Extra Part 3

10K 479 168
                                    

Aku sedang berada di kamar siang ini, baru saja aku meletakkan dedek kuki di box bayinya. Ku elus perlahan- lahan keningnya agar dia benar- benar terlelap. Aku juga ingin tidur setelah ini, aku sangat lelah.

"Mamaaaaaa" tak lama Airin masuk merengek memanggilku.

"Ada apa Airin?"

"Mama, Ailin mau teyuy"

"Loh bukannya tadi udah makan sama oma?"

Airin menggeleng pelan.

"Yaudah yuk minta goreng telur sama bibi yuk"

"Ndak mau, maunya digoyeng cama mama"

Aku diam sejenak dan menghela napas, aku benar- benar lelah hari ini.

"Ailin mau teyuy, ayo ma, ayo" kini Airin menarik- narik bajuku.

"Iya sebentar Airin, mama benerin selimut dedek bentar ya"

"Ya ya ya"

Akhirnya aku turun ke dapur bersama Airin, aku menyiapkan wajan dan tentunya mengambil telur.

"Mamaaa Ailin yapey huhuhu" rengek Airin yang sudah duduk di meja makan.

"Airin gak boleh nangis, ini kan baru digorengin sama mama"

"Yaya hikss"

Setelah siap, aku mengambil piring dan meletakkan telur ceplok di atas piring dengan sedikit nasi.

"Airin, telurnya udah siap nih" seruku sambil duduk di samping Airin.

"Hehehe yapey"

"Sini mama suapin"

"Yaya"

Aku tersenyum melihat Airin mengunyah sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Ma.. ma.., pa.. pa" kata Airin masih dalam keadaan mengunyah.

"Airin! Di kunyah dulu baru bicara!" peringatku, membuat Airin menunduk merasa bersalah.

"Maafin Ailin"

"Hehehe iya cantik, jangan di ulangin ya" aku mengusap lembut pipi Airin.

"Ma, tu tu ada Papa" tunjuk Airin ke arah belakangku.

"Hee?" segera aku menoleh ke belakang. Benar kak Shane sudah berdiri di belakangku.

Cup, kak Shane mengecup pipiku tepat saat aku menoleh ke arahnya.

"Kak Shane? Udah pulang?"

"Udah hehe" jawabnya sambil cengar- cengir. Aku sedikit tak percaya siang- siang begini kak Shane sudah pulang.

Tumben-batinku

"Aaaaaa Ailin mau, Ailin mau cium pipi juga. Pengen kayak mama, papa ciniii" Airin merengek sambil menunjuk kedua pipinya.

"Hehehe sini sini" kak Shane terkekeh melihat tingkah Airin lalu menghampirinya lantas mencium kedua pipi Airin. Setelahnya kak Shane mengangkat Airin lalu mengambil alih kursi Airin. Kini Airin berada di pangkuan kak Shane.

"Papa mau teyuy?" tawar Airin sambil menunjuk telur ceplok yang ada di atas piring yang ku pegang.

"Boleh" kak Shane mengiyakan.

"Mama, papa mau teyuy"

"Iya iya, ini mama suapin"

Akhirnya aku menyuapi kak Shane, aku menatapnya penuh selidik saat kak Shane mengunyah makanannya. Aku masih penasaran kenapa kak Shane pulang lebih awal.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now