50. Petaka Besar -1-

8.6K 633 96
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Ruangan ini menjadi tempat yang benar-benar mengerikan bagiku..., ini bukan sel, tempat mereka memberikan terapi kejut untukku saat aku di putuskan sebagai tersangka. Ruang interogasi ini lebih mengerikan dari sel, belasan layar monitor terpasang di setiap inci ruangan yang di lengkapi dengan alat perekam suara dan cctv. Semua pergerakkan ku di batasi... aku seperti sedang diawasi dari segala arah...

Kepalaku masih setia tertunduk bertumpu pada kedua lututku yang ku tekuk, takut, aku sangat takut, tempat ini benar-benar sepi dan sunyi.... dingin tak ada kehangatan di sini... aku rindu rumah... rindu dengan cerewetnya Kou Ji-san dan Yugao-chan ya...., rindu dengan shion dan butik, ah... Shion bagaimana nasibnya setelah butikku di tutup, dimana sekarang dia akan menyelesaikan magangnya.

Jidat, Pig... aku sangat membutuhkan kalian sekarang. Apa kalian sekarang merindukanku atau sibuk dengan pernikahan masing-masing....

Pernikahan...? Aku tertawa getir diantara tangisku... entah mengapa mendengarkan kata itu, pikiranku jauh melayang pada keluarga Namikaze.... Keluarga hangat yang selalu menganggapku bagian dari mereka, terutama Kushina Kaa-chan hiks... hiks... apa dia masih mau menyayangiku setelah apa yang ku lakukan pada Naruto-kun.... hiks... hiks...

Tou-sama, Neji-nii, maaf karena telah mengecewakanmu... Kaa-sama maafkan puteri tidak berguna mu ini....

...

"Kumohon Nara-san, izinkan kami menjenguknya...." Iris emeraldnya memanas bulir-bulir air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya. Bagaimana tidak, hati Sakura dan Ino benar-benar terenyuh melihat dari kaca besar yang membatasi ruang kendap suara itu. Hinata meringkuk ketakukan dalam ruang interogasi itu, bahkan wajah cantik pemilik permata lavender itu sama sekali tak bisa mereka lihat.

Penampilan sahabat mereka yang selalu terawat dan nampak segar, kini benar-benar mengenaskan. Tak ada Hinata yang dibalut dengan pakaian mahal kelas international, perak, mutiara dan berlian yang biasa melingkar di pergelangan tangannya gadis bermata bulan itu, kini berganti dengan gelang sticker yang menjadi label bahwa ia adalah pesakitan.

Surai tebal kelam berwarna ungu gelap miliknya yang senantiasa bercahaya dan halus, kini nampak kusam, kusut dan lepek. Siapapun yang melihat Hinata saat ini, tak akan menyangka bahwa gadis itu berprofesi sebagai perancang busana.

"Kami mohon Nara-san, sebentar saja izinkan kami menemui Hinata, dia pasti sangat membutuhkan kami...." Kali ini giliran si gadis dengan surai pirang yang diikat pony tail yang mengemis izin pada intel berambut nanas ini.

Shikaru menghela nafas, "merepotkan..." bergumam pelan sambil memutar matanya bosan, pria yang sebenarnya hanya di perbantukan untuk institusi kepolisian ini, merasa sangat kesal harus berurusan dengan gadis Hyuuga itu.

Bagaimana tidak, gadis itu akan menangis ketakutan ketika ia mulai mengajukan pertanyaan yang terkesan memojokkan dan menyalahkannya, padahal itu adalah prosedur introgasi. Belum lagi orang di sekitarnya yang melindunginya seperti anak kecil. 'Kemarin Naruto, dan hari ini dua gadis heboh ini yang mengganggu, Hyuuga kecil ini, aish.... sangat menyusahkan.'

Sakura dan Ino nampak kecewa saat pria berambut nanas itu kembali menggeleng santai. "Jawabanku masih sama, dia masih belum bisa di kunjungi sampai persidangan di mulai, itu akan mempengaruhi kesaksiannya."

Sweet DreamWhere stories live. Discover now