Pelampiasan

11.9K 549 60
                                    

Pagi ini aku mengantar kak Shane ke bandara. Aku sudah tidak menangis lagi, lebih tepatnya bukan tidak tapi aku yang sengaja menahannya. Aku berjalan di samping kak Shane, dia melingkarkan satu tangannya pada pinggangku dan yang lainnya menyeret koper besar.

"Hai Raka, kamu sudah lama?" Sapa kak Shane pada Raka yang sudah sampai terlebih dulu.

"Baru aja sih bos"

"Pagi Raka" aku tersenyum pada Raka.

"Pagi bos cantik hehe" balasnya.

Tiba- tiba kak Shane menarikku menjauh dari Raka. Aku mengikutinya dengan pasrah.

"Senyum manis kamu cuma buat aku sayang, bukan buat yang lain" bisiknya padaku.

"Yaampun Kak Shane orang Ocha cuma senyum biasa aja"

"Iya tapi.."

"Udah ah gitu aja kamu marah, sana gih katanya mau pergi"

"Hm" kak Shane hanya berdeham lalu berjalan pergi mendekati Raka.

Aku menyusul kak Shane. Masih mencoba menahan tangis yang sebenarnya agak menyiksaku.

"Sayang, aku pergi dulu ya"

"Hm" Aku tidak membuka mulutku.

"Sayang?" Kak Shane masih belum pergi.

"Kenapa?" Suaraku sudah bergetar.

"Kamu gak mau peluk aku?"

Aku menggelengkan kepalaku dan menatapnya. Bukannya aku tak mau memeluk kak Shane, hanya saja aku tidak ingin menangis di pelukannya. Sudah ku pastikan jika aku melakukanya tangisku akan pecah.

"Yaudah, dadah, kamu baik- baik ya sama dedek bayi" Kak Shane melambaikan tangan padaku, aku hanya bisa tersenyum. Bibirku mulai bergerak gemetaran tanda air mata akan keluar.

"Bye bos cantik, sampai ketemu lagi" Raka juga melambaikan tangan padaku.

Mereka berjalan menyeret koper masing- masing menjauhiku. Dengan segera aku membalikkan badan, aku tidak tahan lagi, aku tak kuasa untuk melihat punggung kak Shane menghilang dari pandanganku.

"Hikss hikss" air mataku sudah jatuh, dengan langkah kecil aku mulai berjalan berlawanan arah dengan kak Shane. Kami saling membelakangi.

"Hikss hikss hikss" jalan di depanku sudah tidak jelas karena air mata memenuhi mataku.

GREPPP

"Sayang"

Deg, hatiku bergetar begitu juga dengan tubuhku. Jantungku mulai berdetak tidak beraturan. Kak Shane datang memelukku dari belakang. Membuatku terhenti seketika.

"Hikss ngapain balik lagi?"

"Aku pengen peluk kamu, jahat kamu suami mau pergi gak mau meluk"

"Hikss hikss, kamu yang jahat, aku sudah mati- matian menahan air mataku sejak tadi malam"

"Aku gak suka lihat kamu nangis, sudah ya" Aku sudah berbalik menghadap kak Shane. Jari jemari kak Shane dengan lembutnya mengusap wajahku.

"Iya hikss" Sekali lagi kak Shane memelukku dengan eratnya. Bukan membuatku berhenti menangis, tapi air mataku bertambah deras.

"Loh kok nangis sih?" Tanyanya sambil melepaskan pelukan.

"Gakpapa"

"Kalo kangen tinggal telpon aja, aku pergi ya" di akhir kalimatnya Kak Shane mengecup keningku perlahan.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin