58. Mo In Siancu Jatuh Cinta Kepada Suma Bing

2.6K 44 1
                                    

"Bagaimana kalau menurut pendapat Siancu?''

"Bukankah tuan tadi mengatakan ada rencanamu sendiri?"

"Menurut pendapatku lebih baik kita punahkan dulu ilmu silatnya."

Suma Bing menggerung murka, mulutnya menyemprotkan darah segar, bentaknya beringas, "Loh Cu- gi, dalam hidupku tak dapat mengkremus tubuhmu, setelah mati aku akan menjadi setan gentayangan mengejar sukmamu!"

Loh Cu-gi menyeringai sadis.

Gadis membawa seruling mengerutkan alis, katanya, "Apa tidak sayang?"

"Sayang?'' balas tanya Loh Cu-gi heran dan terperanjat.

"Kalau kepandaian silatnya dipunahkan betul2 harus disayangkan. Tapi kalau diumbar begitu saja bukankah sangat menakutkan?"

"Apa tuan tidak memikirkan akibatnya?"

"Akibat apa?"

"Suma Bing adalah Huma dari Perkampungan bumi, mempunyai sangkut-paut dengan Pek- kut Hujin, Ketua Jeng. Kang-hwe dan Bu-lim- ci-sin mungkin juga ada hubungan. Kekuatiran Siancu terlalu besar, asal jiwanya masih hidup cukup untuk menggertak mereka mundur teratur."

"Menggunakan dia sebagai sandera maksudmu?"

"Sementara terpaksa begitu!"

"Selanjutnya bagaimana ?''

"Siancu, setahun kemudian, bukannya aku berani besar mulut, dalam dunia persilatan ini tiada seorangpun yang perlu ditakuti lagi.' Bagaimana kalau kita gunakan dan manfaatkan tenaganya?"

"Hal itu tidak mungkin. Agaknya kau lupa satu hal. Bukankah istrimu itu adalah putri Pek -chio Lojin tentu dia dapat memberi tahu caranya kepada tuan!"

Agaknya Loh Cu -gi sadar dan ingat sesuatu, tanyanya, "Maksud Siancu menggunakan I-sing -hoan?"

"Benar, Sebutir I -sing-hoan cukup membuat dia lupa se-gala2nya dan setulusnya menjadi budakmu seumur hidup."

"Cayhe tidak berani menyerempet bahaya ini!"

"Kenapa?"

"Kuatirku kalau terjadi sesuatu diluar dugaanku, bukankah tokoh2 di belakangnya itu tak dapat dipandang enteng."

Si gadis membawa seruling tertawa geli, ujarnya, "Apakah tuan pernah mencurigai asal usul ilmu silatnya yang hebat itu?"

Agaknya Loh Cu-gi tergetar kaget oleh pertanyaan ini, sahutnya, "Siancu ada pendapat apa?"

Terlihat bibir si gadis pembawa seruling itu kemak kemik, agaknya tengah berkata, menggunakan ilmu Thoan-in-jip -bit kepada Loh Cu-gi. 

Rona wajah Loh Cu-gi berubah bergantian, akhirnya tampak dia berkakakan., serunya, "Sungguh tidak merendahkan pamor julukan Mo-in Siancu (Dewi irama iblis), sungguh aku merasa kagum dan takluk."

Dengan sendirinya Suma Bing lantas membatin, "Oh, kiranya dia bernama Mo -in Siancu sebelumnya, belum pernah terdengar nama julukan ini, entah rencana apa lagi yang tengah diaturnya bersama Loh Cu-gi."

Terdengar Dewi irama iblis tertawa terkikik, ujarnya, "Kalau kenyataan tepat seperti dugaan, tuan sendirilah yang harus memberi putusan."

"Baiklah, aku menurut pendapat Siancu. Dalam Waktu tiga jam, pasti aku memberi laporan yang memuaskan."

"Sungguh mencapaikan Siancu saja, sebelumnya Cayhe ucapkan terima kasih."

Setelah berkata Loh Cu- gi mendekati dinding lalu menekan sebuah batu, segera terbuka sebuah pintu rahasia di sampingnya, setelah menoleh memandang Suma Bing, terus
melangkah lebar ke sebelah, pintu itupun menutup kembali.

Pedang Darah Bunga IblisWhere stories live. Discover now