54. Perjuangan Terakhir -1-

5.3K 559 50
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

...

"Honey...."

Desiran air yang mengalir dari keran wastafel itu seketika berhenti. Jantung gadis itu berdegup cepat, nafasnya tercekat hebat, telinganya tiba-tiba terasa panas ketika mendengar suara itu. Suara yang amat ia kenali, suara cinta pertama yang meninggalkannya.

Dengan penuh keraguan Hinata mengangkat kepalanya, menatap pantulan cermin yang ada di hadapannya. "Toneri-kun..." Air mata bening mengalir dari mutiara ungunya. Pria bersurai perak itu, pria yang amat ia cintai. Pria yang ia percayai melebihi dirinya sendiri. Ootsusuki Toneri, cinta pertamanya.

Greb

Tanpa aba-aba, tubuh tinggi itu merengkuh, memeluk erat tubuh mungilnya dari belakang.

"Aku merindukanmu..." Pria itu berbisik tepat di telinganya, tapi gadis itu justru meronta dalam pelukannya.

"Pergi!!!" Isak tangis halus keluar dari mulut mungilnya. Hinata takut, Hinata terluka, pria itu, yang telah menghancurkan semua impiannya.

"Kumohon maafkan aku... Honey..." Toneri menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Hinata, ia merasakan basah disana. Toneri menangis di bahunya. "Hanya kau yang ku miliki satu-satunya...."

Suara pria itu bergetar, begitu rapuh, hingga hati kecil Hinata tergugah, tangannya terulur, dengan perlahan ia mengelus lembut surai perak itu. "Kenapa Toneri-kun memperlakukanku seperti ini....? Kenapa Toneri-kun memanfaatkanku.. Kenapa Toneri-kun memanfaatkan Akses Hyuuga Corp dan membawa kami kedalam kasus ini...."

Mendengar isakan halus yang meluncur dari bibir Hinata, Toneri dengan sigap memutar tubuh Hinata hingga mereka saling berhadapan. "Kau.... kau alasanku melakukan semua ini.... Aku terlalu mencintaimu.... Aku menginginkanmu menjadi milikmu, tapi Ayah dan Kakakmu... bahkan mereka enggan menoleh padaku.... hanya karena pekerjaanku yang tak membanggakan.... Dan aku akhirnya memakai cara kotor ini untuk mengumpulkan harta. Agar Ayahmu dapat memandangku!!!"

Toneri setengah berteriak dan membuat Hinata takut, kepala indigonya tertunduk.

"Jika kau memang menginginkan aku berada di penjara dan hidup bahagia bersama Polisi itu..." Suara Toneri melemah, dia lepaskan remasan kuatnya pada bahu Hinata. "Maka demi kebahagiaanmu aku akan menyerahkan diri pada Pengadilan hari ini juga...."

Pria bersurai perak itu berjalan menuju pintu keluar toilet wanita, namun....

Greb

Pria itu menyeringai penuh kemenangan saat saat sepasang tangan mungil Hinata melingkar pada pinggangnya. Bukan perkara sulit bagi Toneri untuk merebut kembali kepercayaan Hinata. Gadis itu begitu polos dan begitu percaya dengan kekuatan cinta pertama. Cukup dengan cerita sedih darinya mampu menggoyahkan hati Hinata yang labil.

...

"Kita akan meninggalkan Jepang?" Tanya Hinata polos saat Toneri memakaikannya jaket kulit untuk melapisi kemeja putihnya.

"Kita akan ke Rusia...., memulai hidup baru di sana... hanya ada kau dan aku.... disana..." Toneri mengecup sekilas kening Hinata yang tertutup poni rata. Gadis itu merasa terbang ke angkasa, perjuangan Naruto yang selalu bersamanya di saat tersulitnya kini raib seketika.

"Lalu Tou-sama....?" Hati kecil Hinata masih berfungsi dengan baik, ia masih memikirkan orang tua yang telah membesarkannya.

"Dia masih memiliki Neji, dan Hanabi..." Toneri menangkup lembut pipi bulat Hinata, semakin meyakinkan gadis itu. "Lagi pula kau mengatakan, Neji akan segera menikah... dengan semua kesalahan yang kau lakukan, kau yakin mereka bisa menerimamu kembali bila kau tetap di sini?"

Hati Hinata goyah, ia memutar bola matanya pelan. Terlintas pikiran naif dalam dirinya. Ia harus memantapkan perasaannya. Ia selalu nyaman saat bersama Toneri, sebuah kebahagiaan yang ia tunggu-tunggu hidup bersama Toneri. Tapi Naruto, pria itu selalu berada di saat tersulitnya, namun hati kecilnya tak mampu merasakan cinta yang sepenuhnya seperti yang ia rasakan pada Toneri.

"Honey..." Perkataan Toneri menyadarkan Hinata dari lamunannya. "Kau tentu dapat membedakan antara cinta dan rasa kasihan.."

Kali ini silat lidah Toneri sukes memanipulasi nurani Hinata. 'Kasihan' satu kata yang mengguncangkan hati Hinata.

'Kami-sama..., mungkin dengan cara seperti ini, Engkau akan menjawab kemana harusnya hati ini ku labuhkan...'

"Toneri-kun izinkan aku menulis sebuah permintaan maaf pada Naruto-kun..."

...

Naruto-kun.....
Aku sudah berusaha untuk memberikan seluruh hatiku padamu, namun terasa begitu sulit.
Ku mohon berhentilah berjuang demi aku... berhentilah untuk mempertahankan ku....

Mungkin kelak ketika jingga dan violet berpadu di ufuk barat, di titik dimana ketika birunya lautan dan padang bunga lavender beradu disanalah aku akan berani menatap wajahmu dan mengatakan... Hatiku telah ku tambatkan padamu....

...

Toneri terkekeh remeh ketika ia membaca kata tiap kata yang di tulis oleh Hinata. "Kau tahu Honey, kata-katamu begitu puitis, kau tak ingin terlalu menyakitinya hingga membuat kiasan akan bertemu lagi di titik dimana biru laut dan padang lavendet bertemu.... hahahhaa polisi itu akan menantimu dengan bodohnya..."

Hinata tersenyum kecut ketika mendengar Toneri menertawakan Naruto. 'Naruto-kun... jika kau benar-benar cinta dan percaya padaku, kau akan mengerti maksud dari surat ini...'

...

"Titik dimana ketika birunya lautan dan padang bunga lavender beradu...."

Sasuke berdecak kesal, sudah hampir seratus kali Naruto mengulang-ngulang kalimat yang sama tanpa melakukan apapun. "Dobe, ini bukan waktu yang tepat untuk menjadi gila karena cinta." Cibir Sasuke kesal.

"Hinata sedang meninggalkan pesan pada kita. Titik dimana Padang Bunga Lavender dan Birunya Lautan beradu..., tempat itu...., Teme, apa Suigetsu sempat melihat kearah mana mobil Toneri melaju."

"Ke arah tol barat Tokyo." Jawab Sasuke tenang.

"Distrik Shibuya, pusat karaoke Tokyo, sebelah barat dari pengadilan, tempat pertamakali Hinata dan aku bertemu." Naruto bergumam pelan dengan senyum simpul penuh kemenangan. "Kiba, Teme, aktifkan whatch phone kalian, aku akan pergi ke suatu tempat, jika aku sudah memberi kode, kalian susul kesana."

つづく
Tsudzuku

Sweet DreamWhere stories live. Discover now