16. Tragedi di Dalam Rimba

3.7K 63 2
                                    

Dengan ilmu Tjoan-in-djip-bit Phoa Kin-sian berkata kepada Suma Bing:
"Wanita itu bernama Tok-bi-kui Ma Siok-tjeng, salah seorang pelindung Bwe-hwa-hwe, kepandaiannya hanya lebih rendah dari Ketua mereka."

Tanpa terasa Suma Bing juga terperanjat, bahwa nama serta kejahatan Tok-bi-kui Ma Siok-tjeng, sudah lama dia pernah dengar, terutama sifat cabulnya sangat dibenci oleh kaum persilatan. Sungguh diluar sangka bahwa dia kini menjadi pelindung Bwa-hwa-hwe malah.

Sambil menunjuk tujuh mayat dihadapan mereka Tok-bi-kui Ma Siok-tjeng bertanya:
"Siapa yang membunuh mereka?"

Suma Bing mengajukan diri dan menjawab dengan nada berat dingin:
"Aku yang membunuh kau mau apa?"
Sekilas Phoa Kin-sian melirik kearah Suma Bing tanpa buka suara, wajahnya yang kaku bersemu merah dan senyum2 malu yang hampir tak kentara, entah apa yang tengah dipikirkan dalam benak nona jelita ini.

Ma Siok-tjeng menjengek dingin serunya:
"Bagus sekali Suma Bing, hutang jiwa bayar jiwa, hutang uang bayar uang..."
"Ma Siok-tjeng," dengus Suma Bing menghina, "Perhitunganku dengan Bwe-hwa-hwe kalian susah dilunasi, hanya beberapa gelintir jiwa rendah itu terhitung apa? Ketahuilah, asal aku ketemukan setiap anggota Bwe-hwa-hwe tentu tidak akan kulepas tinggal hidup!"
"Huh, kau tahu pasti dapat hidup pergi dari sini?"
Suma Bing menjadi murka sekali, sambil menggeram ia melompat maju ketengah pelataran. Ma Siok-tjeng berenam gentar dan mundur beberapa langkah. Suasana menjadi tegang meruncing.

Dengan tangannya Ma Siok-tjeng menunjuk Phoa Kin-sian dan bertanya:
"Dia apamu?"
"Kau tiada hak bertanya!" sahut Suma Bing mendengus hidung.
Wajah jelita Ma Siok-tjeng berobah beringas penuh nafsu membunuh geramnya:
"Baik biar kusempurnakan kalian menjadi sepasang mendarin dialam baka.", habis berkata ia memberi aba2 kepada kelima teman laki2nya.
Tiga orang laki2 bertubuh tegap itu segera melejit menubruk kearah Phoa Kin-sian yang berdiri dibawah serambi panjang sana.
"Mampus kalian!" Mendadak Suma Bing menggembor keras sebat luar biasa tubuhnya bergerak sambil mengirim sebuah hantaman dahsyat, angin pukulannya bagai gelombang pasang menerpa deras kearah tiga laki2 gagah itu, seketika tubuh mereka yang tengah meluncur maju itu terporak poranda sungsang sumbel jungkir balik ketempatnya semula.

Pada saat Suma Bing membentak dan melancarkan serangannya itu, Ma Siok-tjeng pun telah turun tangan menyerang kearah Suma Bing dengan tidak kalah sengitnya.
Jangan dipandang rendah sebuah pukulannya ini, karena mengandung perobahan aneh menakjubkan yang susah diraba sebelumnya. Suma Bing sendiripun tidak kepalang kejutnya terdampar oleh angin pukulan musuh, tubuhnya tersurut mundur selangkah. Sungguh diluar tahunya kalau Lwekang Tok-bi-kui Ma Siok-tjeng kiranya sedemikian hebat.

Dalam pada itu, tanpa mengenal takut atau keder lagi ketiga laki2 tegap itu nekad membandel menubruk kearah Phoa Kin-sian. Timbullah amarah Suma Bing melihat kebandelan lawannya, dengan jurus Liu-kim-hoat-tjiok ia tetar Ma Siok-tjeng hingga kelabakan melejit tinggi dan menghindar jauh. Mendapat peluang ini dengan kecepatan kilat badannya berkelebat miring, mengerahkan seluruh kekuatan Kiu-yang-sin-kang mengepruk kearah tiga laki2 tegap itu. Gelombang panas bagai lahar gunung meletus segera melanda memberangus ketiga laki2 tegap itu. Seketika mereka berpekik nyaring mengerikan, setelah menyemburkan darah dari mulutnya, tubuh mereka berobah hitam angus dan mati terkapar.

Memang kedudukan ketiga laki2 tegap itu hanya tingkat dua saja dalam Bwe-hwa-hwe, namun kalau dalam satu gebrak saja lantas mati konyol oleh pukulan lawan, hal ini benar2 membuat Ma Siok-tjeng dan kedua orang tua lainnya melongo dan kaget luar biasa.
Wajah Phoa Kin-sian diliputi suatu rasa yang sukar ditebak. Sikapnya tenang dan acuh tak acuh menyaksikan adegan seram ini.

Maka sambil mengertak gigi, dengan nekad Ma Siok-tjeng menubruk kearah Suma Bing. Berbareng kedua orang tua lainnya itupun menerjang kearah Phoa Kin-sian.

Pedang Darah Bunga IblisWhere stories live. Discover now