Modus

11.2K 566 145
                                    

Melihat kak Shane yang hanya duduk duduk saja sedari tadi di ruang keluarga, aku menjadi sedikit bingung. Ku hampiri dia dan duduk di sampingnya, mungkin ada yang sedang mengganggu pikirannya.

"Hei" sapaku sambil menyandarkan kepalaku pada bahu kak Shane.

"Eh kamu sayang"

"Ngapain? Ngelamun?"

"Enggak, dedek bayi udah tidur?"

"Udah baru aja"

Kak Shane kembali diam, sebenarnya apa yang sedang di pikirkan olehnya. Aku sangat penasaran. Aku tegakkan kepalaku, ku tengok kak Shane dan ku perhatikan dalam dalam, hingga membuat Kak Shane menoleh.

"Sayang, lihatin aku nya sampe gitu banget? Aku tambah ganteng yak?"

"Kamu aneh"

"Aneh?"

"Iya"

"Loh kok Aneh?"

"Kamu lagi mikirin apa?"

"Gak mikirin apa- apa"

Tumben sekali kak Shane tidak mau cerita, biasanya dia akan cerita tanpa aku meminta.

"Peluk boleh kan?" tanyaku sambil bergelayut di lengan kak Shane.

"Gak boleh, gimana dong?"

"Yah kamu" rengekku manja.

"Kamu mah lucu, gakusah bilang tinggal peluk aja haha"

Langsung saja aku memeluk badan Kak Shane dari samping, selalu hangat rasanya jika berada di dalam pelukannya seperti ini. Jemari kak Shane mengelus bahuku pelan.

"Kalo waktu SMA aku gak ketemu kamu, aku nikah sama siapa ya?" ujarku berandai tiba- tiba.

"Sama orang gila kalik"

"Ishh, gakpapa sih kalo orang gilanya kamu kak haha"

"Mau keluar?" tawarnya.

"Hah?"

"Mumpung belum malem banget, dedek kuki juga udah tidur kan"

"Kemana?"

"Jalan- jalan, pakek motor"

"Hm?"

Aku berpikir sejenak, aku tidak tega meninggalkan dedek kuki sendirian. Bagaimana jika dia tiba- tiba bangun, siapa yang akan mengurusnya.

"Nanti kita suruh mama tidur di kamar kita buat jagain dedek" ujar Kak Shane seakan dia bisa membaca pikiranku.

"Kasihan mama"

"Gakpapa sekali ini aja, aku lagi pengen sayang"

"Kamu kangen aku?" aku mulai menahan senyumku, entah mengapa aku menjadi malu.

"Iya"

"Kan tiap hari juga ketemu di rumah kak Shane"

"Kamu sama dedek bayi terus" kini bibir kak Shane sudah mengerucut seperti mulut bebek.

Lucu sekali jika tingkah Kak Shane yang seperti ini muncul. Ingin sekali aku mengodanya lagi.

"Ciee cemburu sama anak sendiri" kataku sambil menoel dagu kak Shane.

Dia tidak menjawab lagi, malah bibirnya kini tambah maju ke depan. Ingin ku cubit rasanya. Jika lama- lama di perhatikan sepertinya dedek kuki memang mirip dengan papanya.

"Oekkkk oekkkk oekkkk" benar saja padahal aku belum juga keluar rumah, ternyata dedek kuki sudah menangis.

"Aduh sebentar kak, dedeknya nangis"

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now