61. Bwe Hwa Hwe Hancur Lebur

3.2K 52 1
                                    

Wajah Suma Bing sudah berubah hitam membesi, sepasang matanya memancar jalang seperti serigala yang kesetanan, tanyanya lagi: "Katakan tidak?"

Saking kesakitan Chiu Thong menjadi nekad dan membandel, "Tidak... !" suaranya serak lirih.

"Bagus !" tanpa kepalang tanggung telapak tangan Suma Bing mengepruk batok kepala musuh bebuyutan ini, sambil menjerit seram Chiu Thong terkapar di tanah, badannya hancur lebur menjadi pergedel.

"Engkoh Bing, aku .... ....... aku terlalu girang, sungguh tidak nyana..... ...... ...." dua butir air mata mengalir membasahi pipinya, dia menangis saking gembira,

"Adik Ang, segala persoalan nanti kita bicarakan lagi, sekarang aku harus menemukan Loh Cu-gi !" 

Tanpa memperdulikan istrinya lagi dia terus berlari keluar gelanggang pertempuran. Suma Bing sudah menjelajah ke empat penjuru dimana dia lalu melihat anak buah musuh semua dibunuhnya tanpa ampun. 

Se-konyong 2 sebuah bayangan memapak datang dan berseru gugup : "Suma Bing, lekas ikut aku!"

Sebenarnya Suma Bing sudah bersiaga hendak menyerang serta mendengar suara orang sedikit melengak dia menarik kembali tenaganya, bentuk tubuh orang ini memang sangat dikenalnya. Waktu pertama kali dirinya menerjang masuk ke dalam barisan Im- yang-ngo-heng -tin tempo hari, justru laki2 berwajah kuning seperti berpenyakitan ini juga pernah muncul, hanya wajahnya saja sedikit pun tidak terkesan dalam sanubarinya. Untuk apa dia minta dirinya
mengikuti dia ?

Demikian singkat dia membatin , laki2 berwajah kuning itu sudah melesat sejauh puluhan tombak, gerakan tubuhnya ternyata sedemikian lincah dan tangkas sekali.

Maka tanpa ayal segera Suma Bing angkat kaki mengejar dengan kencang, sekejap mata kemudian mereka tiba, di luar hutan pohon Bwe, sekali berkelebat bayangan laki2 berwajah kuning itu lantas menghilang entah ke mana.

Di dalam hutan sebelah sana terdengar angin pukulan yang membumbung tinggi, debu dan kerikil bergulung ke tengah angkasa. Suma Bing melihat keganjilan ini dan mulai waspada,
diam2 dengan langkah ringan dia maju mendekat memasuki hutan.

Tampak seorang laki2 kekar berjambang bauk tengah bertempur sengit dikeroyok dua perempuan. Suma Bing heran dan terperanjat, karena kedua perempuan itu bukan lain adalah bibinya Ong Fong-jui dan Tio Keh-siok.

Mengandalkan Lwekang dan kepandaian Ong Fong- jui dan Tio Keh-siok ternyata tidak mampu merobohkan laki2 berewok itu, malah mereka lebih banyak menjaga diri dari pada menyerang.

Sekilas Tiok Keh- siok melirik melihat kehadiran Suma Bing, segera dia berseru kejut: "Suma Bing, kaukah itu ?"

Ong Fong- jui juga tergetar kaget mendengar seruan Tio Keh-siok itu sehingga gerak geriknya menjadi sedikit lamban.

Sepasang mata laki 2 brewok itu memancarkan sinar aneh dan ketakutan, menggunakan peluang ini segera dia melesat terbang melarikan diri.

"Cegat dia!" teriak Ong Fong -jui keras dan gugup.

Namun gerak tubuh laki 2 berewok itu ternyata secepat kilat hanya sekali berkelebat saja lantas hilang.

Waktu Suma Bing sadar dan memburu dengan kencang sekaligus dia berlari sejauh ratusan tombak namun bayangan orang sudah tidak terlihat lagi.

Di lain saat Ong Fong -jui dan Tio Keh-siok juga sudah mengejar tiba. Kata Ong Fong-ju gegetun: "Kalau tahu begini, siang2 aku harus sudah menggunakan racun."

"Siapakah dia sebenarnya ?'' tanya Suma Bing heran dan tak mengerti.

"Dia itu Loh Cu -gi," sahut Ong Fong -jui gemas.

Pedang Darah Bunga IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang