Gengsi

12.8K 634 90
                                    


Semenjak kejadian malam itu kak Shane sama sekali tidak menghubungiku. Kak Shane juga tidak mengantar atau menjemputku ke kantor. Aku juga tidak menghubunginya. Perasaan gensi dalam diriku sangat besar. Aku tidak ingin menghubunginya terlebih dahulu. Dan alhasil kita jadi lost contact beberapa hari, dan ini sudah hampir 4 hari.

Sebagai seorang cewek tentu rasa kangen itu pasti ada. Bahkan kini rasa itu semakin kesini semakin bertambah besar. Pekerjaanku pun menjadi imbasnya, data- dataku banyak yang terbengkalai, aku malas mengerjakannya. Setiap jam aku selalu menyempatkan menatap layar ponselku dengan lama berharap namanya muncul dalam sebuah pesan atau panggilan.

Seperti saat ini, waktu istirahat kerja aku tidak pergi ke kantin. Aku hanya menghabiskan waktuku di meja kerjaku dan memikirkan kak Shane yang tidak kunjung memberikan kabar.

Sepertinya kini hatiku sedang terkena penyakit akut. Rasa rinduku ini sudah berada dalam puncaknya. Aku menyesal telah mengikutinya malam itu dan marah kepadanya. Mungkin kak Shane kecewa denganku yang tidak percaya padanya, aku telah curiga dengannya malam itu.

"Kak Shaneeeee."

"Aku kangen kamu tauk kak, emang kamu masih marah banget ya sama aku."

"Aku kan Cuma pengin tahu aja kemarin."

"Kak telpon kek kak."

"Emang kamu lagi sibuk yaa?"

"Aaarrggghhhhh."

"Kangennnnnnn hikss."

Begitulah aku di saat istirahat jam kerja berlangsung. Bermonolog sendiri menanyakan keberadaan kak Shane. Tak jarang Roy menertawaiku karena keadaanku yang menurutnya sangat mengenaskan.

"HAHAHAHA." Roy tertawa di sampingku yang sedang melamun memikirkan kak Shane.

"Apasih lu Roy?"

"Gila, lo udah gila cha, ikut gue ke RSJ yuk. Masa ngomong sama hp. Haha." Aku memang sedang melihat fotoku dengannya yang ada di layar ponsel.

"Biarin, ini juga gara- gara lo ya Roy."

"Apa apaan, gue kan bantuin lo kemarin yang ada."

"Tapi kan gue udah minta gakjadi tapi lo nya maksa buat ngikutin masuk ke restoran."

"Kan lo juga penasaran."

"Aisshhh pokoknya gara- gara elo."

"Udah siniin hp lu, telpon aja kali." Roy merebut ponsel yang ku pegang sedari tadi. Dia berusaha menelpon kak Shane dan menjauh dari mejaku. Otomatis aku mengejarnya karena aku tidak ingin menghubunginya duluan.

"EH EH ROY BALIKIN GAK."

"AWAS YA LO ROY, KALO SAMPE LO TELEPON KAK SHANE, GUE GOROK TUH LEHER PAKEK GERGAJI." Roy masih berusaha menjauh dariku, tapi aku menahan lengannya.

"ROYYYYYYYYYY." Teriakku kencang sekali, sepertinya dia sudah berhasil menelpon kak Shane.

Tamatlah riwayat gue

"Nih gue balikin, hp nya gak aktif." Ujar Roy dan mengembalikan ponselku.

"Masa?"

"Iya gak aktif."

"Eh Roy, apa hp nya rusak yaa?"

"Ya mana gue tau."

"Emmmm kangennn bangettt, kok dia gak nemuin aku sih."

"Lagi sibuk mungkin, positif thinking ajalah Cha, udah yuk makan." Tiba- tiba Roy menarikku pergi ke kantin perusahaan. Aku yang memang sedikit lemas hanya menurutinya saja.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now