61. Pembuktian Cinta -1-

13.3K 782 208
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

...

"Kau sudah siap nak.....?" Tanzanite kelabu milik Kushina menatap lembut pada sang buah hati yang terbaring di brankar. Naruto akan segera menjalankan operasi transplantasi tangannya. Sebagai seorang ibu tentu Kushina merasakan kecemasan yang amat mendalam, ia hanya berharap yang terbaik untuk puteranya itu. Menjalani hidup yang lebih baik dengan tangan barunya itu.

...

"Sudah selesai apa ada lagi?" Hinata menyelesaikan membubuhkan tanda tangannya pada secarik kertas itu, dan menatap Shikamaru penuh tanda tanya.

"Bicaralah sebentar padanya dia membutuhkan dukungan moril darimu." Pria dengan kelopak mata sayu mengantuk itu berbicara setengah berbisik, kini mereka berada di depan ruang gawat darurat di mana mantan kekasih Hinata itu sedang menjalani penanganan pertama.

"Tapi...." Hinata mencoba membantah, tapi hatinya berkata lain, sisi kemanusiaannya membuatnya menjatuhkan pilihan pada keputusan yang sedikit merugikan dirinya.

...

"Kenapa kau melakukan itu?" Suara yang biasanya terdengar lembut itu kini terkesan tegas. Toneri yang terbaring di ranjang pasien setelah mendapatkan pertolongan pertama itu langsung mengalihkan pandangannya pada sosok Hinata yang berdiri diambang pintu.

"Khe..." Tertawa remeh menanggapi Hinata, pria bersurai perak itu lalu kembali mengalihkan pandangannya pada langit-langit ruangan itu. "Kau peduli padaku?"

"Apa kau pikir dengan mati semua akan selesai?" Ucapan sinis dari Hinata membuat mafia kelas internasional kembali melirik pada gadis bersurai indigo itu. "Apa kau pikir ketika kau mengakhiri hidupmu, kau tak perlu menanggung semua dosa yang kau perbuat, termasuk keputusanmu untuk mengakhiri hidupmu?"

Mendengar ucapan tegas Hinata, sekali lagi Toneri terkesiap.

"Jalanilah hidupmu dengan baik Toneri.... Pasrahkan semuanya pada Sang Pencipta, dan mulailah kehidupan yang baru. Setidaknya masih lebih baik bila kau membayar semua perbuatanmu ini di dalam penjara, dibadingkan bila kau harus mempertanggung jawabkannya di neraka kelak."

Toneri menatap sendu Hinata yang berbalik ke arah pintu keluar. Menatap pada punggung mungil yang dulu pernah dirinya rengkuh dalam sebuah pelukan.

"Hinata..."

Suara lirih itu sontak membuat kepala indigo Hinata berbalik, manik lavendernya menatap tajam pada iris biru muda pria yang terbari dengan berbagai selang yang tertancap pada tubuhnya.

"Maaf..." Sambung Toneri dengan menatap tulus pada iris ungu muda Hinata, terpancar pandangan penuh penyesalan dari iris biru muda itu. "Maaf telah menghancurkan mimpi indahmu..." Sambungnya penuh sesal.

Hinata tersenyum lirih, tatapan tajamnya kini meneduh. "Aku akan merajut mimpi indahku yang baru...." Jawab Hinata penuh keyakinan. "Dengan seseorang yang dipilihkan oleh Sang Pencipta untukku, orang yang dipercayakan oleh Ayahku..."

Kembali senyum penuh sesal tersungging dari bibir pucat Toneri, iris biru mudanya lalu bergulir mengikuti langkah Hinata yang menuju pintu keluar. Menjemput masa depannya.

Sweet DreamTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon