56. Restu Yang Pupus -1-

7.2K 653 105
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Bulir demi bulir keringat dingin membasahi pelipisnya, bibirnya bergetar ketakutan, ujung pistol yang dipegang kian kuat menekan sisi kepala indigonya. Suara pelatuk yang siap ditarik kapanpun membuat kakinya bergetar. Ootsutsuki Toneri, pria yang ia sebut sebagai cinta pertamanya itu adalah harapan terakhir untuk menyelamatkan nyawanya. Bukankah pria itu berkata bahwa hanya dirinya yang ia miliki di dunia ini?

Toneri berbalik sekilas, memicingkan satu matanya menatap Hinata yang berada di bawah tudingan pistol Kiba. "Kau sebut gadis bodoh ini sebagai kekasihku, hm?"

Hinata tersentak, air mata bergulir dari iris ungu keperakan miliknya. Toneri mengumpatnya dengan kata-kata kasar, bukankah pria itu selalu menyanjungnya dengan kata-kata indah? Tak tahukah Hinata bila di belakangnya Toneri bahkan berkali-kali menghinanya dengan sebutan yang lebih kasar lagi.

"Bagaimana bisa aku menganggap kekasih, seseorang yang mengkhawatirkan pria lain di hadapan kekasihnya?" Toneri mendengus remeh sembari menunjuk hidungnya sendiri. "Lagi pula," Toneri menyeringai licik sembari memasukan satu tangannya ke dalam saku celana bahannya. "Sejak awal aku tak pernah menganggapmu kekasihku, Honey...." Toneri memiringkan kepalanya. Ia bisa melihat dengan jelas air mata yang kian deras mengalir dari pipi putih Hinata. "Dan bila kau ingin menghancurkan kepalanya, lakukan saja. Aku tak peduli." Pria itupun berbalik menuju helikopter yang telah ia curi dari dari pabrik milik Hyuuga Corp.

Bola mata bulat sewarna bunga lavender itu memanas, hatinya bagai diremas berulang kali. Apakah ia salah mendengar? Toneri, cinta pertamanya yang ia bela mati-matian, tak keberatan bila nyawanya dilenyapkan.

Ia akui, hatinya kini telah berlabuh pada Naruto. Namun tidakkah Toneri menganggapnya sebagai orang yang pernah mengisi hidupnya. Seperti yang dilakukan Naruto untuk selalu melindunginya, padahal kala itu ia jelas-jelas memilih Toneri.

Kiba melepaskan cengkramannya, dan seketika itu pula Hinata jatuh terduduk di lantai semen. Menatap nanar pria yang ia sebut sebagai cinta pertamanya perlahan menjauh meninggalkannya. Harapannya kosong, pupus. Ia sudah menyia-nyiakan pria yang begitu mencintainya. Pria itu bahkan rela mengorbankan nyawa untuknya, dan pria yang ia daulat sebagai cinta pertamanya malah mengorbankan nyawanya demi keselamatan dirinya sendiri.

Dor
Dor
Dor

Hinata seolah tuli dengan suara rentetan peluru itu, Kiba berhasil menembak bahu kanan Toneri, namun Yahiko membalas dengan menembak betis kanan Kiba.

Toneri tersenyum penuh kemenangan, melihat Kiba yang jatuh terduduk kesakitan, sebelum meninggalkan Jepang, ia merebut pistol milik Yahiko dan menodongkannya ke arah kepala Hinata. "Tugasmu sebagai bonekaku telah selesai, Honey..."

Hinata tahu, ia sadar bahwa Toneri sedang menodongkan senjata api itu dari jarak jauh ke arah kepalanya. Namun ia diam tak berkutik, dan malah memejamkan matanya seolah telah siap jika timah panas itu menembus kepalanya cantiknya. 'Apa aku masih punya muka untuk menemui Kaa-sama disana...?'

Dor

Satu peluru kembali di lepaskan, namun ia tak merasakan apapun. Membuka perlahan matanya ia malah menemukan Toneri yang memegang tangan kanannya yang berlumuran darah, seseorang menembak pria itu.

Sweet DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang