Extra Part 8

11.3K 493 234
                                    

Kandunganku sudah membesar, kira- kira sudah 7 bulan aku mengandung. Selama itu juga aku melakukan aktivitasku di tempat tidur.

Kehamilanku kali ini berbeda dari yang pertama. Badanku rasanya lemah sekali dan aktivitasku di batasi.

Bahkan kak Shane juga melarangku melakukan apapun. Inilah yang membuatku bosan sekaligus sedih.

"Mama, mama" Dedek kuki berlarian masuk ke dalam kamarku. Kini aku sedang duduk bersandar sambil memijit kakiku. Rasanya nyeri nyeri, padahal aku tidak jalan kemanapun.

"Iya sayang?"

"Mau andi, mau andi" Dedek kuki mendekat.

"Mau mandi?" tanyaku, dedek kuki pun mengangguk.

Memang sudah jarang sekali aku memandikan dedek kuki. Kak Shane dan Mama Gina lah yang biasa melakukannya, mereka jugalah yang melarangku memandikan dedek kuki.

"Tunggu papa pulang ya" ucapku perlahan.

"Huaa mau andi sekalang" dedek kuki menarik- narik tanganku.

"Sayang, kaki mama sakit"

Dedek kuki diam sebentar menatapku, di sudut- sudut matanya masih mengalir bulir air mata. Aku kasihan juga melihatnya.

"Dedek nanti kalau adik udah lahir, mama janji bakalan mandiin dedek setiap hari" ujarku.

Detik berikutnya dedek kuki sudah naik ke atas ranjang dan duduk didekat kakiku.

"Aki mama akit?"

"Iya sayang"

Betapa terharunya aku melihat dedek kuki mulai menekan pelan kakiku bermaksud untuk memijat.

"Yang ana mama? Yang ini?" tanya dedek kuki sambil menunjuk kaki kananku. Aku hanya mengangguk melihat tingkahnya.

Tiba- tiba tak lama kemudian kak Shane datang lalu menghampiriku.

Cup

Kak Shane mengecuk keningku, itu adalah hal pertama yang pasti kak Shane lakukan.

"Anak papa lagi ngapain sih?" Tanya kak Shane yang di abaikan oleh dedek kuki.

"Dedek" panggil kak Shane.

"Ya?" kali ini dedek kuki menoleh tanpa berhenti memijit kakiku. Walaupun sebenarnya hanya dielus dan di tekan sedikit dengan jari- jari mungilnya.

"Lagi ngapain sih anak papa?" kak Shane mengulangi pertanyaannya.

"Adek ijitin mama bial mama bica andiin adek"

Aku benar- benar tidak bisa membendung air mataku. Aku kasihan sekali melihat dedek kuki.

"Uh pinternya anak papa" kak Shane menggendong dedek kuki. Dedek kuki pun mulai menangis.

"Huaaaaa hikss hikss mau andi cama mama" tangisan dedek kuki semakin kencang membuat hatiku semakin sakit melihatnya.

"Cup cup cup, mandi sama papa ya dek? Biasanya juga mandi sama papa" kak Shane menepuk- nepuk berusaha menenangkan.

"Hikss hikss" dedek kuki mengangguk.

Kak Shane lalu membawanya ke dalam kamar mandi. Tak butuh waktu lama dedek sudah selesai mandi. Kini giliran aku yang memakaikannya baju.

Dedek kuki berdiri di atas ranjang dan kak Shane menyiapkan baju.

"Dingin ya dek?"

"Yaya inginn" katanya sambil berpose seperti orang kedinginan.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang