Shane Kecil

13.9K 632 204
                                    

Perlahan ku buka mataku, ku kerjapkan beberapa kali. Dapat kulihat lampu putih menghiasi ruangan.

"Sayang" panggilan kak Shane membuatku menoleh ke arah samping.

"Kak Shane?"

"Iya sayang, aku di sini, kamu masih pusing?"

"Sedikit"

Aku beranjak bangun tapi badanku sangat lemas "aakh" ringisku.

"Sini aku bantuin" akhirnya kak Shane membantuku bangkit dan menyandarkan badanku.

Aku meraih tangan Kak Shane dan ku gengam dengan kedua tanganku. Sesekali aku juga menariknya lalu mengecupnya.

"Hehe sayang, kamu kenapa?" mungkin Kak Shane bingung dengan perlakuanku.

"Kak Shane hikss hikss" tiba- tiba saja aku menangis.

"Duh kok nangis?"

"Aku seneng"

Kak Shane hanya tersenyum mendengar jawabanku lalu dia mengusap air mataku.

"Kamu mau lihat dedek bayi?"

"Mauu" kataku dengan semangatnya.

"Suster tolong ya, istri saya mau gendong bayinya" perintah Kak Shane pada seorang suster yang ada di ruangan itu, dia sedang merapikan dedek bayi yang di letakan dalam box bayi di samping ranjangku.

"Baik pak sebentar"

Suster itu menggendong bayi mungil yang sepertinya masih tertidur. Senyumku terus mengembang melihatnya dia yang selama ini ku nantikan.

"Ini Bu bayinya, hati- hati ya"

Aku menggendongnya dengan sangat hati- hati. Dia masih sangat rentan, dia terlihat imut sekali.

"Anak Mama tidur ya hehe" kataku sambil menimang pelan dedek bayi.

"Ganteng kan?" tanya kak Shane sambil mengelus pipi dedek bayi pelan.

"Iya"

"Kayak siapa coba?"

"Ganteng kayak Sehun"

"Sayang" katanya tidak terima.

"Emang ganteng kayak Sehun kok, iya kan ya dedek bayi kayak om Sehun ya"

"Ya kayak aku lah, kan aku papanya masa kaya bakmi Soun" bibir kak Shane manyun ke depan.

Gemas sekali aku melihat Kak Shane, gampang sekali dia di goda seperti itu.

"Hahaha iya iya papa, dedek bayi ganteng kayak papanya" ujarku sambil memcubit pipi kak Shane.

"Aww sakit"

"Dih papanya cemen ya dek, masa di cubit gitu aja sakit, malu sama dedek bayi"

"Biarin"

Aku sangat bahagia sekali, aku tidak bisa berhenti tersenyum. Aku terus menatapnya aku juga mengelus pipinya pelan. Dia sangat lucu sekali, bibir kecilnya sempat bergerak- gerak.

"Sayang, kok dedek bayinya tidur terus sih?"

"Dedek bayi capek papa"

Sepertinya dia sangat lelah, pulas sekali tidurnya. Tapi tak pernah bosan untuk melihat wajah kecilnya.

Tiba- tiba saja kepalanya bergerak- gerak, mulutnya juga.

"Oekk oekkkk oekkkk" dedek bayi mulai menangis.

"Sayang nangis"

"Ih iya nangis kak, gimana?" tanganku mulai bergerak menimangnya perlahan.

"Cup cup cup sayang mama di sini" ujarku menenangkan, tapi dia terus saja menangis.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now