Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Pranggggggg.
Suara lemparan tas louis vuitton mahal itu ke meja rias bergaya victorian miliknya, membuat salah satu maid yang sedang menuju kamarnya, segera membuka pintu
"HINATA-SAMA!" Yugao, maid yang sangat dekat dengan nonanya ini berteriak histeris, saat melihat sang nona duduk terkapar di lantai sambil menangis tersendu-sendu.
Yugao terperanjat melihat semua peralatan make-up mahal Hinata berserakan jatuh dari meja rias classicnya akibat lemparan tas mahalnya.
Hinata benar-benar lepas kendali kali ini, sang ayah dan kakak laki-lakinya yang menjodohkannya dengan orang yang tak di kenalnya, lalu sang kekasih yang mendadak seperti hilang di telan bumi.
Sejak perpisahan setelah makan siang tadi, ponsel kekasih bersurai peraknya tak kunjung bisa dihubungi.
Yugao berjalan tergesa-gesa mendekati Hinata yang duduk di lantai marmer berlapis karpet lembut dengan motif mawar besar.
Direngkuhnya pelan tubuh sang nona, tangan putihnya mengusap punggung gadis bersurai indigo itu, mencoba memberikan ketenangan pada Hinata.
"Berhenti menangisi pengecut itu Hinata...!" Suara bariton sang sulung Hyuuga membuat Hinata dan Yugao mendongak ke arah pemilik suara.
Neji sudah berdiri di depan pintu, manik lavendernya menyusuri tiap inci kamar mewah sang adik yang kini porak poranda akibat amukan sang tuan putri Hyuuga
"Hiks... hiks...," Hinata semakin terisak mendengar ucapan sinis sang kakak yang di tujukan pada kekasihnya.
"Yugao persiapkan dia dengan baik, dua jam lagi keluarga calon suaminya akan datang." Neji berlalu begitu saja meninggalkan sang adik yang kini semaikn meratap. Tapi selang beberapa saat, dia kembali memundurkan langkahnya.
"Tou-sama, tak pernah sekalipun menolak keinginanmu Hinata, tak inginkah kau memenuhi satu permintaannya saja."
...
Tubuh tegap sewarna madu itu kini terbalut setelan jas abu-abu hasil karya designer kelas dunia Andre Laurent. Biru shapirenya menatap lekat pantulan dirinya di cermin besar.
"Wah, anak Kaa-chan, benar-benar tampan dattebane!" Teriakan sang ibu dari depan kamarnya, membuat inspektur muda ini mengalihkan pandangannya.
Kushina menghampiri putra semata wayangnya ini, merapikan kerah kemeja putih yang di kenakan sang putra.
"Bagaimana, kau suka pilihan Kaa-chan mu ini kan?" Bangga Kushina sambil memicingkan satu matanya.
"Hufffftttt... ini benar-benar mahal ttebayo..." Keluh Naruto sambil menghela nafas panjang.
Bagaimana tidak harga satu setel jas ini sama dengan gajinya satu bulan.
Pletakkkkk
Satu jitakan mendarat di kepala kuning sang inspektur.
"Baka! Calon istrimu itu seorang yang berselera tinggi, kau tidak boleh memakai pakaian asal-asalan saat melamarnya." Omel Kushina sambil menjewer telinga Naruto.
"Hentikan Kaa-chan ini sakit, awwwww..." Teriak Naruto sambil memegangi tangan sang ibu yang menjewer telinganya.
"Mau sampai kalian ribut seperti itu Hiashi, dan keluarganya sudah menunggu kita." Ujar Pria pirang yang sedari tadi berdiri di depan pintu, memperhatikan tingkah anak istrinya. Dia sudah siap dengan setelan jas berwarna navy blue yang di belikan istrinya dengan harga diskon 50%.
YOU ARE READING
Sweet Dream
FanfictionBagai bumi dan langit, seperti mentari dan rembulan. Perbedaan keduanya begitu kentara, hingga sebuah takdir yang menautkan benang merah antara mereka. Namikaze Naruto, Inspektur Kepolisian Jepang dengan segudang prestasi, harus terlibat urusan hati...