Jangan Manja Lagi

11.8K 596 141
                                    

Hari sudah siang tapi kak Shane masih belum bangun dari tidurnya. Sehabis sarapan dia tidur lagi mungkin badannya masih sakit karena kecelakaan kemarin.

"Kak Shane..kak Shane.. kok bisa sih kamu kecelakaan gini?" gumamku.

"Dokter Mila cantik ya kak Shane? Tapi masih cantikan aku kan kak? Iya kan sayang? Kamu ngobrol apa aja sih sama dia di sana? Maafin istri kamu yang cemburuan ini ya" aku bermonolog sendiri melihat kak Shane yang tidur di sampingku duduk.

Aku masih memandanginya, kasihan sekali kak Shane. Sesekali aku mengusap kening kak Shane yang masih di perban. Sepertinya perban kak Shane perlu di ganti.

Kak Shane bilang obat dan perbannya tertinggal di hotel. Aku pun turun dan mencari kotak P3K. Di dalam kotak ada obat merah dan juga pembersih luka, tapi sayangnya perbannya tidak ada.

Karenanya aku memutuskan untuk keluar sebentar membeli perban. Jadilah aku memesan ojek online. Sebenarnya aku ingin meminta antar Mang Urip, tapi ternyata Mang Urip sedang mengantar Mama Gina pergi.

***

Aku sudah selesai membeli perban, sekarang saatnya untuk pulang. Aku menunggu ojek online di depan apotek. Tiba- tiba kakiku rasanya lemas dan pegal, aku tidak kuat berdiri lagi. Lalu ku lihat kursi kosong di pojok apotek, dengan sisa tenagaku aku berjalan dan duduk di sana.

"Aww, kenapa pegel banget gini sih ya?"

Pinggangku juga terasa pegal sekali, mungkin karena perutku yang sudah semakin besar. Mungkin juga karena aku terlalu lama berdiri tadi.

Seorang driver ojek online membuka helmnya dan bertanya kepadaku.

"Maaf dengan mbak Ocha ya?"

"Ah iya pak" aku masih duduk.

"Mari mbak"

"Pak, saya boleh minta tolong?"

"Bagaimana mbak?"

"Tolong ya pak bantu saya berdiri, kaki saya masih lemas"

"Baik mbak, tunggu sebentar"

Lalu driver ojek online itu datang menghampiriku dan membantuku berjalan.

15 menit kemudian

Setelah 15 menit perjalanan berlalu, akhirnya sampai juga di rumah. Aku turun perlahan sambil memegang bahu driver itu.

"Mbak? Perlu saya bantu jalan masuk ke rumahnya?" tanya driver tersebut.

"Gakusah pak bisa sendiri kok, udah agak mendingan, makasih ya pak"

"Iya sama- sama mbak, maaf ya mbak sebelumnya, tapi besok besok mending di suruh nganter aja kalo keluar keluar mbak, mbak kan lagi hamil"

"Iya pak, suami saya lagi sakit"

"Yasudah, permisi mbak"

Aku berjalan perlahan dari gerbang menuju pintu depan. Satu tanganku menenteng kantong plastik yang berisi perban. Dan tanganku yang satunya menahan pinggangku yang terasa pegal.

"Loh itu mobil siapa ya?" gumamku pelan saat melihat mobil terparkir di halaman.

Jalanku menjadi lambat sekali, aku juga tidak tahu kenapa tiba- tiba menjadi seperti ini.

Siapa itu?

Ada seseorang yang sedang duduk di meja makan. Dia tidak sendiri ada kak Shane dan Mama Gina yang menemaninya. Mereka bertiga sedang makan siang.

"Sayang, sini deh" panggil Kak Shane.

"Iya sebentar"

Aku duduk di samping kak Shane. Ada seorang perempuan cantik di hadapanku saat ini. Entah siapa aku tak tahu.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now