26. Sebuah Tanggung Jawab

10.4K 714 95
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

...

Song Fic : Promise
By : Exo

...

"Kau sudah mendapatkan bukti-buktinya?"

Naruto menghentikan kegiatan berbenah dengan laptop dan tas ranselnya. Ia berniat meninggalkan ruang rapat yang telah usai. Hanya ada dirinya dengan Asuma di ruanga itu saat ini. Bibir merah kecoklatannya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya merespon pertanyaan sang Komisaris.

"Aku tahu inspektur, kau bukan tipe orang yang suka mengulur dan membuang waktu. Tentang Nona Hyuuga itu kau pasti sudah menyelidikinya dengan sangat detil." Asuma tersenyum simpul. Ia kenal betul bagaimana tabiat Naruto. Pemuda Namikaze itu adalah muridnya saat ia masih menjadi mentor di akademi kepolisian.

Naruto menutup resleting tas ransel hitamnya. Ia tersenyum tipis sambil menatap sang komisaris. "Saya rasa anda sudah tahu bagaimana cara saya bekerja. Mohon jangan libatkan Hinata dalam kasus ini, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mengusut kasus ini sampai tuntas."

"Kau sedang berusaha melindunginya?" Tanya Asuma dengan tatapan menuntut.

"Dia tak ada kaitan apapun dengan kasus Toneri. Dia bahkan tak tahu pekerjaan Toneri sebenarnya." Dari tatapan yang terpancar oleh safir biru Naruto, Asuma tahu persis, Inspekturnya ini menjawab dengan penuh keyakinan.

"Jika dia terbukti terlibat, kau tak bisa menghindar dari tugasmu untuk menyidiknya."

"Anda tak perlu khawatir Komisaris, saya akan bertindak profesional." Naruto meletakkan ransel hitam di bahu tegapnya. "Tapi sebisa mungkin saya tak akan membawanya kedalam kasus ini."

Asuma tersenyum tipis menatap tubuh tegap mantan anak didiknya yang keluar melalui pintu kaca. "Tampaknya kau lebih yakin mempertahankannya dari pada gadis yang kemarin."

...

Kaki-kaki putih jenjang yang ditutupi stocking merah muda itu bergoyang kekanan dan kiri. Jemarinya sibuk bekerja dengan ponsel berlogo apelnya. Membalas obrolan bersama dua orang sahabatnya di group chat mereka.
Bibir ranumnya mengerucut dengan pipi tembanya yang di kembungkan. Ia cukup kesal Ino yang marah padanya karena tidak hadir di acara pertunangan si artis. Hinata tak sadar ada sepasang mata safir yang tengah memperhatikannya.

Naruto menyeringai tipis, menyaksikan ekspresi lucu Hinata yang sedang sibuk dengan ponsel pintarnya. "Maaf sudah menunggu lama..."

Hinata mendongakkan kepalanya menatap iris safir yang memandang lembut padanya. Buru-buru ia simpan ponsel pintarnya di tas selempang kecil Prada yang dibawanya. Ia berdiri dan membungkuk sekilas dihadapan sang Inspektur. "Koniciwa...," sapa Hinata lembut sambil tersenyum manis.

Seketika hati Naruto menghangat. Bibirnya membentuk lengkung kecil. Ia membalas senyuman manis Hinata. "Kenapa tidak menelepon ketika sampai...?"

"Aku takut mengganggu Naruto-kun.... Inuzuka-san, mengatakan kalian sedang rapat." Jawab Hinata sambil tertunduk malu. Ia juga tak mengerti kenapa tiba-tiba dia merasa malu dihadapan Inspektur ini. 'Ah seperti remaja saja..' Rutuk Hinata dalam hatinya.

Sweet DreamWhere stories live. Discover now