Nangis

13K 628 81
                                    

Malam ini aku sengaja sembunyi di balik pintu. Aku ingin sekali mengejutkan kak Shane. Sengaja aku tidak menyambutnya di depan. Saat ku dengar mobil Kak Shane bergegas aku berdiri di balik pintu.

"Sayang kamu dimana? Di kamar?" Terdengar suara kak Shane yang memanggilku dari luar.

Ceklek

Kak Shane membuka pintu, tapi terlalu keras sehingga tak sengaja knop pintu mengenai perutku.

"Awwww" rintihku sambil ku pegang perutku.

"Yaampun sayang, kamu kenapa?" Kak Shane langsung menarikku dari balik pintu. Dia terlihat sangat panik.

"Sakit" liriku.

"Mana yang sakit? Sayang jangan diem aja dong, mana yang sakit."

"Awww sakit" tanganku masih mengelus perutku.

Kak Shane mengecek seluruh tubuhku. Bahkan dia berjongkok dan melihat kakiku. Mungkin dia ingin memastikan ada darah yang keluar atau tidak.

"Sayang maafin aku, aku kan gak tau kalo kamu di belakang pintu."

"Hikss hikss sakit." Aku mulai meneteskan air mata.

"Aduh gimana dong, duduk dulu sini ah" dengan wajah ketakutan kak Shane membawaku duduk di tepi ranjang.

"Hikss hiksss."

"Sayang kita ke dokter aja yuk, aku gak mau kamu kenapa kenapa." Sekarang Kak Shane ikut mengelus perutku.

"Hikss hikss."

"Aduh kan jangan nangis, dedek bayinya gakpapa kan sayang?"

"Hikss kamu sih buka pintunya keras banget, hikss"

"Yakan aku gak tau kamu ada di balik pintu, aku juga kangen banget sama kamu makanya aku semangat banget buka pintunya, habis kamu gak ada di bawah tadi."

Aku masih sesenggukkan, Kak Shane terus saja mengelus perutku. Dia terlihat sangat ketakutan. Ku lihat keringat dingin juga mengalir deras dari pelipisnya. Mungkin kemeja kak Shane juga sudah basah karena panik.

"Dedek bayi, kamu gakpapa kan di sana? Dedek bayi kamu dengerin papa kan nak?" Kak Shane terus saja mengobrol dengan mendekatkan kepalanya ke perutku.

"Hikss aku gak maafin kamu kalo ada apa- apa sama dedek bayi hikss."

"Jangan gitu, dedek bayi ayo dong jawab papa, kamu gakpapa kan?"

Sebenarnya aku sudah tidak bisa menahan tawaku. Perutku memang terkena knop pintu, tapi hanya pelan karena aku menghalanginya dengan tanganku. Sehingga perutku tidak terbentur keras. Jadilah terbesit dalam pikiranku untuk mengerjai kak Shane.

Hahahahahaha-tawaku dalam hati

Duh akting nangis udah bagus kan ya, bisa ikut casting ini mah

Ku lihat wajah kak Shane tertunduk, dia tidak lagi berbicara dengan perutku.

"Kak Shane? Kamu kenapa?"

Dia tidak menjawab dan masih menundukkan kepalanya. Tapi aku mendengar suara isakan kecil.

Jangan- jangan kak Shane nangis?

"Sayang kamu nangis?" tanyaku.

Kak Shane lagi- lagi tidak menjawab, dia malah memalingkan wajahnya dariku lalu dengan tiba- tiba kak Shane mengangkat tubuhku.

"Eh eh eh sayang mau kemana?" Aku terkaget refleks tanganku berpegangan pada leher Kak Shane.

"Ke dokter." Ujarnya sangat datar, ku lihat matanya memang merah. Sepertinya memang kak Shane habis menangis.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora