10. Hutang Darah Bayar Darah

4.1K 65 2
                                    

Kedua bola mata manusia aneh yang banyak putihnya daripada hitam ber-putar2 jelalatan dengan suaranya yang melengking menusuk ia berkata kepada si jubah ungu: "Sebagai ketua Bwe hwa hwe yang kenamaan mengapa harus mengenakan kedok menutup muka, apa kau malu dilihat orang?"

Agaknya si jubah ungu tergetar kaget, tanpa terasa ia mundur satu langkah.

Dilain pihak tidak kurang pula kejut si orang berkedok, sungguh diluar tahunya bahwa si jubah ungu ini kiranya adalah Ketua Bwe hwa hwe yang sangat misterius itu. Kenapa Bwe hwa hwe Hwe tiang harus membabat rumput dan membuat banjir darah di Sam ceng koan ini? Kenapa pula dia mengejar dan hendak membunuh Suma Bing?

Sementara itu terdengar si jubah ungu menyahut dingin: "Tuan sebutkan nama besarmu?"

"Kau mengakui tidak kedudukanmu itu?"

Kiranya manusia aneh bagai arang inipun belum berani memastikan kalau si jubah ungu ini benar2 adalah Bwe hwa hwe Hwe tiang (ketua)!

Si jubah ungu tertawa ringan, sahutnya: "Kau dengar aku tidak menyangkal!"

Orang aneh serba hitam itu manggut2, serunya lantang : "Kalau begitu baiklah kuberitahu. aku yang rendah ini tak lain tak bukan adalah "Tok tiang ci tok!"

"Tok tiong ci tok?"

"Benar, akulah Racun didalam racun!"

Ketua Bwe hwa hwe sendiri adalah seorang yang sangat misterius, tapi setelah dengar orang memperkenalkan diri tanpa terasa iapun terperanjat juga, beruntun mundur tiga langkah dan tanyanya lagi: "Jadi tuan adalah Racun diracun yang baru saja muncul, kau menggunakan racun tanpa bayangan..."

Racun diracun terloroh2, katanya: "Baru saja muncul, hm, tingkat kedudukanmu ketua Bwe hwa hwe toh belum tentu lebih tinggi dari aku?"

"Diseluruh jagad yang merajai menggunakan racun hanyalah Pak tok Tangbun Lu seorang, tuan berani menamakan diri sebagai Racun diracun, masa bisa lebih..."

"Hehehe, Pak tok terhitung barang apa?"

Lagi2 Bwe hwa hwe Hwe tiang tergetar hatinya, apa mungkin manusia aneh ini bisa lebih beracun dari Pak tok. Tapi selama ini belum pernah dengar adanya seorang tokoh yang benar2 lihay dalam bidang itu. Maka segera ia menarik muka dan berkata berat: "Tuan kebetulan lewat di sini ataukah..."

"Aku datang khusus mencari kau!"

"Ada pengajaran apakah?"

Dingin dan berat Racun diracun mengucapkan sekata demi sekata: "Apakah Pedang darah berada ditanganmu?"

"Pedang darah, hahahaha, darimana Pun hwe tiang (ketua) mendapatkan Pedang darah itu?"

"Hm, Mo san ji kui mati ditangan siapa? Dengan sebilah Pedang darah palsu Bwe hwa hwe menimbulkan huru-hara dikalangan Kangouw, menimbulkan gelombang pertikaian besar, apa tujuan kalian?"

Dalam pada itu si orang berkedok yang masih berada di ruang sembahyang melihat adanya kesempatan ini, secara diam2 segera ia payang tubuh Suma Bing mengeloyor pergi melalui pintu samping.

Sejenak Ketua Bwe hwa hwe menelan ludah dan ragu2 lalu serunya lagi lebih dingin: "Bukankah pertanyaan tuan ini terlalu berkelebihan, kalau kau sudah tahu yang kita dapatkan adalah Pedang darah palsu, buat apalagi kau bertanya?"

"Mo san ji kui terkapar mati di luar guanya, apakah itu buah karya kumpulan kalian?" 

"Memang benar."

"Menurut apa yang tersiar dikalangan Kangouw, bahwa Pedang darah itu telah dimiliki oleh Mo san ji kui. Mo san ji kui kini telah terbunuh oleh orang2mu, bukankah itu mengatakan bahwa Pedang darah itu telah terjatuh ditangan kalian."

Pedang Darah Bunga IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang