Kak Shane Gila

13.4K 665 36
                                    

Siang ini aku tidak makan siang di kantin perusahaan melainkan makan di rumah tercinta. Kekonyolan yang kulakukan kemarin berujung kemalangan. Ya, aku sedang sakit, kepalaku masih pusing, bahkan badanku terasa tergoncang kesana kemari seperti saat naik kora- kora. Tapi kata Diandra aku baik- baik saja hanya butuh istirahat. Beginilah untungnya memiliki saudara seorang dokter, tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat.

"Hahaha Non Ocha lucu banget non." Bibi yang sedang menyiapkan makanan untukku malah menertawaiku habis- habisan.

"Bibiiiii, bibi mah malah ngetawain Ocha." Aku masih meletakkan kepalaku di atas meja, rasanya benar- benar pusing.

"Lah salah Non kenapa pakek naik banyak kali, satu kali aja non. Hahaha"

"Hmmm."

Hanya ada aku dan Bibi di rumah, yang lain sudah pasti berangkat kerja masing- masing. Rumah terasa sepi sekali, biasanya jam segini di kantor Roy sedang mengomel karena aku tidak mau makan.

Ting Tong Ting Tong

"Eh siapa tuh Bi, ada tamu." Kataku pada Bibi sedikit malas.

"Yaudah Non, saya bukain pintu dulu ya. Itu makan siangnya udah siap non."

"Iya, siap Bi."

Bibi meninggalkanku di meja makan dan beranjak menuju pintu depan. Aku masih malas dan tidak segera memakan makan siangku. Rasanya pusing sekali kepalaku. Aku sedang duduk di kursi tapi serasa duduk di kora- kora.

"Itu Non Ochanya lagi makan den."

"Ohiya Bi makasih ya." suara cowok yang terdengar familiar di telingaku membuatku mendongakkan kepalaku dan segera beranjak dari tempat dudukku lalu berlari menuju tangga.

"Non Ocha, ini pacarnya dateng kok malah pergi, Nonn." teriak Bibi yang melihatku naik ke atas tangga.

"Sayang, kok kamu naik, tunggu dong, Sayang." Panggil kak Shane, sepertinya dia mengikutiku dan berlari menaikki tangga di belakangku.

Aku masih saja bergegas menuju kamar dan langsung memasuki kamarku. Belum sempat aku menutup pintu ternyata kak Shane sudah lebih dulu menahan pintu yang baru saja akan aku dorong.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Sayang, kamu sakit apa?"

Aku tidak menanggapinya dan naik ke ranjang lalu memposisikan badanku untuk tidur. Aku tidak ingin mendengar perkataannya lagi.

"Sayang, kamu kenapa bisa sakit?" Aku tidak menjawabnya, kini dia duduk di pinggir ranjangku.

"Sayang, cerita ke aku dong." Ku balikkan badanku ke samping dan membelakanginya.

"Kamu marah yaa?." Katanya dengan lembut sambil mengusap- usap rambutku perlahan.

"Ishhhh." Aku menepis tangannya.

"Aku tahu aku salah."

Nah itu tau

"Maaf dari kemarin aku gak hubungin kamu, soalnya emang hp aku masuk service, kemarin habis jatuh gara gara ngejar kamu waktu di restoran."

Masa sih kamu ngejar aku, mana ada, gak sama sekali.

"Viona udah mulai kuliah makannya aku harus anter jemput dia, dia baru di sini jadi masih belum ngerti jalan jalannya. Maaf ya aku jadi gak anter jemput kamu."

Apaan, kan bisa pakek ojek online, tinggal masukin tujuan alamatnya aja udah sampe juga nanti

"Ohiya aku juga gak sempet main ke sini, kemarin Viona sakit jadi minta di temenin, aku juga gak ke kantor gara- gara nemenin dia, dia gak mau di tinggal."

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now