, tepat di sebelah Hinata. "Kopi tak baik untuk lambungmu...., lebih baik susu hangat...." Jawab Naruto sembari kembali menyodorkan kaleng susu hangat itu dihadapan Hinata.

Menghela nafas pasrah. Pada akhirnya ia menyerah, ia menerima susu hangat itu, karena memang perutnya terasa dingin karena belum diisi sesuap nasipun dari siang. Namun, ia sempat melirik sekilas ketika akan membuka kemasan kaleng susunya. Mendelik tidak suka saat melihat Naruto menggenggam kaleng kopi dingin.

"Kau melarangku minum kopi, kau sendiri minum kopi, dan itu adalah kopi dingin, kau meminumnya di malam hari, lambungmu bisa sakit, tahu!"

Naruto tersenyum tipis, hatinya menghangat ketika Hinata menceramahinya. Gadis itu masih menaruh sedikit perhatian padanya. "Sebenarnya aku sengaja.... hanya untuk mengujimu, apa kau perhatian padaku...? Hehehe...." Naruto tercengir lebar, seraya mengeluarkan satu kaleng lagi dari saku celana bahannya. Ia juga ternyata membeli susu kemasan hangat. "Terimakasih masih peduli padaku...." Lanjutnya lagi sambil membuka kaleng kemasan susu hangat itu.

"Tak pernah berubah..." Gumam Hinata kesal ketika melihat Naruto yang masih mencari perhatiannya.

"Hime...."

Hinata menoleh ketika panggilan sayang Naruto padanya ia dengar. 'Sial, harusnya aku tak perlu merasa terpanggil dengan panggilan itu, bisa makin besar kepala dia.' Umpat Hinata kesal dalam hati. Ia menyesali tindakannya menanggapi panggilan Naruto denga  sebutan Hime yang di tujukan padanya.

"Kau tak perlu takut..." Kini pandangan Naruto tampak menatap lurus pada ruang interogasi yang mereka tunggu untuk terbuka. Shikamaru sedang mengedit ulang semua BAP yang di buat oleh Naruto. "Shika tak akan bicara kasar padamu, dia temanku... kau pernah bertemu dengannya di Family Gathering dia pria berkuncir nanas yang kepalanya di pukul oleh istrinya karena gagal dalam games benteng takeshi."

Terkikik geli, tiba-tiba kenangannya bersama Naruto kembali memenuhi memory otaknya. Namun ia menggeleng cepat. Hinata seolah ingin menyangkal masa-masa bahagia yang ia lewati bersama Naruto.

Senyum Naruto menipis, saat ekspresi Hinata kembali menjadi dingin. Ia kembali menatap lurus seraya saling menggenggam telapak tangannya dan lengan yang ia tumpukan pada lutut. "Kau tak perlu khawatir. Aku akan ikut masuk kedalam menemanimu. Kau harus menjawab semua yang kau tahu, pada Shikamaru. Dia akan sangat pandai melontarkan pertanyaan menjebak padamu, jadi jujur jauh lebih baik...."

"Aku-"

"Hyuuga-san, kita bisa memulainya sekarang." Pria berkuncir nanas itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu kayu ruang interogasi. Wajahnya menatap pasangan itu dengan wajah malas.

Sweet DreamWhere stories live. Discover now