8. Rahasia kalian aman

7.1K 347 34
                                    

Dea langsung pulang setelah menyetujui syarat kakel setannya itu, Dea berjalan memasuki rumahnya, otaknya mumet susah diajak kompromi plus badmood menguasai dirinya setelah memikirkan bagaimana nasibnya kedepannya. Dea berdiri didepan pintu tangannya sudah memgang gagang pintu siap membuka pintu.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarooookaaaaatuuu," ucap lantang Acep yang membuka pintu itu duluan membuat Dea kaget. Ternyata teman-temanya masih ada dirumahnya.

"Belom pada pulang?" tanya Dea.

"Belom, pengennya pulang dianterin kak Tiyo naik mobil, kapan lagi bisa dianterin cogan hehe," jawab Siska yang sedang berkumpul bersama yang lain di ruang tamu. Biasanya dirinya akan naik angkot setiap pulang sekolah. Siska memang bukan dari keluarga kurang mampu, keluarganya mampu memberikan fasilitas mewah seperti mobil, tapi Siska lebih suka hidup sederhana.

"Ngapain kalian? "

"Kita lagi nyombongin hasil ulangan kita dong, biar pada syirik hehe." jawab Daren bersemangat sambil mengangkat lembar jawabannya tinggi-tinggi terlihat dengan jelas nilai seratus disana begitupula dengan kertas jawaban Siska.

Dea yang melihat itu hanya memperlihatkan senyumannya, sudah tau betul jika jawaban itu hasil dari kecurangan yang berakibat fatal. Dea duduk disofa paling dekat dengan Riska. Dea tahu betul teman-temannya ini bisa masuk kelas favorite dengan bakat mereka dalam bidang masing-masing berbeda dengan dirinya yang memang pintar di bidang sains, Riska yang berbakat di bidang taekwondo, Siska di bidang permodelan, Dimas dibidang seni lukis, Daren dibidang basket dan Acep di bidang bola.

"Anjirr seratus!! Gak percaya gue pasti ini nolnya ditambahin kan!" sewot Acep tak terima melirik kertas jawaban Daren. Daren langsung menjauhkan kertas itu dari hadapan Acep, "Sirik aja lo, nyet!"

Dea menatap wajah Siska dan Daren bergantian, mereka bahagia banget, pikir Dea. Sudut bibir Dea tertarik. Kalau emang ini yang terbaik gue rela ngelakuin apapun buat kalian, batin Dea.

~•o•~

Dea menatap gedung sekolah didepannya, hembusan nafas keluar dari mulutnya. Ok gue siap! Gue pasti bisa! Batinnya.

Hari ini detik ini, Dea akan merubah kepribadiannya. Dari anak rajin belajar yang malas mencari masalah serta malas menjadi perhatian orang lain. Sekarang menjadi seperti orang yang haus akan perhatian orang lain.

"KAK FARGAN!! I LOVE YOU!!"

Semua orang melirik ke arah Dea, tatapan semua orang bingung. Jelas bingung, apalagi saat Dea berlari dari gerbang ke arah kumpulan anak Osis di tengah lapangan. Semua mata tertuju padanya bahkan yang ada dilantai atas pun melihat kearahnya. Belum cukup sampai disitu, mata semua orang melotot ketika Dea memberikan sebuah surat berwarna pink dengan stiker love ditengahnya ke arah Fargan.

Fargan yang sejak tadi sedang mengkoordinasikan anggotanya membalikkan badan karena teriakan seseorang. Mata Fargan menyorot pada tubuh gadis didepannya. Tidak menyangka kalau Dea akan sampai seperti ini. Secepat kilat surat dari tangan Dea berpindah ke tangannya dengan paksaan.

"I LOVE YOU," Dea membuat bentuk love dengan telunjuknya yang melukis diudara.

"I LOVE YOU TOO," balas Dea membalas perkataannya sendiri dengan suara Fargan yang iya buat-buat. Dea terkekeh lalu terseyum manis.

Untuk beberapa saat Fargan seperti tidak ada di raganya. Fargan diam seribu bahasa dengan wajah datar. Syok? Pasti! Dirinya syok melihat perbuatan gadis didepannya ini. Ditambah senyum Dea membuat dirinya-mmm terpaku mungkin, entahlah tapi Fargan suka senyum gadis itu. Walaupun dirinya tau itu hanya senyum paksaan.

Say You Love Me Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz