Extra Part 9

9.6K 425 111
                                    

Pagi itu aku merasakan haus sekali. Aku lihat ke samping, kak Shane masih tertidur pulas. Aku pikir sudah jam 5 tapi ternyata masih jam 2 pagi.

"Kak..." panggilku lemah, dengan masa hamil tua ini, aku sudah tidak bisa banyak bergerak. Sangat susah, aku benar- benar tidak lepas dari tempat tidur.

"Kak Shane.." panggilku lagi sambil mencoba menggerakkan tangan menepuk tangan kak Shane.

"Kak Shane, Ocha haus"

Akhirnya setelah beberapa saat kak Shane bangun, "kenapa sayang?"

"Haus kak"

"Astaga, kamu kringetan banget ini"

Kak Shane dengan cepat mengambil tisu di meja samping tempat tidur dan mengelap wajah dan leherku.

"Haus kak" lirihku.

"Iya iya sebentar"

Kak Shane turun dari ranjang dan segera mengambil air minum untukku. Rasanya badanku pagi itu benar benar lemas lebih dari biasanya, tak nyaman sekali.

"Aawww" tiba- tiba saja aku merasakan perutku berkontraksi.

Sakit sekali rasanya, astaga aku sudah tidak kuat.

"AAARGHHHHHH KAK SHANEEEE"

"KAK SHANEEEE SAKIT" teriakku sekuat tenaga.

"Kak Shane, sakit..." suaraku semakin lirih.

Aku benar benar sudah tidak tahan, keringat kurasakan mengalir di pelipisku.

"Sakit.... hikss hikss"

"Kak Shane... hikss sakit kak"

Ku lihat kak Shane di ambang pintu kaget, dengan cepat mendekatiku.

"Kak Shane... aku gak kuat"

"Sayang, jangan ngomong kayak gitu, kamu harus kuat, demi bayi kita, aku panggil ambulance sekarang yaa"

Kak Shane memanggil ambulance, aku terus menggengam tangan kak Shane, napasku sudah tidak teratur.

"Astaga sayang, keluar darah" ujar kak Shane.

"Kak, Ocha.., ocha minta maaf yah"

"Sayang kamu ngomong apaan sih, sebentar lagi ambulance datang, aku panggil mama sebentar"

Aku benar- benar sudah tidak tahan, aku sudah tidak bisa berbuat apa- apa. Kak Shane dan mama terus menenangkanku. Dan tak lama kemudian ambulance datang.

"Ocha, yang sabar nak" ujar Mama Gina.

Kak Shane terus menggengam tanganku dan menjaga kesadaranku di dalam ambulance.

"Sayang jangan tutup mata kamu, lihat aku terus, oke?" ujarnya sambil mengelus dahiku.

"Sakit...hikss hikss"

"Sabar sayang sebentar lagi kita sampai, cubit aja kalau sakit, kayak dulu"

Aku hanya menggelengkan kepalaku, aku sudah lemas, menggerakkan tangan pun sulit sekali.

"Kak..."

"Iya sayang? Kenapa?"

"O..ocha, sayang kak Shane, makasih udah jadi suami terbaik buat Ocha"

"Aku lebih sayang kamu, bertahanlah, aku bakal nemenin kamu terus"

"Nghh sakit hikkss"

Entah sudah berapa kali aku mengeluh sakit, tapi ini rasanya luar biasa sakit. Lebih sakit dibanding melahirkan dedek kuki.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now