Maaf

13.3K 668 186
                                    


Aku masih saja terfokus pada pesan dari kak Shane yang baru saja ku terima. Seharusnya aku senang tapi entah kenapa hatiku rasanya gelisah seperti ini.

Kak Shane

Tunggu aku di rumah nanti malam, aku akan membawa mama dan papa.

Aku terpikir tentang keadaan Viona, apakah ini waktu yang pas untuk kak Shane melamarku. Viona sedang bersedih, dia sedang terguncang. Bagaimana dengan perasaannya jika melihat kak Shane melamarku, pasti itu akan sangat sakit. Aku tahu jika Viona juga sangat mencintai kak Shane.

"Woy ngelamun aja lo Cha."

"Eh Roy." Kataku dengan suara lemah.

"Lemes banget sih lo, udah yuk makan."

"Hmm iya." Aku bangkit dari dudukku, ku ikuti Roy yang sudah berjalan lebih dulu.

Aku berjalan sambil menundukkan kepalaku. Hari ini aku merasa lemas sekali, kepalaku juga agak pusing. Mungkin karena kejadian tadi malam, atau mungkin juga karena banyak pikiran.

DUKKKKKK

"Awwww, Roy." Tak sengaja aku menabrak Roy yang tiba- tiba berhenti berjalan.

"Makanya kalo jalan tuh lihat depan Cha."

"Iya." Aku berlalu meninggalkan Roy dan melanjutkan jalanku.

"Eittss lo kenapa sih Cha? Lagi banyak pikiran ya?" Roy menyusulku dan berjalan di sampingku.

"Enggak kok."

Makanan siang ini terlihat sangat lezat tapi aku hanya memandanginya sejak tadi. Lain halnya dengan Roy, separuh makananya sudah hilang entah kemana. Cepat sekali dia makan.

"Cha, mana bisa habis tuh nasi kalo lo lihatin mulu."

"Hmm."

"Lo gimana sih? Makan tuh."

"Iya."

"Iya iya aja dari tadi, makan dong."

"Em."

Bukannya memagang sendok, kini kedua sikuku ku tumpukan pada meja dengan tangan yang menangkup wajahku. Rasanya aku sangat malas sekali, ku pejamkan mataku.

"Maaf apakah saya bisa berbicara dengan Ocha." Tiba- tiba seseorang menyebut namaku, sontak aku membuka mataku. Betapa terkejutnya saat papa kak Shane berada di depanku.

"Oh iya silahkan bapak." Roy pergi meninggalkanku.

"Om?"

"Iya Ocha, ini Om, ada yang mau Om bicarakan sama kamu."

"Iya Om?"

"Saya dengar Shane akan melamarmu malam nanti." Aku mengangguk mendengar perkataan Om Satria, papa kak Shane.

"Di dunia ini cinta bisa menyatukan seseorang tapi kadang juga bisa memisahkan seseorang. Banyak orang yang berkorban demi cinta dan kebahagiaan orang lain."

"Ya."

"Om tahu hubungan kalian sudah lama terjalin, kalian menyukai satu sama lain. Bukanlah hal sulit untuk menyatukan kalian berdua karena memang kalian saling cinta. Tapi, om juga tahu akan ada orang yang tersakiti, mungkin kau juga tahu siapa orangnya bukan?"

"Hmm." Aku tidak tahu harus berkata apa, perasaanku tidak enak.

"Nak Ocha..dia ingin bicara sedikit kepadamu nak."

"Hmm?" Aku menaikkan kedua alisku.

"Ohiya nak Ocha, Cinta itu tidak selamanya harus memiliki." Setelah mengatakannya om Satria pergi meninggalkanku.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now