Lelah

11.1K 607 151
                                    

Aku terbangun, tubuhku menggigil, dingin sekali rasanya. Betapa terjejutnya, hari sudah malam, jam menunjukkan pukul 11. Aku tertidur sedari sore tadi.

Wajahku rasanya lengket sekali karena air mata yang mengering. Aku menoleh ke samping dan mendapati kak Shane yang sudah tertidur dengan lelapnya, tubuhnya terbungkus selimut.

Kak Shane benar- benar marah, sampai- sampai dia tidak membangunkanku untuk makan malam. Dia juga tidak menyelimutiku padahal cuacanya sedang dingin dinginnya.

"Eh..." aku merasakan perutku terkena pukulan dari dalam. Aku mengelus perutku dan pukulan itu terasa lagi.

Sekarang wajahku mengulas senyum sambil melihat perutku. Dedek bayi menendangku beberapa kali. Baru kali ini tendangannya terasa sekali seperti ini.

"Dedek bayi, dedek belum tidur ya?" Aku mengobrol dengan perutku sendiri.

"Eh.. nendang lagi kamu hehehe" aku terkekeh sendiri. Di tengah malam seperti ini aku mendapatkan kebahagiaan. Senang sekali bisa merasakan reaksi dari dedek bayi.

"Ayo lagi lagi, mama pengen lagi sayang"

Benar saja, tak lama kemudian perutku di tendang, kali ini lebih kuat. Membuatku tersenyum sendiri. Aku menoleh ke arah kak Shane.

"Kak Sha..." panggilku terpotong, aku baru ingat jika kak Shane sedang marah. Aku ingin sekali menunjukkannya pada kak Shane.

"Eh hehehe" perutku di tendangnya lagi.

"Aduh dedek bayi, mama tahu kamu laper ya, iya ya? Yaudah yuk kita ke bawah makan ya"

Mungkin dedek bayi merasa lapar karena aku belum makan dari tadi sore. Aku beranjak turun perlahan dari ranjang dan menuju dapur.

"Sayang mau makan apa kamu?" gumamku sambil membuka tudung saji yang ada di meja makan. Melihat makanan sisa makan malam, aku sama sekali tidak tertarik untuk memakannya. Aku ingin makan yang lain.

"Dedek bayi kita makan apa ya? Kita masak aja yuk, lihat ada bahan apa ya di kulkas" aku membuka kulkas dan menemukan beberapa bahan.

Bikin apa ya?

"Dek kayaknya mama pengen bubur ayam deh, temenin mama bikin, kita coba masak sendiri pakek bahan seadanya, oke? Dedek siap kan?"

Aku terus saja mengobrol dengan perutku. Karena saat ini hanya bayi yang di dalam perutku lah yang bisa di ajak berkomunikasi. Semua penghuni rumah sudah tidur di jam ini.

Aku mulai menyiapkan bahan mulai dari beras, ayam, wortel, daun bawang, serta bumbu- bumbu.

"Nih dek kata mbah google sih kita rebus dulu berasnya, habis itu kita aduk aduk deh sampai halus merekah"

Aku merebus air dan memasukkan beras lalu mengaduknya perlahan sampai halus seperti bubur.

"Habis itu kita masukin wortel sama tumisan ayam cincangnya dek, kalo masak di temenin dedek pasti enak deh"

Aku fokus pada bubur yang sedang ku masak. Sebenarnya aku belum pernah masak bubur, ini adalah kali pertama aku mencobanya. Beberapa kali dedek bayi menendang perutku, sepertinya dia sudah tidak sabar mencicipi masakan mamanya.

Akhirnya setelah lama berkutat dengan panci dan kompor gas, bubur ayam ala Ocha sudah jadi.

"Yeay bubur ayamnya udah jadi, tinggal kita tambahin kecap asin, bawang goreng, irisan seledri dan daun bawang, lalu di tambah bubuk kaldu sedikit deh. Yuk kita makan dek"

Aku menaruh semangkuk bubur ayam di meja makan. Lalu aku mengambil buah di kulkas. Sambil menunggu buburnya dingin. Aku duduk dan sibuk memotong buah apel.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now